Bab 24

682 76 11
                                    

Setelah malam tanpa tidur, pagi ini Tae Young mencoba mengalihkan pikirannya dengan membaca buku saat Sun Deok menyiapkan sarapan untuknya.

"Ahjuma, apa ayahku menelepon?" tanya pria itu.

"Tidak. Dia tidak menelepon? Ada apa, tuan?"

"Tidak. Tidak ada apa-apa."

"Oh ya, kemarin dia ke sini. Dan menanyakan padaku apa kau mempunyai kekasih."

"Lalu kau jawab apa?"

"Aku jawab saja kalau aku tidak tahu."

"Kenapa menjawab seperti itu? Jawab saja aku memilikinya. "

"Wah, apa itu artinya kau memang sedang berkencan dengan seseorang?"

"Sebenarnya aku menyukai seseorang, tapi sepertinya dia perlu waktu untuk bisa menerimaku."

"Sepertinya dia wanita yang sulit."

"Sulit bukan kata yang tepat. Aku sudah menyakitinya, aku berharap dia akan memaafkanku suatu hari nanti." Tae Young menghela nafas pasrah.

"Sepertinya hari ini kau sedang tidak bersemangat."

"Tidak. Bukan begitu." Tae young menyeruput tehnya.

"Wajahmu menunjukan kalau kau kurang tidur semalam. Apa kau bermimpi buruk?"

"Hmm, hanya mimpi buruk." ucapnya.

"Tapi kata orang, jika kita bermimpi buruk maka yang akan terjadi adalah sebaliknya. Jangan sedih, tuan Jang! Pagi hari akan tiba."

"Ada malam-malam yang sangat gelap, seakan matahari tidak akan terbit."

"Tidak mungkin, tuan. Matahari akan selalu terbit. Kalau tidak, bagaimana kita bisa hidup? Hanya perlu kesabaran."

"Kau benar. Hanya bersabar satu-satunya jalan. Aku akan menanti sampai matahari terbit."

.
.
.
.
.

Tae Young sampai di kantornya. Sebelum masuk, ia menyapa Yeong Won yang sibuk dengan laptonya tanpa menyadari kehadiran Tae Young.

"Selamat pagi. Apa yang sedang kau kerjakan sepagi ini, Yeong Won?"

"Selamat pagi, tuan. Maaf, aku tidak menyadari anda sudah datang. Aku sedang meng-copy rekaman video saat malam pesta tahun baru. Dan akan mengirimnya ke situs perusahaan agar semua karyawan bisa menontonnya."

Tae Young mengangguk-angguk sebagai tanggapan.

"Apa jadwal kita hari ini?"

"Rapat dengan perusahaan Felix jam 2."

"Semua sudah tahu, kan?"

"Iya tuan. Tapi nona Ko tidak akan hadir."

"Kenapa?" tanya Tae Young.

"Pengasuh anaknya sedang sakit. Dia bilang tidak bisa masuk kerja hari ini."

"Hmmm" gumamnya.

"Mau aku bawakan kopi?"

"Silahkan."

Tanpa menunggu, Tae Young menggulir layar ponselnya hendak menelepon Moon Young.

"Hallo, tuan Jang."

"Hallo, Moon young. Maaf, aku dengar Min Ji sedang sakit. Apa itu benar?"

"Iya, itu benar."

"Semoga sakitnya tidak parah."

"Semoga saja tidak. Dia hanya demam."

"Apa ada yang bisa kubantu?"

"Tidak. Biar aku yang mengurusnya. Tapi aku tidak bisa ikut rapat, sekarang aku sedang di rumah sakit mengantarnya untuk diperiksa."

A Pledge to The God (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang