Bab 44

956 82 33
                                    

Moon young dan Tae young akan menikah hari ini, akhirnya. Ini adalah akhir bahagia yang mereka impikan dan pantas mereka dapatkan.

Lima tahun terakhir adalah roller coaster tersulit yang Moon young lalui dalam hidupnya, kepedihan yang seolah tak berujung dan secara mental membawanya ke titik terendah dalam hidupnya.

Ia mulai terbiasa dengan kehidupan seperti itu, lebih tepatnya Moon young tidak punya pilihan lain.

Tapi ketika ia melihatnya sekarang, kehidupan menawarkan begitu banyak kebahagiaan. Ia kembali menemukan sesuatu dalam dirinya yang disebut cinta.

Apa yang dulunya menjadi badai yang menguras emosi, kini menjadi kenangan yang akan ia ingat kembali.
Untuk mengingat bahwa mungkin hidup terkadang harus dilewati seperti neraka, tapi cinta akan cukup untuk menyelamatkannya.

Karena cinta akan selalu ada di sana, mungkin sangat dalam di lubuk hatimu, di ruang tersembunyi terdalam, tapi cinta ada di sana. Dan yang harus kita lakukan hanyalah melihat.

.
.
.
.
.

Keduanya berada di dalam kamar pengantin dengan Da reum duduk di antara mereka.

Kebahagiaan terlihat dari wajah mereka, dengan tangan yang saling menggenggam.

"Moon young, aku sangat bahagia untuk kalian. Aku yakin kalian berdua akan menjalani kehidupan pernikahan yang indah. Dan kau terlihat sangat cantik." Da in berkata dengan senyum bahagia sambil memeluk wanita yang seharusnya menjadi menantunya.

"Terimakasih, bu." Moon young membalas pelukannya.

Kemudian Jang Tae ho mendekat.

"Apakah kalian sudah siap? Astaga menantuku sangat cantik. " kemudian ia melihat ke arah Tae Young, "Dan putraku tentu saja pengantin pria yang paling tampan yang pernah ada."

Tae young tersenyum malu-malu dengan apa yang dikatakan ayahnya.

"Pak, terimakasih.... Terimakasih telah menerima kami." ucap Moon young sambil merangkul Da reum.

"Oh Moon young sayangku, kau jangan membuatku malu. Tentu saja aku akan melakukan apa saja untuk melihat putraku bahagia. Dan aku tahu kebahagiaannya adalah bersamamu. Satu lagi, berhenti memanggilku 'pak'! Mulai sekarang panggil aku 'appa'."

"Baik, appa."

Mereka semua bertukar senyuman bahagia.

Kini giliran Moon ji seok yang memasuki ruangan, berjalan ke arahnya sambil tersenyum.

"Aku senang kau akhirnya bisa bahagia, Moon young. Aku sudah kehilangan putraku, tapi sebagai gantinya kini aku memiliki seorang putri."

"Terimakasih, pak." ucap Moon young penuh haru.

Kemudian Ji seok melihat ke arah Tae young dan menepuk punggungnya.

"Aku mempercayakan putri dan cucuku ke tanganmu sekarang. Aku yakin kau akan menjadi suami yang baik untuk Moon young juga ayah yang baik untuk Da reum. Moon young aku anggap sebagai putriku, otomatis kau adalah menantuku. Jadi, selamat datang di keluarga kami."

"Aku akan mencintai mereka dengan sepenuh hatiku. Mereka adalah segalanya bagiku. Anda jangan khawatir." dengan bersungguh-sungguh, Tae young berjanji.

.
.
.
.
.

Upacara pernikahan akan segera dimulai. Mereka hanya menunggu koordinator pernikahan memanggil nama mereka untuk memasuki aula.

"Kenapa mereka lama sekali?" Tae young bertanya dengan tidak sabar.

"Kita tunggu saja, sayang. Mungkin sebentar lagi." ucap Moon young mencoba menenangkan kecemasannya.

Lalu tiba-tiba koordinator pernikahan memasuki ruangan.

"Semua sudah siap. Sekarang kita bisa melakukan pawai pernikahannya." koordinator pernikahan segera memimpin mereka.

Hari ini adalah salah satu hari paling bahagia dalam hidup Tae Young. Menikahi Moon young bukan hanya sekedar mimpi yang menjadi kenyataan. Ia tidak pernah mengira hari ini akan datang dalam hidupnya, setelah apa yang ia lakukan pada wanita itu. Beruntung ia bisa memenangkan hatinya. Jika tidak, hidupnya akan sengsara selamanya.

Dan akhirnya mereka akan menjadi pasangan suami istri dalam beberapa menit.

Tae young meremas ringan tangan Moon young sebelum mengikuti koordinator untuk lebih dulu berdiri di altar

"Jangan gugup, oke!" ucapnya.

Moon young yang sedikit gugup hanya mengangguk sambil tersenyum.

Begitu pintu terbuka, semua orang di dalam berbalik dengan kagum menyaksikan pengantin wanita berjalan menyusuri karpet merah sepanjang jalan menuju altar dengan dituntun seorang anak lelaki yang tampan di sisinya.

Ya. Da reum yang bertugas menyerahkan langsung ibunya ke tangan Tae Young.

Mereka berjanji untuk saling mencintai seumur hidup mereka. Itu adalah janji yang akan mereka pastikan untuk ditepati selamanya.

Lalu, pendeta pun mengumumkan bahwa mereka telah resmi menjadi sepasang suami istri sekarang.

Dengan segera mereka berbagi ciuman pertama mereka sebagai suami dan istri di depan keluarga dan teman-teman mereka.

Semua orang dengan senang bersorak dan bertepuk tangan saat mereka menyaksikan dua hati menjadi satu.

Upacara pernikahan dan resepsi berjalan dengan lancar. Semua orang yang hadir tidak memiliki apa-apa selain harapan dan kebahagiaan untuk pengantin baru.

.
.
.
.
.
.




A Pledge to The God (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang