Chapter 18

530 44 25
                                    

*Liam Pov*

Sungguh aku dibuat pusing oleh satu-satunya mahkluk berjenis manusia yang memiliki wajah arab di hotel ini. Bagaimana tidak? dari tadi dia berjalan mondar-mandir tak jelas, kesana-kemari, naik-turun lift, dari kamar-ke kamar. Sebenarnya kasihan juga dia, dia berulang kali memohon kepada Lisa (Manajement 1D) untuk pulang ke London hanya untuk dua hari, atau setidaknya biarkan dia pulang hanya untuk menjenguk Waliyha, Namun dewi fortuna memang tidak berpidah kepadanya. Berulang kali dia memohon dan berulang kali juga dia ditolak, sampai-sampai dia menelfon Uncle Si, Namun bagaimana lagi? keputusan tidak dapat diganggu gugat. Hanya satu kata yang dapat kudeskripsikan untuknya saat ini. Frustasi . Bahkan diperjalanan balik ke hotel sesudah konser tadi, dia mengeluarkan sumpah serapahnya berulang kali, atau bahkan setiap menit dia sudah mengeluarkan sumpah serapahnya. Malahan tadi dia sempat berkata apabila terjadi sesuatu kepada Waliyha, yang notabennya adalah adik kesayangan Zayn, dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri. The Lads berulang kali membantu Zayn untuk tenang, berulang kali mencoba menghibur Zayn, dan berulang kali juga the boys mendapat sumpah serapah dari Zayn dan akibatnya beginilah sekarang. Kami semua saling terdiam di kamar hotel sambil menatap Zayn yang terus mengotak-atik handphonenya, entah apa yang dilakukannya.

Aku mengerti bagaimana perasaan Zayn sekarang, sangat mengerti. Karena aku juga memiliki saudara perempuan, aku pasti juga akan seperti itu apabila tidak mendapat kepastian yang jelas dari saudara perempuanku.Perasaan Zayn juga sama sepertiku ketika aku mengetahui bahwa kekasihku, Danielle jatuh sakit. Ya aku sudah tahu bagaimana perilaku Zayn kepada Waliyha. Dia sangat protektif terhadap adiknya. Dia terus berkutat dengan benda persegi panjang itu setiap malam, walaupun tadi dia sudah menelfon Waliyha, dan Waliyha berkata dia baik-baik saja dan sudah mendingan, namun entah apa yang difikirkannya,dia terus mencari berita tentang adiknya ,baik di jejaring media sosial atau melalui teman-temannya.

"Zayn sudahlah.. kamu harus tidur, besok kita ada konser lagi" Ucapku menenangkannya karena sejujurnya aku sudah frustasi melihat Zayn seperti ini, dan ini membunuhku karena posisiku yang sekarang satu kamar dengan Zayn.

"I can't Li" Entah sudah keberapa kalinya dia mengucap kata-kata itu sampai aku bisa menyimpulkan itu mantra baru Zayn. Dia hanya berucap 3 kata, 1 kalimat yang amat sangat pendek berulang kali. Sungguh membuatku sangat geram melihat kelakuannya. Maksudku, Hey! kau itu sudah besar, laki-laki pula.. Tolonglah selamatkan harkat dan martabat kaum lelaki dengan bertindak tenang dan cool. Aishh *mulai ngelantur*

"Just put your god damn phone and sleep" Ucapku naik satu oktaf dan merampas handphonenya, mendorong dadanya ke tempat tidur, mengantongi handphonenya di celanaku. Dia menatapku, lalu mendengus dan memutar kedua bola matanya.
"Dont rolled your eyes. That so not impolite!" Ucapku dengan geram. Dia menarik selimutnya, dan menghadap ke arah dinding dengan pasrah.

"fine" Jawabnya cuek.

Huahh akhirnya pekerjaan satuku telah usai. Sungguh, anggap aku teman yang tidak berperikemanusiaan dan berperikeadilan *eh kok malah pancasila?* tapi ini juga untuk kepentingan Zayn sendiri. aku tak mau besok Zayn menjadi seperti mayat hidup di atas panggung, setidaknya dia harus tenang terlebih dahulu. Okay sekarang waktunya untuk tidur.

*Pov End*

°

*Zayn Pov*

aku merasakan goncangan kecil pada tubuhku, tapi aku membiarkannya karena sejujurnya aku sangat capek. Baik itu capek fikiran, capek hati, dan capek fisik. Huaa this is life. Kalau tidak capek, enak dong hidupku. Mulus-mulus saja.

Lagi-lagi aku merasakan goncangan itu, ehh apa ada gempa ya? Ahh tapi gak mungkin lah, orang cuman tubuhku saja yang bergoncang, bukan seluruh kamar hotel. aku hanya menggeram merasakan itu. Sungguh aku akan tendang siapa saja itu yang berani menganggu tidur nyenyakku. Dan sekali lagi aku merasakan goncangan itu, namun kini bertambah kencang dengan teriakan seorang laki-laki. Okay ini bukan gempa. kesimpulan pertama yang dapat kuambil.

Sister (Zayn Malik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang