Bab 3

600 71 0
                                    

Di sebuah apartement mewah di kota Seoul.

"Breaking news hari ini. Aktris cantik Yoo Song Hwa yang sedang menaiki tangga popularitas karena drama terbarunya sekaligus pemenang penghargaan aktris terbaik tahun ini menggelar acara pertunangannya dengan pemilik saham terbesar MT Gruop Mr. Kim Kang Wo di sebuah hotel mewah ternama di Seoul. Ucapan selamat dari para penggemar pun membanjiri akun sosial media....... "

Praaaannnngggg.....

Sebuah asbak menghantam televisi yang sedang menyala tersebut sampai hancur.

"Berengsek! Dasar pelacur!!! " maki si pelaku pelemparan tersebut.

"Astaga, Jang Tae Young! Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila? " teriak seseorang yang tiba-tiba ada di dalam apartementnya.

Jang Tae Young menghempaskan tubuhnya ke sofa dengan wajah penuh amarah, lalu menggaruk kasar rambutnya.

"Ah, kau pasti sudah mendengar beritanya. Padahal aku datang ke sini untuk memberitahumu." ucap si pria yang baru datang yang kemudian duduk di sampingnya.

"Sialan, selama ini dia sudah membodohiku!" makinya lagi.

"Ya, kau memang bodoh! Aku sudah sering memberitahumu kalau wanita itu tidak benar-benar tulus, dia tidak lebih hanya seekor rubah licik penggali emas! Kau saja yang tidak pernah mau mempercayaiku. Cinta memang membuat pria jadi bodoh, bahkan pria sepertimu! Ckckck... "

"Yak, Lee Jae Hoon! Apa maksudmu dengan 'pria sepertiku'?" Tae Young mendelik.

"Ya, seperti kau ini! Maksudku seperti.... Tampan, mapan, baik hati, tidak sombong, sempurna!" jawab Jae Hoon tidak mau menjadi sasaran dari amukan Tae Young berikutnya.

Jawabannya mengundang tatapan sinis dari si pria yang sedang tersulut emosi tersebut.

Ya, sebenarnya tidak salah apa yang dikatakan Jae Hoon. Pria itu memang tampan dan mapan, tapi baik hati dan tidak sombong mungkin kita akan tahu setelah mengenalnya lebih dekat. (wkwkwk)

"Sudahlah, kawan! Seperti kata pepatah, selalu ada kebaikan bahkan di setiap musibah. Hal baiknya adalah kau terlepas dari wanita licik itu." ucap Jae Hoon sok bijak.

"Kau harus ada di posisiku dulu, baru kau akan tahu rasanya! Kebaikan pantatmu! " Tae Young menggeram.

"Baiklah, baiklah! Maafkan aku, tuan yang sedang patah hati. Sekarang ayo kita pergi bersenang-senang! Bagaimana dengan klub malam? Kita harus merayakannya, bukan?"

"Sialan kau, Lee Jae Hoon!!! "
.
.
.
.
.

Lampu yang berkerlap-kerlip dan suara musik yang tidak berhenti menggema seolah menjadi terapi tersendiri bagi jiwa-jiwa yang haus akan kesenangan dan penghiburan juga menjadi pengalihan mereka dari rasa penat setelah seharian bekerja atau dari beratnya beban kehidupan yang harus mereka tanggung.

Begitu juga dengan Tae Young, pria itu terlihat menikmati minumannya di meja bar bersama sang sepupu sekaligus sahabat baiknya, Lee Jae Hoon.

"Tae Young, aku harus keluar menerima telepon. Aku akan segera kembali, oh!"

Tae Young yang sedang menyesap minuman hanya mengangkat sebelah alisnya mengiyakan.

Sepeninggal Jae Hoon, ia sudah menghabiskan beberapa gelas minuman beralkohol dan sekarang ia sudah dalam kondisi mabuk.

"Wah, siapa yang kulihat ini? The Jang Tae Young? Aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di sini." sapa seorang pria bernama Choi Daniel yang diketahui sebagai rival Jang Tae Young di dunia bisnis.

"Apa kau baik-baik saja? Sepertinya kau sedikit mabuk." selidiknya.

"Pergilah, urus masalahmu sendiri!" Tae Young mencoba mengusir pria bermulut besar itu dari hadapannya.

"Apa kau datang sendirian? Oh ya, apa kabar dengan kekasihmu yang aktris itu? Siapa namanya aku sedikit lupa. Oh...aku sudah ingat, Yoo Song Hwa. Ke mana dia? Ku dengar hari ini dia bertunangan. Apa dia tidak mengundangmu? Astaga, Tae Young! Apa kau sudah dicampakan? Seorang Jang Tae Young benar-benar dicampakan?" ungkapnya dengan tawa mengejek.

"Aku bilang pergilah, Daniel! Aku tidak ingin membuat masalah hari ini! " Tae Young masih berusaha mengabaikan ejekan Daniel.

Tapi pria itu sama sekali tidak bergeming, dia malah dengan sengaja lebih mendekatkan kursi mereka dan membisikan sesuatu ke telinga Tae Young.

"Aku jadi meragukan kekuatan seksualmu, karena Song Hwa bahkan lebih memilih seorang pria tua bangka untuk dia nikahi. Hahaha... " tawa Daniel pecah.

Dan dalam waktu sepersekian detik tinju Tae Young mendarat diatas wajahnya tanpa aba-aba.

Daniel yang tanpa persiapan pun tak sempat mengelak sehingga tersungkur di lantai.

"Kau mempertanyakan kekuatanku, huh? Akan kutunjukan padamu! Ayo, brengsek! Bangun dan rasakan kekuatanku! "

Tae Young meraih kerah kemeja Daniel sebelum menghantamnya lagi.

Acara baku hantam di antara mereka berdua tidak bisa lagi dihindari dan membuat seluruh pengunjung klub menjadi gaduh.

Tae Young tidak ada hentinya menghujani tubuh pria itu dengan pukulan. Sungguh dia sudah menahan amarahnya sejak mendengar berita pertunangan wanita yang sebulan lalu mengakhiri hubungan mereka secara sepihak setelah 3 tahun berpacaran.

Perkataan Daniel seolah memicu kembali emosi Tae Young dan membuat amarah pria itu meningkat berkali-kali lipat. Dan malangnya

Choi Daniel si pria bermulut besar menjadi sasaran kemarahan Tae Young.

Daniel bukan tidak melawannya, dia juga beberapa kali berhasil melayangkan pukulan dan tinjunya tapi entah setan apa yang merasuki Tae Young, meskipun dalam keadaan mabuk tenaganya bahkan lebih kuat dari Daniel sampai akhirnya beberapa penjaga klub malam berhasil melerainya.

Tidak lama kemudian Jae Hoon muncul bak pahlawan kesiangan.

"Astaga, ada apa ini?" teriaknya.

"Pak, apakah anda datang bersama mereka? Seseorang harus membantu menyelesaikan masalah mereka atau kami akan memanggil polisi!" ungkap salah seorang petugas keamanan.

"Iya pak, kami bertiga bersahabat. Aku pikir ini hanya kesalahpahaman." Jae Hoon mencoba menjelaskan.

Dan kenapa Daniel mendadak jadi sahabatnya?

Kalau saja situasi tidak sekacau ini, ia pasti tidak akan pernah mau mengakui Daniel sebagai temannya apa lagi sebagai sahabat.

Tidak akan pernah!

Jae Hoon membopong Tae Young keluar dari Klub, sementara Daniel dibantu salah satu petugas keamanan.

Jae Hoon membawa Tae Young masuk ke dalam mobilnya lalu kembali menemui Daniel yang masih tergeletak di lantai depan bangunan klub.

"Yak, Choi Daniel! Kau bisa menyuruh pengacaramu untuk menghubungiku jika kau ingin menuntut ganti rugi atau apapun. Tapi sebaiknya kau memikirkannya lagi! Kau tahu maksudku, kan? " ada ancaman dibalik ucapan Jae Hoon.

Mereka tahu benar siapa yang akan lebih dirugikan jika masalah ini sampai ke jalur hukum. Choi Daniel dikenal sebagai pembuat onar dan pembisnis yang licik.

Dikenal sebagai pengacara ulung, Jae Hoon bisa dengan mudah mengumpulkan bukti kecurangan-kecurangan Daniel dan membalikan situasi.

Tak ada jawaban dari Daniel selain dengusan kekesalan, dan erangan menahan rasa sakit disekujur tubuhnya.

"Aku akan membantumu memanggil supir pengganti lalu kemudian pulanglah dengan aman, tuan Choi!" ucap Jae Hoon sedikit menekankan sebelum menuju mobilnya kembali.

Dan Daniel kalah telak!

A Pledge to The God (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang