Bab 15

1K 89 19
                                    

Kejadian tadi pagi memang mengejutkan bagi Tae Young dan Jae Hoon, karena selama ini mereka cukup yakin kalau Moon Young masih single. Selain Juri yang tidak pernah mengatakan apapun tentang status sahabatnya itu, dari dokumen pribadinya juga tertera sangat jelas bahwa ia masih lajang.

Tapi apa ini?

Apa Moon Young benar-benar sudah memiliki anak?

Jika benar, bukankah seharusnya ia sudah menikah?

Sekarang pertanyaan itu yang terngiang-ngiang di kepalanya.

Tapi untuk sekarang itu tidak penting, fakta bahwa ia sudah memanfaatkan situasi Moon Young yang tengah terjepit saat itu jauh lebih membebaninya, rasa bersalah seketika bersarang di hatinya.

Sebajingan dan seberengsek apapun ia selama ini terhadap wanita, jika ia tahu ia tidak akan dan tidak akan pernah sampai mengambil untung dari kemalangan mereka.

.
.
.
.
.

Jae Hoon masih di ruangannya saat Tae Young kembali. Sementara Tae Ho harus pergi karena ada urusan mendadak.

Kini kedua pria itu saling menatap, berusaha mencerna fakta yang tadi mereka dengar.

"Dia mempunyai anak yang mengidap kelainan jantung dan kita tidak tahu." ucap Tae Young tiba-tiba.

"Benar! Dia sudah punya anak, tapi bukan berarti ia berbohong. Saat wawancara kita tidak bertanya tentang hal itu."

"Aku pernah melihat CV-nya dan di sana jelas tertera kalau dia belum menikah. Jadi situasi apa ini?" ujar Tae Young.

"Lalu apa, Tae Young? Apa yang harus kita lakukan?"

Lalu suara ketukan menginterupsi percakapan mereka.

"Masuklah, Moon Young!" pinta Jae Hoon.

"Duduklah!" timpahnya.

Moon Young sudah bisa menebak apa yang akan mereka bahas kali ini.

Ada keheningan sejenak di antara mereka bertiga.

"Bicaralah, Jae Hoon! Dia harus tahu situasinya." ujar Tae Young.

"Mmh... Jadi kau benar-benar sudah punya anak!" tanya Jae Hoon serius, sementara Tae Young hanya memperhatikan dari kursinya.

"Ya." jawabnya singkat.

"Pertama-tama kami turut sedih mendengar kondisi kesehatan anakmu"

"Tidak masalah, dia sudah baik-baik saja." ucap Moon Young.

"Sebenarnya kami.... Aku tidak bisa mengatakannya. Sebaiknya kau saja yang bicara." ucap Jae Hoon pada Tae Young.

"Begini, Moon Young. Entah kau sudah tahu atau belum, ada aturan di perusahaan kami bahwa seorang arsitek wanita yang sudah memiliki anak tidak bisa menjadi pemimpin project. Tidak masalah jika itu hanya arsitek pendukung, tapi untuk memimpin sebuah project itu memiliki tanggung jawab yang sangat besar. Kau diharuskan untuk bepergian ke luar kota bahkan ke luar negeri. Seandainya kami tahu keadaanmu, kami tidak akan menyetujuinya." tegas Tae Young.

"Maksud kami, ini dunia profesional. Awalnya kami berpikir bahwa seorang wanita yang mempunyai anak tidak akan mampu mengemban tugas sebagai pemimpin proyek. Tapi melihat kemampuanmu, aku sekarang percaya bahwa seorang ibu pun bisa memimpin. Tae Young,  apa seharusnya kita hapus saja peraturan itu?"

"Aku tidak bisa memutuskannya sendiri, Jae Hoon. Kita harus bicara dengan dewan direksi yang lain."

"Itu terserah kalian. Saya akan menerima apapun keputusan dari perusahaan." ucap Moon Young pasrah.

A Pledge to The God (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang