Sebelum mulai, pokoknya ujo mau ngucapin terimakasih banyak untuk readersnim yang suka sama karya ujo, yang udah vote, yang selalu dukung ujo, nyemangatin ujo, ngedoain yang baik-baik buat ujo. Kalau ada satu hal yang gak bosen ujo bilang adalah ujo sangat bersyukur punya readersnim yang baik-baik banget sama ujo. Pokoknya lope sejagad raya buat readersnim. Sebenarnya plot kasar untuk book ini udah ujo tulis sampai epilog. Yep, book ini bentar lagi bakal tamat. Ujo juga udah nyiapin dua book lain, satu pair taegi juga satunya pair jaywon kapal baru kesukaan Ujo yang rencananya bakal ujo publish setelah book ini tamat. Semoga di book baru nanti ujo gak suka ngaret publisnya😅
Typo adalah bagian dari estetika!
***
Jarum jam sudah menunjukan pukul satu lebih lima belas menit. Butuh satu jam lebih hanya untuk bermain-main, pikir Taehyung. Masih tersisa empat puluh lima menit untuknya menyantap makan siang dan kembali berkutat dengan pekerjaan yang melelahkan juga membosankan.
Bermain-main? Ya, Taehyung hanya menganggap kegiatan tadi bermain-main. Anak buahnya lah yang membunuh anggota keluarga iblis Lim itu. Jangan samakan Taehyung dengan para psikopat abal-abal yang hanya senang dengan kekerasan dan darah, lalu membunuh orang-orang secara acak tanpa pandang bulu. Karena yang paling Taehyung suka adalah raut ketakutan korbanya, orang-orang busuk yang begitu angkuh dan licik. Orang-orang seperti itu akan menampakan wajah sengaknya kala mereka berhasil mencapai apa yang mereka inginkan, tanpa peduli jika mereka menghancurkan kehidupan orang lain. Namun begitu mereka dalam bahaya dan sadar jika segala yang mereka miliki tidak bisa menyelamatkan hidup mereka dari bahaya, mereka akan bersujud, memohon dengan wajah menjijikan meminta pengampunan. Segala keangkuhan itu lenyap seperti mereka tidak pernah melakukanya. Hanya ada ketakutan di seluruh raut wajah mereka, yang bahkan tercermin juga di mata mereka. Itulah kepuasaan yang sesungguhnya untuk Kim Taehyung.
Namun Taehyung belum bisa merasa senang sepenuhnya. Masih tersisa si bajingan kepala keluarga Lim yang harus ia habisi. Taehyung sebenarnya enggan membuang waktu, dan ingin segera menghabisi bajingan itu. Namun ia sadar ia harus bermain rapi dan bersih, karena ayahnya tengah mengawasi segala gerak-geriknya.
Namun masalah ini bisa diurusnya nanti. Sejauh ini rencananya berjalan lancar, tanpa indikasi bahwa sang ayah mengetahui perbuatanya. Setidaknya yang harus ia pikirkan saat ini adalah makanan apa yang sedang ia inginkan untuk mengisi perutnya yang keroncongan.
***
Mentari sudah mulai kembali keperaduanya. Jejaknya meninggalkan semburat jingga, merah, dan biru yang berpadu cantik menghiasi cakrawala. Yoongi menikmati pemandangan itu dengan syahdu, meski beberapa jam sebelumnya sempat dilanda bosan karena hanya bisa berbaring seharian ini. Sesekali telapak tanganya ia bawa untuk mengelus perutnya yang tertutup oleh selimut lembut.
Aegi dalam kandunganya sangat pintar. Yoongi tidak banyak merasakan kesulitan selama mengandung anaknya. Meski terkadang bayi dalam kandunganya menendang dengan cukup kuat, namun tidak ada keluhan lain, seperti mengidam sesuatu yang ekstrim atau sebagainya. Keluhan fisik yang dirasanya selama kehamilan dianggap sebagai hal yang umum dialami seseorang yang tengah hamil bagi Yoongi. Ia bersyukur bisa melewati segala hal buruk yang terjadi padanya, dan menjadi kuat bersama bayi yang ada dalam kandunganya.
Ia kembali menatap dalam keindahan senja. Melihat bagaimana awan yang dihiasi semburat kemerahan akibat sinar sang surya, mengarak perlahan-lahan di langit. Yoongi jadi ingin pergi ke taman rumah sakit. Pasti sangat menyenangkan rasanya, bisa menikmati suasana sore hari yang sejuk dan indah. Mungkin ia juga bisa berbincang-bincang dengan pasien lain karena jujur saja, Yoongi merasa bosan dan juga kesepian berbaring di ruang rawat tanpa seorang pun yang menemani.
Ceklek!
Saking asiknya memikirkan keinginanya itu, Yoongi sampai tidak sadar jika seseorang telah masuk kedalam ruanganya. Tepukan halus dipundaklah yang mengejutkan Yoongi, sekaligus menyadarkanya dari lamunan. Bibirnya secara spontan mengulas senyum gummy yang cantik, ketika ia sadar bahwa seseorang yang menepuk pundaknya adalah Taehyung.
Lelaki Kim sedikit menunduk, lalu meletakan salah satu tangan kirinya di belakang kepala Yoongi dengan lembut, dan mengecup kening sang tersayang dengan penuh kelembutan. Yoongi yang mendapat serangan tidak terduga itu, sontak membeku dengan wajah yang berubah merona menjadi semerah tomat.
Taehyung terkekeh pelan melihat reaksi Yoongi yang menurutnya sangat manis dan menggemaskan. Ah, seluruh lelah yang hinggap ditubuhnya tidak terasa lagi hanya karena melihat Yoongi. Taehyung baru tahu jika jatuh cinta ternyata se membahagiakan ini.
Taehyung menjauhkan tubuhnya, kemudian menaruh beberapa barang yang dibawanya. Yoongi berusaha melihat apa yang dibawa oleh Taehyung, sebagai pengalihan dari rasa malunya akibat serangan tiba-tiba Taehyung tadi. Jujur saja, jantungnya masih berdebar acapkali otaknya memutar adegan bagaimana Taehyung mengecup keningnya dengan mesra, diiringi debaran menggila di dadanya.
"Apa yang kau bawa itu, Taehyung-ie?"
Taehyung menoleh kearah Yoongi, lalu menunjuk pada barang bawaanya yang kini ada diatas nakas. "Ini?"
Yoongi menganggukan kepalanya. Taehyung mengambil tempat duduk di samping brangkar Yoongi. "Ada beberapa makanan dan camilan yang kubeli agar bisa kita makan bersama nanti malam."
Mata Yoongi berbinar mendengar kata makanan dan camilan. Yoongi sangat ingin memakan camilanya sekarang, namun ia terlalu malu untuk meminta pada Taehyung. Jadi ia hanya meliriknya sekilas dengan pandangan tertarik lalu mengalihkan atensi pada Taehyung yang kembali memgambil tempat duduk di sebelahnya.
Mereka hanya larut dalam keheningan sesekali Yoongi menatap Taehyung, namun ketika Taehyung hendak balik menatal, Yoongi akan segera mengalihkan wajah melihat jendela. Mereka terus melakukan itu hingga sepuluh menit lamanya.
Hal yang aneh dan random. Namun Taehyung sangat menikmati momen kecil ini. Yoongi yang sering salah tingkah setelah mereka saling jujur soal perasaan masing-masing, begitu menggemaskan dan menarik di matanya. Pipinya dan telinganya akan merona samar, serta lelaki hamil itu akan menggembungkan pipi, persis seperti hamster guna menahan diri untuk tidak tersenyum malu setelah mencuri-curi padang menatap Taehyung.
Mereka bukan lagi remaja, namun begitu saling jatuh cinta tingkah lakunya melebihi remaja puber yang sedang kasmaran. Jimin yang merupakan saudara Taehyung pun, sampai tidak habis pikir, setengah tidak percaya jika Taehyung yang sadis, tidak tersentuh, dan antisosial itu akhirnya dapat takluk pada pesona seseorang. Namun beberapa orang bersyukur akan perubahan positif yang ditunjukan Taehyung setalah lelaki itu jatuh cinta.
Melihat langit sore yang nampak cantik dari jendela, Taehyung memiliki ide untuk mangajak Yoongi jalan-jalan sore di sekitar area terbuka rumah sakit.
"Tunggu disini sebentar," ucap Taehyung pada Yoongi, lalu segera pergi tanpa menunggu balasan Yoongi. Lelaki hamil itu hanya menatap bingung kearah pintu yang sudah kembali tertutup. Yoongi mengedikan bahu. Mungkin Taehyung punya urusan mendadak, atau lupa akan sesuatu.
Tak lama kemudian, pintu ruang rawatnya kembali terbuka. Sebuah kursi roda yang lebih dulu menyembul dari balik daun pintu, disusul oleh Taehyung yang mendorong kursi roda tersebut. Yoongi dengan raut wajah keheranan pun, bertanya pada Taehyung. "Taehyung-ie, untuk apa kurso roda ini? "
Taehyung menatal Yoongi dengan senyum teduhnya. "Cuaca sore hari ini sangat bagus. Aku mau mengajakmu pergi ke taman rumah sakit untuk menikmati suasana. Kau pasti bosan berbaring seharian tanpa ada yang menemanimu mengobrol. Kau mau, kan?"
Mendengar perkataan Taehyung membuat Yoongi merasa terharu. Matanya sedikit berkaca-kaca, akibat emosi yang tidak stabil karena kehamilan. Entahlah mereka memang ditakdirkan bersama atau pun tidak. Namun Yoongi merasa, Taehyung yang bahkan tahu keinginanya meski tidak ia ucapkan adalah pasangan yang sempurna untuknya.
"Tentu saja aku mau."
Taehyung lega mendengar jawaban Yoongi. Ia dengan sigap menggendong Yoongi dengan perlahan ke kursi roda. Tak lupa menaikan tiang infus. Mereka berjalan menuju taman diselingi dengan oercakapan ringan dan lelucon-lelucon lucu.
Sore hari itu, mereka menghabiskan waktu mereka di taman dengan bersenda gurau atau pun bercengkrama, sembari memberi makan ikan-ikan yang ada di kolam rumah sakit. Suatu waktu, Yoongi terlalu asik tertawa hingga tanpa sadar mendorong Taehyung, hingga lelaki Kim hampir terjatuh ke kolam ikan. Yoongi sangat merasa bersalah. Taehyung menenangkanya, dan berkata ia tidak apa-apa. Mereka pun kembali tertawa bersama-sama dan menikmati pemandangan matahari tenggelam yang sungguh memukau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulchritude [Taegi] Slow Update
FanfictionMalam itu, takdir seolah mempermainkan dirinya dengan membuatnya bertemu dengan seorang lelaki yang bisa mengandung. Namun entah kenapa, Taehyung tidak menyesal dan malah mensyukuri pertemuan mereka.