05 | Warmth

1.8K 230 31
                                    


°°°
Seorang Pria berambut hitam kebiruan dengan Bulu Mata lentik miliknya serta kedua Pupil mata berwarna Hijau muda, terbangun di sebuah Ranjang berukuran raksasa.

Tidak lain, dia adalah Fushiguro Megumi.

Ia menggosok-gosokkan kedua Mata-nya dan mencoba beranjak dari Ranjang berukuran raksasa itu, namun ia tidak bisa.

Kepala-nya terasa sakit, jauh lebih sakit dibandingkan sebelumnya yang hanya seperti pusing, sekujur Tubuhnya terasa lemas dan menggigil, Kerongkongannya juga terasa sangat kering, nafasnya tersengal-sengal, dan juga ia terus terbatuk.

Dari ini, Megumi bisa mengetahui kalau dirinya terkena demam.

"Ini,... dimana." Megumi bergumul dalam pikirannya sendiri.

Ia bersusah payah mengambil posisi duduk di kasur berukuran raksasa itu, dan menyandarkan dirinya sendiri di ujung ranjang.

Au note : gatau namanya:') intinya kek, penopang kasur yang biasa dibuat dari kayu/besi dsj, Megumi bersandar disitu.

Megumi duduk diam di kasur itu, ia melihat kesana kemari dan baru menyadari bahwa dirinya berada di sebuah Kamar yang luasnya lebih besar dibanding luas Rumah milik Megumi.

Ia hanya duduk diam sampai beberapa saat ia melihat seseorang masuk ke dalam Kamar itu.

Sukuna, ia melihat Sukuna memasukki ruangan dengan bersetelan Jas serta memegang sebuah Tas Hitam yang tidak ia ketahui apa isinya

"Eh? Fushiguro-senpai? Kau sudah bangun." Sukuna dengan penuh semangat, mendekati Megumi yang masih terduduk diam ditempat.

"Bagaimana? Apa kau sudah merasa baikkan?" Megumi tidak memberikan respon, ia bingung harus berkata seperti apa.

Tanpa berpikir dua kali, Sukuna mencoba menyentuh dahi Megumi dan terperanjat kaget karena Tubuh Megumi terasa sangat panas.

"Astaga, Fushiguro-senpai, sepertinya kau terkena demam, sebentar. Aku akan memanggil Ieiri kesi-"

"Tidak perlu, cukup berikan saja aku obat-obatan dan kondisiku akan segera membaik, kok." jawabnya dengan suara lemah.

Sukuna tidak bisa menolak, akhirnya ia hanya mengiyakan saja.

"Hei, setidaknya gantilah pakaianmu terlebih dahulu, apa kau tidak kepanasan seperti itu?" tutur Megumi.

"Hm? Tidak juga, aku sudah terbiasa mengenakan pakaian seperti ini." ujar Sukuna tersenyum.

Tentu saja ia tersenyum, karena lawan bicaranya adalah Megumi-,

"Bahkan saat tidur?"

"Ya tidak saat tidur juga, hehehe." kekeh Sukuna menggaruk Kepala-nya yang tidak gatal itu.

Suasana lalu menjadi hening, dan juga CANGGUNG, Sukuna sedang mencari cara untuk keluar dari suasana canggung ini.

"Ugh..." tiba-tiba Megumi mengerang kecil sambil memegang Kepala-nya, dan itu mengalihkan seluruh perhatian Sukuna.

"Hei? Apa kau yakin kau akan baik-baik saja? Apa kau tidak mau pergi ke rumah sakit? Atau mau kupanggilkan-"

"Sudah kukatakan aku akan baik-baik saja, Sukuna." lagi-lagi Megumi memotong ucapan Sukuna, dan Sukuna lagi-lagi hanya bisa mengiyakan.

Jujur saja, Sukuna sangat tidak suka ketika melihat Megumi tersiksa karena sakit seperti ini, ingin sekali rasanya ia menggendong paksa Megumi untuk menemui Dokter.

Namun ia tidak ingin memaksakan kehendaknya, ia memutuskan untuk mendengar apa yang Megumi katakan.

Sukuna tidak ingin suasana hening menginterupsi, ia buru-buru mengambil handuk dan pergi ke Kamar Mandi yang ada di dalam Kamar itu untuk membersihkan dirinya.

Fushiguro || The Lost Boy [SukuFushi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang