==Happy Reading==
Helaan nafas lega keluar dari mulut dokter cantik itu saat akhirnya kondisi adiknya mulai stabil kembali. Shani yang masih berjalan tertatih dibantu para suster akhirnya keluar dari ruang UGD dan bertemu dengan orang tua kandung Chika.
"Bagaimana kondisi putri saya Dokter Shani?"
Shani diam, menatap wajah kedua orang di hadapannya ini tanpa ekspresi. Sesekali dia melirik Gracia yang kini berdiri disamping kedua orang itu. Seakan bicara lewat bahasa qholbu, Gracia maju beberapa langkah dan berdiri disamping Shani.
"Itu putri anda berdua?" Tanya Gracia.
"Iya benar. Dia putri kami." Jawab laki-laki yang kini sedang merangkul bahu wanita disampingnya.
"Sejak kapan dia jadi putri anda?" Kedua orang itu mengerutkan kening heran dengan pertanyaan Gracia.
"M-maksud anda?"
"Saya tanya sejak kapan dia jadi putri anda berdua?" Tanya Gracia lagi kali ini dengan lebih keras.
"Dia putri saya. Saya yang melahirkannya. Kamu siapa berani bertanya seperti itu pada saya?" Tanya si wanita.
"Cuma karena anda melahirkannya jangan lantas mengklaimnya sebagai putri anda. Ikatan itu jelas sudah terputus sejak 17 tahun yang lalu." Ucap Gracia.
"Siapa kamu sebenarnya?"
"Chika Azalea Natio, itu namanya. Warna kesukaannya biru, dia sangat suka makan salad buah , cepet ngambek kalau diabaikan sedikit saja, dan dia tidak suka berjauhan lama-lama dari kedua kakaknya, anda tau itu? Sangat tidak sopan ketika anda bertamu tapi memaksa mengambil sesuatu yang seharusnya sudah bukan menjadi milik anda lagi."
Kedua orang itu terkesiap. Pancaran mata yang tadinya tidak suka menatap Gracia kini berubah sendu.
"Jadi kalian itu...."
"Keluarga asli Chika itu kami, bukan kalian." Potong Shani.
"Tapi dia putri kandungku. Anak yang selama ini aku cari." Ucap Shania masih bersikeras.
"Kemana saja anda selama 17 tahun ini? Kenapa baru sekarang? Kenapa baru ambil dia sekarang setelah dia baru saja membuat harapan tidak akan pernah mau berpisah dengan kedua kakaknya. Yang tega menghancurkan harapan putri sendiri apakah layak disebut orang tua?" Cecar Gracia.
"M-maafkan k-kami. Kami juga tidak berdaya selama ini. Kami pantas dicaci karena terlalu pasrah dengan keadaan. Tapi kami juga punya alasan kenapa selama ini kami tidak bisa mencarinya. Kami tidak mau mengambil resiko yang akhirnya justru menghancurkan kesempatan kami untuk bertemu dengannya selamanya." Ucap Boby sambil sesekali mengusap pelan bahu istrinya yang kini mulai menangis.
"T-tolong jangan pisahkan kami lagi dengannya. Apa yang kalian inginkan agar kami tetap diijinkan untuk selalu bersamanya? Ditukar dengan nyawa kami pun, kami rela." Ucap Shania yang diangguki Boby.
Gracia dan Shani saling berpandangan. Ada sedikit keheranan di wajah mereka karena respon yang mereka dapat dari kedua orang ini sangat berbeda dengan perlakuan si nenek gerandong kemarin.
"Bodoh jika saya tetap memaksa mengambil paksa dia disaat saya belum siap menghadapi wanita gila kemarin itu. Namanya.....emmmm...namanya....." Gracia diam berpikir sesaat karena dia lupa.
"Amanda. Amanda Archer." Ucap Shani membantu Kakaknya.
"Ah iya. Nyonya Amanda yang terhormat. Dia orang tua anda?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - END
Fantasy••••••••• Cinta bukanlah api asmara yang membara Kehangatan angin yang bagai cahaya matahari Oh, cahaya yang panjang, selama nafas berhembus Tanpa perlu ditahan, teruslah engkau bersinar Di malam ketika tak berbintang sekalipun Kau pasti merasakan s...