Sinar mentari pagi mulai menampakkan sinarnya sampai menembus sela sela cendelaku sehingga membuat tidur nyenyakku terganggu. Dengan sangat malas akhirnya aku membuka mataku,pergi ke kamar mandi untuk membasahi diriku dengan air hangat. Lagi-lagi aku harus pergi ke sekolah di pagi hari. Asal kalian tahu aku sangat benci sekolah. Ohh its sucks.
Oh ya sebelumnya aku ingin menjelaskan tentang kejadian saat aku pingsan beberapa bulan yang lalu. Yap im alright, dont worry to this cutest girl. dokter berkata bahwa aku hanya terlalu capek dan jarang makan, itulah kenapa energiku hilang. Dan aku juga harus dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Sudah cukup tiga hari saja, itupun aku harus merengek-rengek sambil garuk-garuk dinding *lebay ke orang tuaku supaya aku cepat pulang. aku paling benci bau dan makanan rumah sakit. ew . Dan katanya dad-ku ketika aku pertama kali bangun dan mengucap nama Zayn, dad berkata bahwa Zayn harus berangkat ke Amerika. Semula aku berfikir apa sebegitu bencinya Zayn denganku sampai-sampai dia menghiraukan aku? Sakit dan nyesek.. ughh Tapi aku salah jika berfikiran tentang itu, karena mom dan dad berkata padaku bahwa waktu itu Zayn sangat dan amat panik melihatku yang berada di gendongan dad, bahkan dad sempat melihat Zayn mengeluarkan cairan beningnya yang bersarang di matanya yang indah itu. Seulas senyum terukir di bibirku saat mengingat dad dan mom berkata seperti itu padaku.
"Morning all!!!" Sapaku senang ke semua anggota keluargaku-without Zayn yang sudah berada di ruang makan. urgh kurasa aku kesiangan.
"Morning Sweety" Jawab dan mom bersamaan. Aku segera mengambil tempat duduk di sebelah kiri Doniya dan disebelah Kanan Safaa lalu segera kuambil roti selaiku
"Um Wals kamu sebentar lagi akan lulus SMP bukan?" Tanya mom disela-sela makan pagi kita dan aku hanya menganggukkan kepalaku pertanda jawaban.
"So mom dan dad sudah memutuskan bahwa kamu akan melanjutkan sekolah SMA kamu di London" Ucap mom dengan senyuman yang terlihat senang..
Uhukk uhukk uhukk.. Aku tersedak roti isiku sambil memukul-mukul dadaku kecil.
"Kau ini. cepat minum" Perintah kakakku, Doniya sambil memberikan susu putih padaku dan segera aku meminumnya dengan cepat. Kurasa telingaku sedikit bermasalah. apa tadi mom benar benar berkata London?
"London?" Tanyaku memastikan
"Yeah.. do you like it?" Tanya mom antusias
"Apa kita semua akan pindah ke London? bagaimana dengan Safaa dan Doniya dengan sekolahnya?"
"No honey, just you. Kita semua ingin kamu menempuh pendidikan yang terbaik" Ucap dadku dengan bijaksananya.
"Huh? so aku dibiarkan hidup sendiri di sana? Tanyaku atau lebih tepatnya introgasiku.
"Hahaha Wali-Wali kau memang bodoh. Kan ada Zayn di sana" Muncullah suara itu. siapa lagi kalau bukan suara Doniya yang berani mengatakan aku bodoh? selain Zayn sih.
"Hey.! aku tidak bodoh" Ucapku sinis."Z-Zayn?" Tanyaku lagi.
"Ya sweety Zayn.dia juga mau kamu tinggal disana bersamanya, dia sudah mengizinkan kamu tinggal bersamanya"
"tapi dad, dad dan mom tahukan kalau Zayn pasti sangat sibuk, aku gamau merepotkan Zayn. aku juga bisa sekolah disini dad, tak perlu jauh-jauh ke London" Tolakku, sebenarnya aku senang sekali dengan keputusan mereka tapi mengingat Zayn dan aku belum juga berbicara seperti dulu lagi, Zayn masih dingin padaku walaupun sejak kejadian aku sakit itu.
"Kita ingin yang terbaik untuk kamu sweety, jangan menyia-nyiakan kesempatan ini" Ucap dadku
"But dad-"
"There is no but Waliyha Azad Malik" Ucap dadku. ah sial kenapa sih harus memakai nama panjangku segala? kalau dad sudah memanggilku dengan nama panjangku, itu tandanya keputusannya sudah tak bisa di ubah lagi.