Cuma melengkapi potongan
Puzzle yang hilang.Dilarang minta nambah. 🤪
-MetRehat-
"I miss you Kak, really miss you. And it hurts. Jangan pernah tinggalin aku lagi."
"Won't ever."
Keduanya masih betah berdiri disana selama beberapa menit dengan posisi yang sama. Gracia membiarkan Shani menumpahkan semua emosi yang lama dia tahan sampe habis tak bersisa.
Gracia bahkan rela jika akhirnya Shani memukul dirinya karena sudah bersikap jahat padanya.
Baru ketika mendengar tangis Shani mereda, Gracia melepaskan pelukannya.
"Udah?" Shani menggangguk pelan dengan kepala menunduk.
Ada rasa menyesal dalam diri Gracia ketika melihat Shani seperti ini. Apalagi penyebabnya adalah dirinya sendiri.
Dalam hati bertekad akan menebus semua kesalahannya pada Shani. Meski dia tau mustahil menghilangkan rasa trauma ditinggalkan, tapi tidak ada salahnya mencoba.
"Sekali lagi, maafin Kakak." Ucap Gracia mencoba menatap mata Shani.
"Bagaimana membuat kamu merasa lebih baik? Kamu ingin dengar penjelasan Kakak?" Tanya Gracia lagi karena tak ada jawaban dari Shani.
Shani mengangkat kepalanya. Wajah merah dan basah, mata bengkak, bahkan air mata sesekali masih menetes di pipinya. Dengan sigap Gracia mengusap air mata itu dengan kedua tangannya.
"Mau ikut? Kakak jelasin semuanya sama kamu." Ucap Gracia lalu mengulurkan tangannya. Mengajak untuk segera pergi darisini.
Berharap Shani meresponnya nyatanya dia hanya berdiri mematung.
"Shan?"
Shani hanya menggeleng.
"Separah itu kejahatan yang Kakak buat?"
"Iya! Masih nanya?"
Ada senyum tertahan kala mendengar Shani akhirnya bicara. Bukannya takut malah terdengar lucu di telinga Gracia. Adiknya sedang merajuk, ngambek karena ditinggal lama.
Shani kaget ketika Gracia memegang kepalanya dengan kedua tangannya lalu menariknya agar mendekat. Seketika sebuah kecupan mendarat di keningnya. Terasa lama dan dalam.
"Come with me. Kakak jelasin semuanya sama kamu." Ucapnya lalu menarik tangan Shani menggadengnya masuk ke mobil, tidak peduli Shani setuju atau tidak.
____
Rooftop kantor adalah tujuan Shani dan Gracia. Hanya ditemani dua cangkir coklat panas dan french fries ukuran large, hasil dari gerai drivethru yang mereka lewati saat menuju kesini.
Keduanya duduk bertumpu pada kursi lipat yang entah Gracia dapat darimana. Memandang kemegahan secuil Berlin dibawah sana.
"Ara dan Chika kabur waktu itu." Ucap Gracia memulai percakapan tanpa intro. "Entah sudah berapa lama mereka luntang lantung dijalanan. Kakak sendiri ga expect bakal ketemu mereka, tapi bersyukur Kakak yang mereka temui bukan orang lain yang berniat jahat."
"Fiony adalah hal paling logis untuk menyembunyikan mereka sementara waktu karena tidak mungkin Kakak bawa pulang kerumah. Minimal sampai Kakak punya cara yang tepat untuk bawa mereka pergi jauh dari wanita tua itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - END
Fantastik••••••••• Cinta bukanlah api asmara yang membara Kehangatan angin yang bagai cahaya matahari Oh, cahaya yang panjang, selama nafas berhembus Tanpa perlu ditahan, teruslah engkau bersinar Di malam ketika tak berbintang sekalipun Kau pasti merasakan s...