Madness : Penyintas

20 15 5
                                    

"Mari kita berlari lebih jauh!" seruku seraya menarik pergelangan tangan milik Ayana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mari kita berlari lebih jauh!" seruku seraya menarik pergelangan tangan milik Ayana.

Suara ledakan dari granat rakitan terdengar begitu keras bergema memenuhi seisi Desa Abragaman. Beberapa kali aku menjerit menyaksikan potongan tubuh manusia yang tergeletak begitu saja memenuhi seisi jalan raya. Dengan organ yang berceceran, warna merah pekat mendominasi setiap jejak kaki yang kubuat. Sangat kontras dengan warna langit cerah di atas sana, bagaikan kekacauan tiada henti ini memiliki garis waktu yang tidak tepat.

"Sepertinya semua penyintas itu telah berhenti mengejar kita, Leana." Suara dari kembaranku mengembalikan kesadaran, membuatku yang semulanya tersulut oleh perasaan takut kini dapat mengendalikan semuanya seperti sediakala.

"Aku ingin beristirahat barang sejenak, meniadakan semuanya membuatku lelah," lanjutnya diikuti tubuh terhenti dan menarikku duduk di dekat sebuah batu besar.

Jeritan manusia terdengar dari kejauhan. Membuat tubuhku bergetar tatkala ingatan berpendar di kepala, memutar rekaman setiap menit yang telah berlalu, menyadarkanku akan satu hal.

Istirahat sebentar, kendati demikian ucapan gadis bersurai jelaga memberikan benang merah dari segala kejadian mengerikan yang beruntun seperti ini.

Sejak awal, semua kekacauan ini bermula karena kami. Si Kembar gila, yang menjadi membantai seisi desa sebelum beberapa warga berupaya mengejar kami menggunakan bom rakitan yang telah dibuat untuk kebudayaan desa ini.

"Oh, rupanya hasil pahatanku masih lebihsempurna ketimbang karyamu yang sudah tak berbentuk." Ayana bergumammengambil sepotong tubuh manusia yang memiliki banyak sekali sayatan, membuatkumenyeringai.

_____________________________________________

Thriller Story
Written by : rifuriqi

Copyright@2021 Fantascroller

FABULA MIXTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang