17| Nightshade

1.7K 179 17
                                    

Typo adalah bagian dari estetika!

Pagi datang dengan cepat, secepat hilangnya eksistensi Yoongi dari apartemen Taehyung. Tidak ada pakaian maupun barang sekecil apapun milik Yoongi yang tersisa, kecuali sebuah note berisi pesan permintaan maaf disertai janji untuk membayar harga sewa selama satu bulan setelah uang lelaki hamil itu telah terkumpul. Rasa panik Taehyung berubah kelu. Lelaki itu meremas secarik note itu namun tidak membuangnya. Seketika suasana apartemen itu kembali kelam, seperti kelamnya langit mendung dipagi hari itu. Dalam hening, ada sebuah janji yang terucap jika Taehyung akan kembali menemukan Yoongi dan membuat lelaki itu berada dalam dekapannya.

 Dalam hening, ada sebuah janji yang terucap jika Taehyung akan kembali menemukan Yoongi dan membuat lelaki itu berada dalam dekapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yoongi menatap langit kelabu dari balik kaca jendela mobil. Di kursi pengemudi terdapat Namjoon yang sedang fokus menyetir. Lelaki Kim itu melihat Yoongi terduduk disebuah halte dipagi buta, dengan tas yang lumayan besar dan berat untuk dibawa orang hamil seperti Yoongi. Tanpa pikir panjang, ia segera menepikan mobilnya ke arah halte dan menyuruh lelaki manis itu masuk kedalam mobil, meski harus dengan sedikit paksaan.

"Kau mau pergi kemana pagi-pagi begini, Yoongi-ah?"

Yoongi terdiam sejenak. Ia belum memikirkan kembali akan tinggal dimana setelah pergi dari apartemen Taehyung. Mungkin ia akan kembali tidur di studio milik Hoseok.

"Bisakah kau tolong antarkan aku ke studio Hoseok?"

Namjoon mengerutkan kening mendengar permintaan Yoongi. Namjoon meneeka-nerka, apakah Yoongi hendak kembali tinggal di studio Hoseok karena temannya itu membawa tas besar, yang Namjoon duga berisi baju dan barang-barang milik Yoongi. Namun saat ini ia memilih bungkam, membiarkan Yoongi menikmati ketenangan ditengah kekalutan yang dapat Namjoon lihat diwajah sahabat karibnya itu.

Perjalanan mereka tetap diiringi keheningan, hingga Yoongi sadar jika Namjoon tidak melajukan mobilnya ke arah studio Hoseok. Yoongi hafal betul jika jalan yang mereka lewati sekarang adalah jalan menuju apartemen karibnya itu.

"Namjoon-ah?"

"Hoseok sedang pergi berlibur dengan kekasihnya. Kemarin dia mengganti kunci keamaanan pintu masuk studio. Kau tidak akan bisa masuk jika pergi kesana."

Yoongi hanya bisa menghembuskan nafas pasrah. Tanpa berdebat panjang lebar pun, mereka sudah saling mengerti masing-masing. Yoongi yang tidak ingin merepotkan Namjoon jika ia menumpang tinggal di apartemen karibnya itu, dan Namjoon yang tentu saja tidak merasa keberatan menampung Yoongi diapartemennya.

Akhirnya Yoongi hanya bisa pasrah mengikuti kemana Namjoon membawanya.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, mereka akhirnya sampai di apartemen Namjoon. Yang Yoongi tahu, Namjoon tinggal bersama kekasihnya di apartemen itu. Apa kekasih Namjoon tidak merasa keberatan membiarkannya tinggal disana. Yoongi memang belum mengenal kekasih Namjoon, karena Namjoon menjalin hubungan saat Yoongi tengah menghindar dari teman-temannya.

Setelah beberapa menit menempuh perjalanan,  akhirnya mereka tiba di kawasan apartemen tempat Namjoon tinggal. Lift terus naik, semakin dekat membawa mereka kelantai dimana Namjoon tinggal. Suara 'ting' kecil memnandakan mereka telah sampai kelantai yang dituju. Mereka mulai menyusuri satu persatu pintu hingga berhenti di sebuah pintu yang letaknya sedikit diujung. Namjoon segera menekan sandi, dan memoersilahkan Yoongi masuk.
Apartemen Namjoon memiliki tipe 36, dimana ruang tamu, ruang tengah dan dapur tidak disekati dinding sama sekali. Antara ruang tamu dan ruang tengah hanya diberi sekat sebuah lemari dari kayu yang didesain multi fungsi, sedangkan ruang tengah dan dapur terlihat menyatu, dan hanya dipisahkan oleh meja makan berbentuk meja bar. Yoongi melihat seorang lelaki dengan proporsi bak model sedang memasak di dapur. Yoongi tidak dapat melihat wajahnya karena lelaki bak model itu tengah memasak didapur sembari membelakangi posisi mereka saat ini.

