Bab 20

848 87 26
                                    

"Ko Moon Young, maukah kau menikah denganku?"

Satu kalimat yang membuat Moon Young tersentak.

Sungguh ia tidak pernah membayangkan kata-kata itu akan keluar dari bibir seorang Jang Tae Young.

Dulu saat Gang Tae melamarnya, ribuan kupu-kupu seolah berterbangan di dalam perutnya. Ia merasakan jantungnya seakan ingin melompat.

Tapi kali ini ketika Tae Young yang mengatakannya, entah kenapa pikirannya seolah tersesat.

Mereka baru mengenal beberapa bulan yang lalu dan selama itu pula mereka tidak pernah menunjukan adanya ketertarikan pada satu sama lain. Hubungan mereka hanya sebatas hubungan profesional, tidak lebih.

Tapi setelah insiden malam itu, hubungan mereka semakin tidak jelas. Daripada hubungan seorang atasan dan bawahan, hubungan mereka lebih seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar.

Jadi, kenapa Moon young belum menjawab lamaran Tae Young?

Apa ia benar-benar ingin memberikan pria itu kesempatan?

Moon Young pun tidak medapatkan jawabannya. Alih-alih langsung menolak tegas lamaran itu, ia malah membiarkannya menggantung.

Jika pada akhirnya jawabannya tetap 'tidak' kenapa ia membuang-buang waktunya?

Ia tahu jika pria itu cukup gigih. Tae Young tidak akan berhenti hanya karena ia mengatakan 'tidak'. Jadi Moon young hanya ingin melihat seberapa keras kepala pria itu.

Ini baru beberapa minggu setelah mereka menghabiskan malam bersama, tapi Tae Young sudah dengan yakin menyatakan perasaannya.

Apa pria itu benar-benar mencintainya atau hanya karena rasa bersalahnya?

Moon Young mencoba mengabaikannya, tapi pertanyaan itu terus berputar-putar di otaknya.

.
.
.
.
.

Pagi hari di JL Holding.

Moon Young dan Juri sedang berbincang sambil menikmati kopi di ruangan mereka. Mereka sudah tampak akur kembali.

Ya, kemarin bukan pertama kalinya mereka berdebat tentang sesuatu. Tapi setelah sama-sama menenangkan diri, mereka akan segera meminta maaf pada satu sama lain, lalu kembali saling menempel.

"Aku bisa mencium aroma kopi dari ruanganku. Apa kalian sedang menikmati kopi hazelnut?" ujar Tae Young yang tiba-tiba muncul dari arah pintu yang terbuka.

"Selamat pagi, tuan Jang! Apa anda mau duduk?" tanya Juri bangkit dari kursinya.

"Tidak perlu." jawab pria itu.

"Tapi apa anda ingin secangkir kopi?" Juri menawarkan.

"Iya, tentu saja!"

Juri pun segera membuatkan kopi untuknya

"Selamat pagi." sapa Moon Young dengan senyuman tipis saat sadar Tae Young sedang memandanginya.

"Selamat pagi." balas Tae Young dengan senyuman terbaiknya.

Sungguh menyenangkan bisa mengawali hari dengan melihat wajah cantik wanita yang ia cintai.

Merasa canggung, Moon Young segera mengalihkan pandangan ke laptop di depannya.

"Aku punya waktu 5 menit untuk minum kopi." ujar Tae Young pada Juri yang mendekat dengan secangkir kopi untuknya.

"Hanya kopi ini yang bisa membangunkanku." ujar Juri sambil terkekeh.

"Terimakasih."

"Sama-sama." lalu Juri kembali ke kursinya.

"Apa kau sudah mulai mengerjakan proyek Sarajevo?" Tae Young bertanya pada Juri.

A Pledge to The God (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang