Bab 6

591 70 19
                                    

Hari ini di kantor Tae Young terlihat serius menatap layar laptopnya, sementara Jea Hoon duduk santai di sofa ruangan Tae Young sambil memainkan game di ponselnya.

"Apa kau tidak punya ruangan sendiri sampai kau terus tinggal di ruang kerjaku, tuan Lee?" sindir Tae Young karena fokusnya terus saja terpecah oleh suara uforia dan desahan kasar Jae Hoon saat bermain game.

"Aku bosan, Tae Young! "

"Sebagai pengacara perusahaan pertinya kau sangat senggang, apa pekerjaanmu sudah selesai atau kau hanya bermalas-malasan?" gerutunya.

"Kau jangan terlalu serius, Tae Young-ah! Bersantailah sedikit!"

"Keluarlah, aku akan mewawancarai arsitek baru sebentar lagi!" usir Tae Young."

"Wah, apa selain jadi CEO kau merangkap jadi HRD juga? " Jae Hoon belum mau berhenti mengganggunya.

"Ini untuk proyek Dubai, aku butuh seorang arsitek yang benar-benar memiliki kualifikasi, jadi aku sendiri yang akan mewawancainya. " ucap Tae Young kembali fokus ke laptopnya.

"Pria atau wanita? " tanya Jae Hoon antusias.

"Aku tidak tahu, Jae Hoon."

"Kau bilang tidak mau yang asal-asalan tapi kau bahkan tidak tahu dia seorang pria atau wanita. Apa kau tidak melihat CV nya?" protes Jae Hoon.

"Tidak ada CV. Juri yang merekomendasikannya dan aku memintanya langsung datang kemari." jawab Tae Young.

Pembicaraan mereka terhenti karena telepon di ruangan Tae Young berdering.

"Baiklah, suruh dia masuk. " ucap Tae Young pada sekertarisnya di saluran telepon.

Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu, dan Tae Young mempersilahkannya untuk masuk.

"Permisi. Selamat siang, pak. " sapa seorang wanita yang baru saja memasuki ruangan Tae Young.

Sosoknya yang cantik dan anggun juga suaranya yang dalam membuat mata Tae Young dan Jae Hoon tidak berkedip.

Sadar tidak ada yang membalas sapaannya, wanita itu menjadi canggung dan menyapa mereka sekali lagi.

"Maaf, pak! Selamat siang. "

Seketika fokus Tae Young kembali.

"Maaf, aku hanya tidak mengira kalau pelamarnya adalah seorang wanita. " ucap Tae Young kembali dengan mode berwibawa. Berbeda dengan Jae Hoon yang masih ternganga.

"Aah... " gumamnya masih canggung.

"Silahkan perkenalkan diri anda! Sebentar lagi jam makan siang, jadi waktu anda tidak banyak. " perintah Tae Young dengan wajah tegasnya.

"Oh, baik. Perkenalkan nama saya... "

"Ko Moon Young. Kau Ko Moon Young, kan? " potong Jae Hoon membuat perhatian kedua orang itu tertuju kepadanya.

"Bagaimana anda bisa tahu? Maaf, maksud saya apa anda mengenal saya? " tanya Moon Young heran.

"Aku Lee Jae Hoon, apa kau lupa?"

Dahi Moon Young mengernyit berusaha mengingat.

"Gereja Santa Maria, sekolah minggu?" terang Jae Hoon lagi.

"Lee Jae Hoon? Jae Hoon oppa! "seru Moon Young senang bisa mengingat siapa pria di depannya.

"Syukurlah akhirnya kau ingat! " ujar Jae Hoon penuh kelegaan.

"Maaf, itu sudah sangat lama dan penampilanmu juga sedikit berubah, oppa. "

Betapa wajah Jae Hoon berseri-seri saat mendengar Moon Young memanggilnya 'oppa'.

A Pledge to The God (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang