Pentas Seni Akhir Tahun. Acara yang sudah dipersiapkan Ara dan teman-temannya. Acara yang menguras banyak waktu dan tenaga. Juga emosi. Acara yang melibatkan banyak pihak termasuk wali siswa.
Hari ini Shani dan Gracia datang 1 mobil sebagai perwakilan untuk Chika dan Ara. Lancar. Selancar hubungan Ara dan Chika yang backstreet dari Shani dan Gracia.
"Shani." Panggil seseorang saat acara sudah selesai dan orang-orang mulai berdiri meninggalkan ruangan.
Yang dipanggil Shani tapi Gracia juga ikut menoleh.
"Anin?"
"Iya aku Anin. Kamu Shani kan? Yang pacaran sama Vino?"
"Iya. Huuaaaa Anin udah lama ga ketemu. You look different." Shani menatap Anin dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Bukan tanpa Alasan Shani melakukan itu. Anin adalah salah satu teman dekat Shani waktu SMA. Bagi Anin satu-satunya orang yang mau berteman dengannya adalah Shani dan Vino. Geek Wannabe. Julukan bagi Anin semasa dia sekolah. Si kutu buku yang Culun. Tapi setelah beberapa tahun terpisah karena melanjutkan pendidikan masing-masing akhirnya kedua sahabat itu dipertemukan kembali.
"Semua orang pasti berubah Shani. Yang ga berubah kamu masih tetap sahabat baik aku." Tanpa basa-basi Anin menarik Shani ke dalam pelukannya. Rindu yang bertumpuk bertahun-tahun karena kondisi yang tak memungkinkan bertemu akhirnya terbayar lunas sekarang.
"Oh iya Nin, ini Kakak aku kalau masih inget." Shani menarik Gracia lebih mendekat.
"Kak Gre ya?" Anin mengulurkan tangannya.
"Iya. Gracia." Gracia menyambut uluran tangan itu. Anin pun tersenyum lalu tak lama dia terkekeh. Gracia bingung.
"Kak Gre dari dulu ga berubah. Masih susah senyum." Bukannya marah Gracia justru tersenyum tipis.
"Bawaan orok Nin susah." Timpa Shani.
"Oh ya kamu kesini wakilin siapa?" Tanya Shani pada Anin.
"Aldo. Dia anak Atasan tempat aku kerja. Kebetulan si Bapak berhalangan hadir jadinya aku yang gantiin."
"Aldo temennya Ara ya?" Tanya Shani lagi.
"Iya. Dunia sempit kan? Selama ini kita berdekatan, tapi baru dapat kesempatan ketemu sekarang."
"Yang penting udah ketemu. Jangan jauh-jauh lagi Nin dari aku." Ucap Shani menatap tulus mata Anin.
"Ga akan. Mulai sekarang Sahabat kamu ini ga akan kemana-mana. Selalu ada disamping kamu."
Pertemuan dua sahabat itu akhirnya berakhir dengan saling tukar nomor handphone dan perjanjian untuk hangout bersama di sela-sela kesibukan.
"Anin itu dulu yang suka pakai kacamata tebel itu kan? Yang beberapa kali main kerumah." Tanya Gracia tiba-tiba saat mereka masuk ke mobil.
"Iya. Tuh kakak inget."
"Kakak belum tua-tua banget. Jadi belum pikun."
"Iya-iya percaya."
"Cantik banget dia sekarang." Ucapan random Gracia sontak membuat Shani menoleh padanya.
"Kak?"
"Hmmm?"
"Tumben muji orang?"
"Lha kenapa? hidup Kakak ga melulu maki-maki orang ya. Kalau kenyataannya dia cantik, mau apa?"
"Iya deh iya. Nanti aku sampein ke Anin, Kakak bilang dia cantik." Ucap Shani tanpa ekspresi.
"Jangan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - END
Фэнтези••••••••• Cinta bukanlah api asmara yang membara Kehangatan angin yang bagai cahaya matahari Oh, cahaya yang panjang, selama nafas berhembus Tanpa perlu ditahan, teruslah engkau bersinar Di malam ketika tak berbintang sekalipun Kau pasti merasakan s...