Sakit..
Itulah yang aku rasakan saat ini. Bukan.. bukan karena virus diotakku bereaksi kembali, tapi karena aku melihat dan mendengar atau membaca semua berita yang hanya menggosipkan tentang kakakku. Yap bukannya aku cemburu atau apa., Aku bersyukur sekali malahan...Tapi alasan yang lain adalah...Zayn dulu lebih sering menelfonku dan menanyakan kabarku ketika aku baru saja pulang dari rumah sakit sampai beberapa hari kedepan. Namun sekarang? hampir setiap hari aku melihat berita yang memberitakan Zayn sering bercanda dan tertawa bersama kekasih barunya. Aku tidak tahu siapa dia, maksudku aku hanya tahu namanya dan karirnya, tidak mengenal secara mendalam melalui pribadi dirinya. Yah.. Apa aku bisa berkata Zayn sekarang telah berubah terhadapku? Dia sekarang hampir 1 minggu sekali menelfonku, itupun hanya 2 sampai 3 menit tidak lebih. Sakit?? Ya itulah yang kurasakan. Aku sudah mengatakan hal itu kepada kalian semua. Atau aku hanya terlalu berlebihan menanggapi hal ini? Ya atau mungkin aku terlalu berlebihan menanggapi ini, aku terlalu manja, dan aku terlalu ingin diperhatikan oleh Zayn. Aku tahu aku sangat egois.
Sudah sebulan lebih aku memulai aktivitasku kembali dan sudah sebulan kebih juga aku sering mendengar berita itu. Sebenarnya setiap ada waktu untuk skyping dengan Zayn, aku selalu ingin bertanya tentang sosok pribadi Perrie-yang kuketahui kekasih baru Zayn- namun aku singkirkan pikiran dan keinginan nomor satuku itu hanya dalam otakku, aku ingin Zayn sendirilah yang bercerita kepadaku tanpa aku bertanya siapa kekasihnya itu. Entah sampai kapan aku akan tetap menunggunya untuk menceritakannya.
"W A L I Y H A!!!!!" Aku tersentak terkejut mendengar suara seseorang yang keras tepat berada di telinga kananku. aku menatap cewek tersebut dengan tatapan hororku seperti bersiap untuk menerkamnya kapan saja. Sialan! Bisa terkontaminasi polusi suara aku.
"Kau ini! Aku sedari tadi ngoceh panjang lebar tapi kau hanya diam melamun tanpa mendengarkanku??" Geramnya sambil melipat kedua tangannya di dada. Aku terkekeh kecil dan menggosok pipiku yang sebenarnya tidak ada apa-apa. Walau bagaimanapun juga aku tidak akan pernah bisa marah padanya."Hehe maafkan aku Fizzy.. memang kamu tadi ngomong tentang apa?" Ucapku nyengir dengan suara sepolos mungkin. Dia memutar bola matanya dan mendengus.
"Tidak jadi" Sewotnya sambil memalingkan wajahnya dariku. Ah dia sangat kekanak-kanakan terkadang, just like Louis. Really Like Louis. Of course! Fizzy is his sister Waliyha Stupid Malik .
"Ohh maafkan aku Fizzy.. nanti pulang sekolah aku traktir kau di Starbucks deh.. gimana??" Rayuku sambil menaik turunkan alisku. Fizzy mengalihkan pandangannya lagi dariku dan memincing melihat ku dengan keseriusan mataku.
"Baiklah. 2 coffe vanilla latte untukku" Ucapnya.
"hah! banyak sekali. Uang bulananku menipis tahu!" gerutuku."Kau ini! punya kakak superstar tapi uangmu habis? minta dong! Yaudah kalau gitu gak jadi. Aku mau balik ke kelas dulu" Ucapnya dongkol
aku segera menarik tangannya untuk duduk kembali di bangku taman ini. Taman sekolah.Well sebenarnya uang bulananku masih banyak sih., bahkan ini merupakan uang sakuku yang terhitung selama 6 bulan ketika aku masih menjadi keluarga yang normal-tidak seperti sekarang, dan sekarang uang itu merupakan uang saku bulananku selama 1 bulan. Bisa kalian bayangkan bagaimana kalian menangangi uang sebanyak itu pada usia kalian yang masih menginjak remaja?"Ya ya ya baiklah.. Kau bisa mengambil apapun yang kau inginkan. Jadi kau tadi bicara apa? Duduklah dulu, ck! kau ini"
"Gitu dong!" Serunya heboh sambil tertawa lebar lalu kembali duduk
"Well aku tadi bercerita akan ada anak baru di sekolah kita yang katanya tampan luar biasa" Ceritanya yang hanya beberapa kata. Aku mendengarkan kelanjutannya dengan serius-karena aku tidak ingin menghabiskan uangku hanya untuk mentraktirnya. Namun setelah aku menunggu lama, dia tak kunjung juga membuka suaranya kembali. Merasa kuperhatikan dia menghadap ke arahku dengan menggunjingkan alisnya.