Bagiku Dia Cantik, Belum Tentu Bagimu. Wajar. Karena Keindahan Terletak Antara Mata yang Memandang dan Hati yang Mencintai.
==Hai==
Pernahkah kamu merasa waktu disekelilingmu berhenti tiba-tiba? Seperti ada seseorang yang menekan tombol Pause. Ingin protes, tapi ada yang menarik semua keberanianmu untuk bicara. Tidak ada tombol lain yang bisa dipilih, Skip misalnya. Dan jika tombol pause itu ditekan sekali lagi, waktu memang akan bergerak kembali, namun semua akan berbeda, rasanya sepertinya dunia dan segala isinya jatuh menimpamu.
Mungkin itulah yang dirasakan Gracia. Mendadak dia merasa kesulitan bernafas, seperti ada ribuan batu akik yang menghantam dadanya. Semua terjadi saat suara yang tidak di harapkan menyapa indera pendengarannya saat ini. Kondisi tak jauh berbeda terjadi pada orang didepannya juga. Fiony berdiri dengan mata melotot yang bila disenggol sedikit saja mungkin bakal gelinding tuh biji mata, menatap horor seseorang yang kini berdiri beberapa meter tak jauh dari tempat mereka.
"Ss-Shani...." Panggil Gracia dengan suara yang mungkin hanya bisa didengar makhluk tak kasat mata disekitarnya.
"Apa maksudnya ini Kak?" Tanya Shani perlahan melangkah maju.
"Shani, maaf kita-----" Tak kalah panik, Fiony pun berusaha menjelaskan karena dia sadar semua terjadi juga karena ulahnya. Dia harus bertanggung jawab.
"Aku mau bicara sama Kak Gre." Ucap Shani memotong perkataan Fiony.
Gracia mendesah pasrah. Kepalang tanggung. Percuma menyangkal karena mungkin Shani sudah mendengar semua yang mereka bicarakan tadi.
Fiony pun kembali menutup mulutnya rapat-rapat. Perlahan dia menoleh menatap kasihan pada Gracia. Untuk pertama kalinya selama mengenal Gracia, baru kali ini dia bisa melihat dengan jelas kerapuhan perlahan menggerogoti image tangguh wanita yang tak pernah pergi dari hatinya selama ini. Membangun kerajaannya sendiri di dasar hati paling dalam yang tak bisa dijangkau siapapun. Lalu Diam dan tenang disana. Hingga akhirnya Fiony sadar, yang sudah menetap terlalu dalam memang baiknya tidak dikorek lagi, dipaksa naik ke permukaan karena itu hanya akan membunuh mereka berdua dengan perlahan.
"Aku mau bicara sama Kak Gre." Lagi-lagi, suara Shani menganggu kekhusyukan dua orang yang sedang berperang dengan pikirannya masing-masing.
"Gre." Panggil Fiony.
Gracia menatap Fiony dengan tatapan seseorang yang sedang menyimpan beban. Akhirnya dia mengangguk.
"Ngobrol lagi lain waktu. Kamu pulang aja istirahat." Ucap Gracia pelan pada Fiony.
"Hape aku on 24 jam. Mobil aku bensinnya full. If you need something you can-----"
"Thanks Fio. Kita ketemu lain waktu?" Ucap Gracia menegaskan kembali ucapannya. Berharap agar wanita itu segera meninggalkan mereka berdua di tengah situasi yang tidak mengenakkan ini.
Fiony diam beberapa saat kemudian membalas Gracia hanya dengan senyuman. Tak lama dia berjalan meninggalkan Gracia. Langkahnya terhenti saat berada beberapa centi dari tempat Shani berdiri. Dengan suara pelan berharap Gracia tidak mendengar walaupun itu mustahil, dia menatap Shani sedikit tajam.
"Don't punish her for something she can't control. You know your sister better than anyone."
Terdengar sangat cepat dalam satu tarikan napas. Namun Fionybisa memastikan Shani mendengar apa yang dia katakan. Setelah itu dia pergi masuk ke mobilnya, segera meninggalkan kediaman Natio bersaudara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - END
Fantasi••••••••• Cinta bukanlah api asmara yang membara Kehangatan angin yang bagai cahaya matahari Oh, cahaya yang panjang, selama nafas berhembus Tanpa perlu ditahan, teruslah engkau bersinar Di malam ketika tak berbintang sekalipun Kau pasti merasakan s...