Namjoon tampak langsung beranjak memeluk kekasihnya. Yoongi hanya dapat melihat dan duduk disofa ruang tamu ketika melihat Namjoon mulai bermesraan dengan lelaki bak model yang Yoongi asumsikan sebagai kekasih Namjoon. Yoongi hanya dapat mendengus sebal melihat tingkah Namjoon yang dirasanya berlebihan itu. Yoongi hanya ingin berbaring di kasur empuk saat ini, dan Namjoon malah mengulur-ngulur waktu dengan bermesraan. Harusnya ia hanya tinggal berkenalan dengan kekasih Namjoon, meminta izin dari pujaan hati karibnya itu, dan setelah kekasih Namjoon mengijinkannya tinggal sementara, Yoongi bisa masuk ke salah satu kamar di apartemen Namjoon dan melanjutkan tidur lelapnya yang berharga, selesai. Namun ia rasa rencana itu tidak akan terlaksana dalam waktu dekat ini. Apalagi kekasih Namjoon mungkin sedang memasak sarapan Mungkin ia akan ditawari untuk bergabung meski Yoongi sebenarnya bisa menolak.

Yoongi mulai mendengar suara percakapan sepasang jekasih itu. Terdengar pula langkah kaki yang sepertinya memang mengarah ke ruang tamu tempatnya duduk sekarang. Yoongi dan kekasih Namjoon sama-sama terkejut melihat satu sama lain.

"S-Seokjin-hyung/Yoongi-ah?"

Namjoon menatap sang kekasih dan karibnya itu. Ia tidak tahu jika Yoongi dan kekasihnya telah saling mengenal.

"Changi-ya, apakah benar ini temanmu yang akan tinggal bersama kita?"

Namjoon mengangguk. "Iya apakah kau keberatan kalau Yoongi tinggal disini?"

Seokjin tersenyum pada kekasihnya. "Tentu aku tidak keberatan seperti yang kubilang di awal. Tapi aku ingin bicara padanya berdua saja, bolehkan?"

Namjoon hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Oh, silahkan. Kalian juga sepertinya sudah saling mengenal. Aku akan pergi kedapur dulu."

Seokjin pun, mempersilahkan Yoongi untuk duduk. Ia ikut mendudukan dirinya disamping Yoongi yang nampak canggung dengannya.

Seokjin memegang tangan Yoongi dengan lembut, hingga Yoongi yang semula menundukkan sedikit pandangannya menatap kearah Seokjin. Seokjin sendiri hanya tersenyum mengetahui Yoongi masih sedikit canggung padanya.

"Aku tidak akan berbasa-basi Yoongi-ah. Aku hanya sedikit tidak mengerti alasan mengapa kau keluar dari apartemen adikku. Aku bukan tidak senang kau akan tinggal disini, tapi aku merasa keluar dari apartemen adikku adalah hal yang kurang tepat. Apalagi adikku terlihat tertarik padamu dan kepribadiannya mulai menjadi lebih baik sejak kehadiranmu. Aku menghargai keputusanmu tentu saja, aku hanya penasaran. Apalagi yang kutahu kau belum punya rencana akan tinggal dimana."

Yoongi sedikit tergugu mendengar perkataan Seokjin. Ia bimbang, apakah harus ia mengutarakan alasan yang sebenarnya.

"A…a-aku…kurasa aku tidak bisa mengatakan alasannya padamu saat ini Seokjin-hyung. T-tapi jika Taehyung-Ssi mencariku tolong bilang kau tidak tahu."

Seokjin tentu curiga dan berusaha menerka-nerka alasan Yoongi yang seolah lari dari adiknya itu. Ia jadi berprasangka buruk jika Taehyung melakukan sesuatu yang buruk hingga Yoongi nampak sangat menghindari adiknya itu. Namun saat ini ia hanya bisa berprasangka, sebelum Yoongi mengatakan yang sebenarnya. Ia amat penasaran, namun ia mencoba menghargai keputusan Yoongi.

"Baiklah, tapi aku tidak bisa menjamin kau bisa bersembunyi dalam waktu yang lama dari Taehyung. Kau tahu, anak itu agak eum…begitulah. Sebenarnya aku masih penasaran tapi aku akan menunggu sampai kau siap mengutarakan alasanmu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pulchritude [Taegi] Slow UpdateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang