Pagi harinya Kysa terbangun dari tidurnya karena Kysa mendapatkan sebuah mimpi buruk yang baru dia alami lagi setelah beberapa hari ke belakang. Kysa masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berganti pakaian menjadi pakaian olahraga.
Setelah keluar dari kamar mandi, Kysa melihat ada sebuah bingkisan baru dan bouquet bunga di sebelahnya disertai 1 (satu) kartu ucapan yang sudah terlihat indah dari kejauhan.
Kysa menghampiri bingkisan itu dan segera membacanya. Namun setelah membaca kartu itu tubuh Kysa bergetar dan sedikit menangis. Rintihan ketakutan dialami oleh Kysa sambil tubuhnya yang lemas dan akhirnya terjatuh.
Tak lama kemudian datanglah Brian karena dia mendengar suara tangisan. Dibukalah pintu kamar Kysa dan terlihat Kysa yang terduduk lemas sambil menangis. Brian menghampiri Kysa dan dibantunya untuk berdiri.
Brian membawa Kysa duduk di atas kasurnya. Kysa masih menangis dan meminta tolong Brian untuk membawa bingkisan dan bouquet itu ke luar.
"Kak, tolong banget bawa bingkisan itu ke luar!"
Air mata Kysa masih ke luar dan Kysa masih merasa sangat ketakutan, namun Kysa harus menahan dirinya lalu menenangkan dirinya sendiri.
"De, udah tenang?"
Brian masuk ke kamar Kysa kembali setelah menaruh bingkisan itu ke tempat yang aman. Kysa memastikan kepada Brian bahwa dirinya saat ini sudah sedikit tenang dan menyuruh Brian untuk ke luar kamar, tidak lupa Kysa mengucapkan terima kasih pada Brian.
*****
Kebetulan hari ini adalah hari sabtu, Wisma Nusantara mengadakan pentas psikologi untuk anak-anak atau seluruh pasien di sana setelah senam bersama. Mereka semua telah bersiap memakai masker dan segera ke luar kamarnya masing-masing.
Sebelum berjalan ke lapangan, Dhiren mengetuk pintu kamar Kysa dengan pelan untuk berjalan bersama ke lapangan.
Tidak lama kemudian Kysa membuka pintu, dilihatlah Dhiren yang tersenyum lebar untuk menyapa Kysa sambil melambaikan tangannya. Terlihat mata Kysa yang sembab tetapi sudah terlihat berbeda seperti sebelumnya, Kysa sudah sangat tenang seperti tidak memikirkan hal itu kembali.
Dhiren terheran-heran melihat wajah Kysa yang sangat terlihat sembab, namun dia tidak berani untuk menanyakannya apabila hal itu adalah hal yang sensitif untuk dibicarakan.
"Cantik banget sih hari ini,"
Pembicaraan dimulai dari Dhiren yang sedikit menggoda Kysa. Dhiren bermaksud untuk menepis pertanyaan yang ada di otaknya dan sedang mempertanyakan sebab Kysa menangis.
"Hahaha apa sih kak, lagi jelek gini,"
Kysa terlihat salah tingkah, senyumnya perlahan-lahan muncul akibat Dhiren yang terus menggoda. Terlihat bahwa dirinya benar-benar telah melupakan kejadian tadi.
"Ah ngga, kamu selalu cantik di mata ku. Beneran deh."
Godaan godaan masih keluar dari mulut Dhiren. Ditambah lagi Dhiren berjalan mundur berhadapan dengan Kysa. Dhiren terus mengatakan bahwa Kysa cantik sambil memandang wajah Kysa.
Saat Dhiren tengah menggoda Kysa, Brian menyapa Dhiren. Brian memanggil untuk berbicara sebentar dengan Dhiren. Dhiren pun berjalan menghampiri Brian yang ada di depannya.
Namun saat itu juga Kysa melarang Brian untuk mengatakan kejadian tadi kepada Dhiren. Kysa menempelkan jari telunjuknya di bibirnya, memohon agar Brian tidak memberitahu kejadian tadi kepada Dhiren. Padahal Brian berniat meminta tolong Dhiren untuk menjaga Kysa dan menghiburnya dengan caranya.
"Semangat senamnya, bro!'
Brian melihat Kysa memohon seperti itu dan Dhiren sudah terlanjur ada di hadapannya. Akhirnya Brian melupakan permintaan itu dan berpura-pura menyemangati Dhiren.
"Yaelah apaan sih lu bang, ganggu aja."
Ejek Dhiren sambil berjalan meninggalkan Brian tanpa pamit dan menghampiri Kysa yang ada di belakangnya untuk melanjutkan perjalanan mereka berdua menuju ke lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nineteen-19 [COMPLETED]
أدب المراهقينDhiren Shankara Qeis dan Kysa Mannaf remaja yang tengah menjalani isolasi di salah satu Wisma khusus untuk masyarakat yang terkena virus covid-19. Di tengah pandemi dan isolasi tersebut terjalin hubungan antara kedua pasien. Cinta mereka terhalang...