[Fantasy x Sci-fi x Horror x Thriller]
Sebuah kapal asing berlayar di lautan Storia. Entah siapakah awak kapal dan nahkodanya. Setiap pulau yang telah dilaluinya, selalu ditandai dengan patung kristal bintang laut raksasa.
Sejak saat itu pula, para...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hanna menatap sekelilingnya tidak percaya. Setelah membuka buku tanpa gambar dan tanpa tulisan yang ia temukan di bangku tepi kolam renang, mendadak ia mendarat disini. Semuanya berlumur cokelat, mulai dari rerumputan sampai awan di langit sana. Gadis itu melangkahkan kakinya dan saat sedang asik-asiknya mengamati tempat itu, Hanna tiba-tiba merasa kakinya ditarik oleh sesuatu hingga ia tercebur ke suatu kolam cokelat.
Hanna mengusap wajahnya yang sudah berlumur cokelat lalu membuka matanya, "Hei! Apa-apaan ini?" dia protes.
Seorang anak kecil dengan topi cokelat muncul di belakang Hanna, "Ah, maafkan aku. Kau mau membantuku?" ucapnya hingga membuat Hanna mengernyitkan dahinya.
"Tidak," tolak Hanna.
Anak kecil itu tetap merayu Hanna, "Ayolah."
Setelah sedikit perdebatan, akhirnya Hanna menyetujui permintaan anak itu. Mereka berenang ke dasar kolam itu dengan mata terbuka, membuat Hanna terkagum bukan main. Sampai dibawah, mereka langsung menemukan anak kecil lainnya yang sedang terkurung di dalam sebuah kandang yang sepertinya terbuat dari stik es krim.
"Apa kau tahu bagaimana mengeluarkan temanku dari sana?" tanyanya.
Hanna mengamati kandang itu dengan saksama dan mencoba mencari jalan keluarnya. Gadis itu mulai mengutak-atik kandang itu agar ia bisa membebaskan anak kecil yang sedang terkurung itu. Setelah beberapa kali percobaan, akhirnya Hanna berhasil membuat anak itu keluar dari kandang yang mengurungnya.
Caranya? Hanna mematahkan stiknya satu persatu.
Tepat setelah mereka berdua mengucapkan terima kasih, Hanna merasakan ada pusaran air yang membuatnya berputar dan secara seketika membawanya kembali ke kamarnya. Buku yang semula kosong tanpa gambar dan tulisan, kini terisi.
