Typo adalah bagian dari estetika!
Gedung-gedung pencakar langit terhampar dihadapan Taehyung. Pendar cahaya dari gedung-gedung itu seakan saling berlomba-lomba, menunjukkan siapa yang paling terang. Sayang, Taehyung lebih menyukai kerlip bintang juga sinar bulan dimalam hari. Menurutnya cahaya-cahaya buatan manusia itu tidak bisa disandingkan dengan indahnya cahaya dari pencipta alam semesta. Ditemani secangkir kopi, ia pandangi langit gelap yang terasa hampa. Kilau gemintang itu indah, namun amat jauh hingga cahayanya redup, lalu tenggelam dalam cahaya-cahaya yang tidak berarti. Seperti perasaannya yang kini tengah dilanda ragu. Jatuh cinta adalah hal yang baru bagi Taehyung. Ia pikir ia tidak akan pernah mengecap apa yang namanya jatuh cinta. Yang ia kejar selama hidupnya adalah kebebasan, yaitu bebas dari cengkraman sang ayah yang sangat ia benci. Tak penah ia perkirakan bahwa ia akan jatuh cinta pada seseorang diumurnya yang sekarang. Malah ia kira ia tidak akan pernah merasakan perasaan seperti ini seumur hidupnya.
Sedang asyik dengan lamunannya, suara sandi yang ditekan masuk ke telinga Taehyung. Lelaki tan itu lekas bangkit dari posisi duduknya untuk masuk kedalam, karena ia meminum kopinya sembari duduk di balkon. Membuka pintu dan keluar dari kamar, Taehyung mendapati Yoongi yang mematung di depan pintu, dengan pandangan kosong dan semburat merah yang menghiasi pipinya. Taehyung melihat arah pandang lelaki mungil itu.
Blush~
BRAK!!
Taehyung kembali masuk kedalam kamar, karena ternyata ia lupa memakai baju, dan hanya memakai celana santai berwarna hitam. Ia mengusap wajahnya sembari merutuki kecerobohannya. Merasa malu sekaligus kesal karena ia gagal menjaga imej dinginnya dengan berlaku memalukan seperti itu. Mau ditaruh dimana wajahnya ketika nanti berhadapan dengan Yoongi. Namun selepas acara merutuknya, senyum samar hadir dibibir lelaki berusia pertengahan dua puluh tahunan itu. Ternyata menyukai seseorang rasanya sangat menyenangkan. Memiliki momen memalukan dengan orang yang kau suka ternyata bisa jadi hal yang cukup menghibur untuk diingat. Taehyung harap perasaan ini akan terus ia rasakan, dan tentu ia berharap Yoongi juga memiliki perasaan yang sama.
Waktu makan malam akhirnya tiba. Taehyung telah duduk dimeja makan kaetika Yoongi masih menyelesaikan menu terakhir makan malam mereka. Melihat lelaki cantik yang sedang sibuk mengaduk sup itu membuat Taehyung berpikir, bagaimana bisa mereka yang awalnya orang asing menjadi dekat. Tinggal dibawah atap yang sama, duduk dan menyantap makanan dimeja yang sama, dan melakukan banyak hal menyenangkan lain bersama. Keinginannya untuk membawa Yoongi pada saat itu hanyalah karena lelaki manis itu terlihat ketakutan, kelelahan dengan wajah basah berlinang air mata, dengan keadaan sedang mengandung meminta sebuah perlindungan padanya. Bahkan Taehyung yang mengklaim bahwa dirinya sendiri tidak memiliki hati sekalipun, merasa iba hingga ia mempersilahkan Yoongi yang notabenenya adalah orang asing tinggal di kediamannya. Namun, entah bagaimana dan entah sejak kapan, sebuah perasaan asing mencoba untuk mendobrak hati Taehyung yang terkunci. Membuat sifatnya yang dingin perlahan berubah karena sebuah afeksi sederhana yang hangat. Membuat goyah dinding kokoh yang selama ini ia bangun dengan senyum manis yang terlihat tulus dan murni.
Segala hal tentang kebersamaan mereka membuat Taehyung memikirkan banyak hal dikepalanya. Ia kembali mengalihkan atensinya pada Yoongi yang terlihat sedikit kesusahan membuka tali apron yang dikenakannya. Taehyung tanpa sadar bangkir dari duduknya dan membantu lelaki manis itu membuka tali apron.
Mereka terlarut dalam keheningan, dengan debaran jantung masing-masing yang tak terkendali. Keduanya merasakan perasaan aneh yang menyenangkan, ketika berada didekat satu sama lain. Wajah Yoongi telah dihiasi semburat merah cerah, sedangkan Taehyung berdeham untuk menghilangkan rasa canggung yang tiba-tiba dirasakannya.
Taehyung kembali duduk tanpa mengatakan apapun. Suasana menjadi sangat canggung, dengan keheningan yang hanya diisi suara ribut detak jantung masing-masing. Merekapun memulai makan malam dengan keheningan, disertai rasa canggung.
Jarum jam telah menunjukkan pukul dua pagi. Malam telah sangat larut, namun Taehyung rasa, kantuk tidak kunjung datang padanya. Ia akhirnya memutuskan untuk kembali memegang palet dan menorehkan cat diatas kanvas. Pesanan lukisan sudah ia selesaikan. Namun, karena tak bisa memejamkan mata, ia putuskan untuk melukis apa saja yang terpikirkan dikepalanya. Tanpa sadar, ia malah menggambar seraut lelaki manis yang sedang mengacau sistem otaknya.
Ia cukup terkejut ketika menyadari bahwa yang ia lukis adalah sosok yang selama ini menghantui pikirannya. Meski begitu, Taehyung tetap melanjutkan pekerjaannya. Ia dengan cermat memberikan goresan-goresan warna dan detail sehingga karya tersebut nampak hidup. Perpaduan warna yang memukau, akan membius siapapun untuk melihat lukisan itu. Tentu saja bagi Taehyung, Yoongi lebih indah dariapada karyanya sendiri.
Sembari melihat potret dalam lukisan itu, Taehyung tersenyum mengetahui bahwa dirinya telah merasakan apa yang orang-orang sebut jatuh cinta. Rasanya memang sangat menyenangkan, seperti yang selalu diceritakan Jimin setelah bertemu seorang lelaki bernama Jeon Jungkook.
Taehyung telah memantapkan hati, mulai sekarang ia akan berusaha membuat Yoongi menyukai dirinya juga.
Pagi datang dengan cepat. Seperti yang sudah-sudah, Yoongi telah berkutat di dapur pada pukul delapan. Lengan terampilnya dengan lihai memasukan bumbu dan bahan, lalu mencampurkan keduanya diatas wajan. Sekali-kali, lelaki mungil itu bersiul untuk memecah keheningan disekitarnya. Taehyung pamit untuk Jogging padanya pukul enam tadi. Yoongi sebenarnya ingin ikut, namun tentu saja, Taehyung melarang karena jogging, apalagi dengan jarak yang jauh bisa membuat ibu hamil cepat lelah dan mengalami keram perut.
Sebenarnya Yoongi bisa berjalan santai saja, namun Taehyung menentang ide itu, karena beberapa hari yang lalu Yoongi mengalami keram akibat terlalu banyak melakukan aktivitas. Taehyung pun, sudah menyuruhnya untuk tetap berbaring. Namun, Yoongi yang memang dasarnya keras kepala tetap memasakkan menu sarapan.
Tak lama, sepasang tangan hinggap dipundan Yoongi membuat sang empu terkejut, dan hampir memukul sosok dibelakangnya dengan spatula, jika saja ia tak melihat ternyata Taehyung lah yang menepuk pundaknya. Yoongi bernafas lega. Lalu menatap sebal Taehyung yang menampilkan wajah polos tak berdosanya. Yoongi mengerjap melihat raut wajah Taehyung, lalu terdiam sejenak.
"BUAHAHAHAHAHHAHAA…w-wajah mu lucu sekali!"
Yoongi tertawa terbahak-bahak. Nampak lelaki manis itu tertawa dengan puas melihat raut wajah Taehyung yang nampak bodoh di matanya. Itu sesuatu yang baru bagi Yoongi untuk dilihat. Taehyung sendiri hanya tersenyum tipis melihat Yoongi yang sedang puas menertawainya. Lelaki yang sedang hamil itu tampak sangat bersinar dimata Taehyung. Ia tak bisa melepaskan pandangannya sedetikpun dari keindahan paras Yoongi yang menawan. Ia berharap, bisa selalu melihat tawa indah itu.
Namun, ekspetasi tak selalu seindah realita.
Huhuhuuu up terakhir sebelum PAS. Tolong sabar sedikit lagi yaa readersnim cerita ini perkiraan bakal tamat sekitar desember lah moga aja gak lebih dari itu huhuu udah setaun kurang? Atau lebih? Keknya nulis cerita ini😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulchritude [Taegi] Slow Update
FanfictionMalam itu, takdir seolah mempermainkan dirinya dengan membuatnya bertemu dengan seorang lelaki yang bisa mengandung. Namun entah kenapa, Taehyung tidak menyesal dan malah mensyukuri pertemuan mereka.