"Ma-maksudmu?" tanya Megumi berpura-pura bodoh.
"...aku menyukaimu, Senpai. Aku menyukaimu, Aku menyukaimu, Aku mencintaimu..." ujar Sukuna semakin memperjelasnya.
Megumi membeku ditempat, ia menatap tidak percaya Sukuna... Bukan meragukan, karena sebenarnya ia sendiri menyukai Sukuna.
Iya, benar, Megumi menyukai Sukuna. Terkejut?
"Aku bisa gila karena-mu Senpai. Aku menyukaimu, aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu, aku sudah mencarimu sejak lama. Aku bisa menjadi seperti ini karena-mu, aku-"
"I-iya aku paham! A-anu, ta-tapi ini terlalu tiba tiba. Su-Sukuna..."
Megumi mengepalkan kedua Tangannya, ia dongkol karena Mulutnya tidak berbicara sesuai dengan keinginannya.
"Tidak apa-apa kok, Senpai... Satu tahun, sepuluh tahun, dua puluh tahun, aku akan-"
"Bu-bukan begitu maksudku! Dasar---bodoh!"
Sukuna memandang datar Wajah Megumi, ia dapat melihat Wajah Megumi serta Kedua Telinga Megumi yang sedang memerah pekat saat ini.
"...Sukuna, aku juga menyukaimu." Sukuna reflek membulatkan Kedua Mata-nya, ia menatap Kedua Mata Megumi dalam-dalam, mengharapkan balasan yang lebih mendetail.
"Tetapi aku tidak bisa menerima-mu. Maaf, aku tidak bisa. Aku juga menyukaimu, aku ingin menerima-mu... Tetapi aku tidak bisa, maaf..."
Megumi menundukkan Kepala-nya, ia tidak berani menatap Kedua Mata Sukuna saat ini.
Mulut dan isi Hati Megumi sangat tidak bisa diajak Kompromi saat ini karena Megumi mengatakan hal yang berlawanan dari Isi Hatinya.
Karena apa dan karena siapa? Kalian sudah tau jawabannya.
Keduanya terpatung dalam Waktu yang cukup lama Keduanya tidak berani saling menatap Mata Satu sama lain.
Ditengah-tengah keheningan, Megumi bisa merasakan Angin berhembus melalui celah Jendela yang masih terbuka walau sedikit. Megumi dengan tanggap langsung bangkit berdiri dan menutup Jendela tersebut.
Megumi menatap kearah Laut yang luas, seketika ia menarik nafas dalam-dalam dan menutup Kedua Mata-nya, lalu berharap seluruh Beban Hidupnya akan Lenyap tanpa jejak ketika ia bangun besok.
Ia juga berharap kalau penyakitnya tidak kambuh ditengah-tengah
Ya, andai saja semudah itu.
Belum lewat lima menit ia berharap, langsung muncul gangguan dari Todo yang menggedor-gedor Pintu Kamar Megumi.
Megumi yang terkejut, langsung meraih Knop Pintu dan membuka-nya. Ia dapat melihat Todo dengan Wajahnya yang terlihat kesal.
"A-ah? To-Todo? Ada apa?" tanya Megumi mencoba untuk ramah.
"Tidak bisakah kau melihat Jam sudah menunjukkan Pukul berapa? Sudah Waktunya untuk makan malam. Sensei sampai menyuruhku untuk memanggilmu, dasar menyusahkan saja... Tak heran Kakak dan Ayahmu meninggalkanmu." ucapnya sambil melangkah Pergi.
Megumi terkejut ketika mendengar perkataan tersebut, ia marah, sangat marah... Tapi jauh di dalam lubuk Hati-nya, ia merasakan sedih yang amat dalam.
Dan pada akhirnya Megumi hanya bisa mundur, dan membiarkan Harga diri- ah tidak, membicarakan Harga diri... Di hadapan Anak-anak Sekolah, Sampah saja derajatnya masih lebih tinggi dibandingkan Megumi sendiri.
"Hei tolol! Kalau kau punya Otak, gunakanlah dengan benar!" sahut Sukuna bersandar di Pintu, dibelakang Megumi, dan meneriaki Todo.
Todo menghentikan langkahnya, lalu perlahan memutar balikkan Tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fushiguro || The Lost Boy [SukuFushi]
RomanceJangan lupa untuk follow dan nantikan fanfic fanfic lain buatanku ya! Terimakasih✨🙇🏻 !Warn! [BoyxBoy area!] Hanya kisah cerita seorang Pria bernama Fushiguro Megumi yang tanpa sengaja membuat Ryomen Sukuna, sang Adik Kelasnya, jatuh cinta padanya...