Typo adalah bagian dari estetika!
***
Malam hari yang cerah, ditemani oleh rembulan yang bersinar terang menghiasi langit malam. Yoongi berharap dapat melihat bintang-bintang, namun kota Seoul yang dipenuhi oleh polutan cahaya tidak memungkinkan untuknya melihat setitik cahaya indah itu dilangit. Meski begitu, ia sudah cukup puas memandangi bulan yang bersinar keemasan dilangit.
Bunyi notifikasi dari ponselnya membuat Yoongi mengalihkan atensinya dari cakrawala. Sebuah notifikasi dari aplikasi berlogo surat terpampang diponselnya. Yoongi membuka notifikasi tersebut, dan tersenyum senang mengetahui isi dari pesan yang muncul itu adalah yang ia harapkan. Ia bergegas menutup jendela, dan perg kekamar, bersiap-siap untuk tidur. Esok adalah hari besar untuknya, jadi ia harus tidur dengan cukup, dan bangun lebih awal.
***
Pagi baru, dihari yang baru. Taehyung bangun di jam yang sama seperti hari-hari yang lalu. Sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Terbangun di jam enam pagi, lalu mandi sekitar lima belas menit. Menggunakan pakaian dan menyiapkan pernak-pernik serta berkas-berkas yang akan dibawa kekantor, setelah itu menghabiskan sisa waktu sebelum jam masuk dengan sarapan dan durasi perjalanan.
Namun untuk hari ini, Tuan Kim kembali mengundang–memaksa–anak-anaknya untuk kembali melaksanakan sarapan bersama dirumah besarnya. Namun, kali ini Taehyung datang dengan sukarela, karena ada sesuatu yang harus ia tanyakan kepada si tua bangka yang sayangnya adalah ayah kandungnya sendiri.
Ia sudah bersiap dengan setelah kantornya. Tas berisi keperluan pekerjaan pun, sudah ia tenteng di tangan kananya. Ia masuk kemobil, dan menaruh tasnya dikursi penumpang. Menyalakan mobil, dan mengendarai kendaraan beroda empat itu menuju ke kediaman utama keluarga Kim.
Membutuhkan waktu dua puluh menit untuk sampai ke kediaman utama dengan kecepatan sedang. Taehyung akhirnya sampai. Ia segera memakirkan mobilnya digarasi, dan memasuki bagian dalam rumah. Ia segera berjalan menuju ruang makan. Begitu sampai disana, Bisa Taehyung lihat hanya tersisa satu kursi kosong yang tersedia. Ia adalah orang yang datang paling akhir dibandingkan yang lain. Taehyung membungkukan sedikit kepalanya, lantas mendudukan diri di kursi kosong yang tersisa.
Tuan Kim pun sedikit berbasa-basi, sebelum mempersilahkan anak-anaknya menyantap hidangan yang sudah disediakan. Tuan Kim dan anak-anaknya pun, makan dalam suasana hening. Tidak ada suara apapun, kecuali dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring. Suara itu pun tidak keras, hanya terdengar sayup-sayup disela-sela kegiatan makan.
Meski Taehyung memasang raut datar seperti biasanya, sebenarnya berbagai macam hal dalam kepalanya sedang berkecamuk. Ia begitu penasaran akan apa yang dikatakan sang kakak kemarin.
Seokjin juga ada disini, namun kakaknya itu bersikap seolah tidak pernah mengatakan apapun padanya kemarin. Lelaki berbahu lebar itu hanya memasang raut malas sembari mengunyah makananya tanpa minat. Pandanganya pun, tidak pernah lepas dari piring meski Taehyung beberapa kali dengan terang-terangan menatap sekilas kearah sang kakak.
Tuan Kim menyadari ketegangan diantara kedua anaknya itu. Tapi ia tidak bisa bertindak apa-apa, karena ia tidak mengetahui duduk perkara kedua anaknya. Tuan Kim hanya akan mengamati keduanya dalam diam.
Dua puluh menit yang dihabiskan dengan keheningan pun, berakhir. Semua orang yang ada di meja makan telah menyelesaikan kegiatan mereka. Para pelayan mulai berdatangan untuk membersihkan piring-piring dan alat makan yang kotor.
Taehyung langsung mengalihkan atensinya pada tuan Kim. "Aku ingin bicara denganmu."
Semua orang langsung mengalihkan atensinya pada Taehyung. Mereka mengira ada suatu hal yang sangat penting telah terjadi. Taehyung biasanya sangat enggan berurusan dengan tuan Kim, bahkan jika tuan Kim yang lebih dulu mengajak sang anak untuk bertemu. Namun kali ini, Taehyung sendiri lah yang ingin berbicara dengan tuan Kim. Saudaranya yang lain merasa heran. Sedikit cemas jika ada masalah serius yang sedang terjadi.
Tuan Kim pun beranjak dari duduknya. "Kalian semua boleh pergi."
Anak-anak yang lain langsung saja pergi dari ruang makan. Tuan Kim pun berjalan kearah ruang kerjanya diikuti Taehyung dibelakangnya.
Mereka duduk berhadapan dengan tuan Kim yang duduk dikursi kebesaranya. Suasana tampak dingin dan tegang, hingga jika ada orang lain diruangan itu, maka orang itu tidak akan merasa nyaman berada satu ruangan dengan mereka.
"Jadi, apa yang mau kau bicarakan?"tanya tuan Kim.
Taehyung berdeham sejenak. "Ini tentang kematian ibu-"
"-Kita bicarakan ini setelah masalah dengan musuhmu selesai." Pungkas tuan Kim, bahkan sebelum Taehyung selesai bicara.
Rahang Taehyung mengeras mendengar penuturan appa nya.
"Kenapa harus nanti, jika bisa dikatakan sekarang?"
Tuan Kim menghela nafas mendengar kekeras kepalaan anaknya. Memang keturunanya sekali.
"Kau sedang kalut karena masalah dengan pesaing mu itu. Lagipula aku tahu jika fokusmu terbagi antara mengatasi hama dan melindungi lelaki yang tengah hamil itu. Aku akan memberitahumu nanti jika masalah itu sudah selesai."
"Jangan sampai kau menyentuh Yoongi seujung kukupun! Atau aku tidak akan tinggal diam."
Taehyung lantas beranjak dari duduknya, dan keluar dari ruang kerja tuan Kim dengan kesal.
Tuan Kim mendengkus remeh mendengar perkataan sang anak. "Memang apa yang bisa kulakukan pada calon menantu dan cucuku."ucap tuan Kim seraya menyandarkan diri ke kursi.
***
Yoongi menatap ID Card ditanganya dengan senang. Ia sudah mengidam-idamkan posisi sebagai produser tetap sejak awal terjun ke dunia musik. Ia memang memulai karirnya dari bawah. Mulai dari asisten produser, hingga berani menjual lagu-lagu buatanya sendiri. Semuanya tidaklah mudah. Terkadang lagunya hanya dibayar murah, meski lagu itu akhirnya melejit ditangga lagu dan disukai orang-orang. Bahkan ada yang tidak mencantumkan namanya dan ia tidak bisa menuntut mereka, karena tidak punya power.
Ia sangat bersyukur, akhirnya dapat diterima sebagai produser tetap disebuah agensi besar. Apalagi para staff dan karyawan yang lain pun, sangat baik terhadapnya.
Kini ia tengah bersiap untuk perkenalan dengan para petinggi agensi. Setelah rangkaian acara sambutan dan tur kantor yang cukup melelahkan, setelah perkenalan singkat dengan para petinggi itu, Yoongi bisa memiliki waktu bebas.
Yoongi memasuki sebuah ruangan yang tampaknya adalah ruang rapat. Jantungnya sedikit berdebar, memikirkan dirinya mungkin akan bertemu lagi dengan orang yang telah menyelematkanya. Jujur, ia tidak tahu harus bersikap bagaimana saat bertemu lagi dengan pria Kim. Semoga saja lelaki itu mengabaikanya seperti saat interview kemarin.
Yoongi menyapa orang-orang yang ada diruangan sembari sedikit menundukan kepalanya. Ada beberapa orang lagi yang belum datang termasuk Taehyung. Ia pun mengambil tempat duduk disebelah seorang pria mungil berambut pirang.
"Halo, namaku Woozi, namamu siapa?"
Pria mungil yang ternyata bernama Woozi itu, tiba-tiba menyodorkan tangan sembari mengajaknya berkenalan.
"Namaku Yoongi, senang berkenalan denganmu."
"Wahhh nama yang indah. Oh ya, berapa bulan usia kandunganmu?"
Yoongi spontan mengelus perutnya lembut "Ah, sudah tujuh bulan."
"Wahh… sebentar lagi ya. Kalau aku masih lima bulan." Ucap Woozi sembari menunjuk perutnya yang memang sudah agak besar.
Yoongi cukup terkejut mengetahui ada lelaki lain yang hamil sepertinya disini. Ternyata, ia tidak sendirian. "Ah, begitu. Aku senang ternyata ada yang lain selain aku."
"Iya, aku juga begitu."
Mereka akhirnya larut dalam obrolan seputar kehamilan. Beberapa orang yang melihat keduanya nampak gemas dengan interaksi mereka. Tidak ada yang menyadari, jika Taehyung sudah sampai diruangan itu, dan melihat Yoongi dengan tatapan intens.
***
Hai haii ujo disini~ mohon maaf yaa kalau minggu kemarin ujo belum bisa up soalnya lagi sakit mata jadi ngebatasin banget liat layar hp jadi gak bisa ngetik cerita ini. Kalau nanti upnya lama mohon dimaklumi yaa soalnya ujo juga alhamdulillah udh kerja jadi bisa ngetik cerita ini cuma di waktu yang senggang aja. Segitu aja sih dari ujo. Jangan lupa jaga kesehatan ya, readersnim. Paipaii👋
Voment juseyo~
Borahae💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulchritude [Taegi] Slow Update
FanfictionMalam itu, takdir seolah mempermainkan dirinya dengan membuatnya bertemu dengan seorang lelaki yang bisa mengandung. Namun entah kenapa, Taehyung tidak menyesal dan malah mensyukuri pertemuan mereka.