==Misi, numpang up==
Tidak ada lagi hari baik untuk wanita paruh baya ini. Sisi temperamennya makin akut ketika semua yang dia mau tidak berjalan sesuai keinginannya. Kesehatannya makin sering terganggu. Tekanan darah yang tinggi dan tidak stabil membuat dia terpaksa harus banyak bersabar. Padahal sabar tidak pernah ada dalam kamus hidupnya. Selain karena sudah di warning keras oleh dokter, tentunya dia masih sayang dirinya sendiri. Dia masih ingin hidup lebih lama untuk membereskan semua kekacauan ini.
Ya, Amanda Archer. Wanita angkuh konglomerat. Pengusaha tangguh tapi tidak pernah percaya siapapun termasuk keluarganya sendiri. Selama hidup apapun yang dia inginkan pasti dengan mudah dia raih. Sayang roda berputar, kali ini dia harus kalah telak bersaing dengan keadaan.
"Maaf, permisi Bu." Tiba-tiba lamunannya harus terhenti ketika salah satu asistennya datang menghampirinya.
"Kenapa?" Ucapnya dengan muka kesal.
"Ada yang mau bertemu Ibu."
"Siapa?"
"Pak Alvin Bu. Beliau bersikeras ingin menemui Ibu meski security depan sudah berusaha mengusirnya."
Amanda memicingkan matanya. Aura yang sejak awal sudah tidak enak berubah makin tidak enak saja.
"Usir! Jika dia masih memaksa katakan saja kalau perusahaan dia bisa saya bikin bangkrut lebih parah hari ini juga."
"Baik Bu."
"Satu lagi, hari ini saya tidak ingin diganggu siapapun. Kalau kalian tidak bisa mengatasi itu, saya pastikan ini hari terakhir kalian kerja disini!"
"Baik Bu. Saya permisi." Tanpa pikir panjang, asisten itu buru-buru keluar dari ruangan Amanda.
Setelah asistennya pergi, Amanda kini menghempaskan punggungnya di kursi kebesarannya. Kepalanya terasa pening. Sejak dirinya kehilangan jejak cucu kebanggaannya, disaat itu pula dia tidak tahu harus berbuat apa. Kekalahan adalah hal yang paling dia benci. Prinsip yang selalu dia pegang sejak masih muda, tidak masalah berkorban banyak hal, kehilangan banyak hal asalkan dia selalu menang.
Baru sebentar merasakan ketenangan, kini dirinya harus terganggu lagi dengan kehadiran asistennya.
"Apalagi?" Tanya Amanda mulai marah.
"M-maaf Bu, Ada----------"
Belum selesai si asisten mengutarakan maksudnya. Terdengar suara berat seorang pria masuk diikuti beberapa pria lain dibelakangnya.
"Selamat siang Bos kita yang terhormat, Ibu Amanda------Archer?"
Sapaan pria itu reflek membuat Amanda melotot kemudian segera berdiri dari kursinya.
"Maaf Bu, Saya sudah-----"
"Kamu keluar sekarang!!" Perintah Amanda dengan tatapan lurus tak berpindah sedikitpun dari tamu tak diundang itu.
"Baik Bu, Saya permisi." Buru-buru asisten itu berlari keluar karena melihat aura Bosnya yang makin menyeramkan saja.
Hening selama beberapa saat, hanya ada adegan saling tatap antara dua orang yang berkepentingan di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - END
Fantasy••••••••• Cinta bukanlah api asmara yang membara Kehangatan angin yang bagai cahaya matahari Oh, cahaya yang panjang, selama nafas berhembus Tanpa perlu ditahan, teruslah engkau bersinar Di malam ketika tak berbintang sekalipun Kau pasti merasakan s...