Typo adalah bagian dari estetika!
***
Ruang rapat yang diisi oleh suara percakapan seketika hening, begitu sesosok lelaki tinggi dengan setelan lengkap memasuki ruangan. Lelaki itu adalah Kim Taehyung. Auranya yang mengintimidasi, membuat atmosfer diruangan itu menjadi sedikit menegangkan. Tidak ada kesan lembut dan ramah diwajahnya. Hanya raut datar dengan sorot mata angkuh yang terpampang di wajah yang kata orang setampan dewa yunani itu.
Lelaki itu duduk dikursi utama diruangan itu. Tidak ada satu orang pun yang angkat suara ketika lelaki itu memasuki ruang rapat. Semuanya hanya dapat bungkam sembari kembali mengambil posisi duduk, setelah berdiri serentak untuk membungkuk hormat pada lelaki Kim.
Batin Yoongi semakin berkecamuk. Ada setitik rasa takut dihatinya, kala melihat gurat wajah lelaki Kim itu bergitu berbeda dari yang biasa ia lihat. Tidak ada gurat lembut ataupun senyum tipis yang biasa hadir kala Yoongi melihatnya. Lelaki itu jelas berubah setelah Yoongi pergi. Hatinya jadi bertanya-tanya, apakah lelaki itu memang sangat marah karena kepergianya, atau memang menerapkan batasan antara karyawan dan atasan. Hal-hal yang terlintas dikepalanya membuat perasaanya tidak karuan.
"Bisa kita mulai perkenalanya?"
Suara berat dengan nada datar itu berhasil menyadarkan Yoongi dari lamunanya. Semua orang, kecuali lelaki Kim yang berada diruangan itu lantas menggaungkan persetujuan.
Lelaki Kim segera berdiri memperkenalkan diri, dilanjutkan dengan petinggi-petinggi yang lain. Lalu giliran karyawan-karyawan baru seperti Yoongi dan yang lain.
Sesi perkenalan yang berlangsung selama lima belas menit pun usai. Lelaki Kim langsung pergi keluar ruangan, disusul oleh petinggi-petinggi yang lain. Para karyawan baru pun membubarkan diri, termasuk Yoongi yang segera bergegas pulang.
Saat sudah berada diluar gedung agensi, Yoongi yang hendak berjalan menuju ke halte sedikit dikejutkan dengan keberadaan Taehyung yang sedang bersandar dipintu mobil hitam miliknya. Yoongi menyunggingkan senyum sembari sedikit membungkuk guna menyapa lelaki Kim yang kini berstatus sebagai atasanya.
"Taehyung sajangnim," Sapa Yoongi ketika melewati Taehyung.
"Yoongi-ah ..."
Yoongi sedikit terkejut ketika lelaki Kim menyebut namanya. "Ye?"
"Bolehkah aku mengantarmu pulang?"
Yoongi termenung sejenak mendengar perkataan Taehyung. Ia tidak menduga jika lelaki Kim mengajaknya untuk pulang bersama. Memang jika diingat, apartemen mereka memang searah. Namun dengan statusnya sebagai bawahan dan atasan kini, Yoongi jadi semakin segan untuk menerima kebaikan si lelaki Kim. Ia tidak ingin orang-orang diperusahaan menjadi curiga karena kedekatanya dengan Taehyung, apalagi jika mereka mengetahui kalau ia pernah tinggal bersama sang direktur utama.
"Maaf Sajangnim, kupikir saya akan naik bus saja. Terimakasih atas tawaranya."
"Bagaimana kalau ini perintah atasan kepada bawahanya?"
***
Yoongi berakhir didalam mobil Taehyung, setelah lelaki Kim menggunakan embel-embel atasan dan bawahan.
Memang terkesan agak memaksa, namun Taehyung yang sudah kepalang rindu pada lelaki hamil itu tidak bisa lagi berpikir jernih. Lagipula ia pikir tidak ada salahnya sedikit memaksa lelaki mungil itu. Ia juga tidak akan menyakiti Yoongi atau lebih memaksanya jika lelaki manis itu benar-benar tidak mau.
"Kita akan singgah sebentar ke cafe tempat kerja Jimin untuk makan malam. Apa kau keberatan?"
Yoongi yang semula menatap bangunan yang mereka lewati dari jendela mobil, mengalihkan atensinya pada Taehyung yang masih fokus menyetir. "Ah iya, tidak apa sajangnim."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulchritude [Taegi] Slow Update
Fiksi PenggemarMalam itu, takdir seolah mempermainkan dirinya dengan membuatnya bertemu dengan seorang lelaki yang bisa mengandung. Namun entah kenapa, Taehyung tidak menyesal dan malah mensyukuri pertemuan mereka.