Part 12

1K 162 13
                                    

3 manusia kakak beradik itu kini sedang duduk di meja menikmati sarapan pagi mereka. Tidak ada suara apapun kecuali dentingan sendok yang beradu dengan piring. Si Sulung yang makan dengan tenangnya memastikan makanan yang masuk ke dalam mulutnya sudah dikunyah minimal 32 kali. Si tengah yang tangan satunya memegang Roti dan tangan satunya lagi sibuk scroll layar hapenya, sesekali bibirnya mengulum senyum atau malah terkikik sendiri karena liat postingan gaje di sosmed. Dan si bungsu yang belum selesai mengunyah udah memasukkan lagi satu sendok penuh nasi goreng ke dalam mulutnya persis kayak orang ga makan seminggu.

"Kamu makan ga bisa tenang sedikit? Baru jam 6.15." Ucap Gracia yang jengkel melihat ulah Chika. Yang ditanya cuma bisa menggeleng. Berusaha menelan semua makanan di dalam mulutnya.

"Keburu Ara jemput." Jawab Chika setelah mulutnya kosong.

"Lho dijemput Ara dek? Kok ga bilang?" Tanya Shani.

"Lha ini udah bilang." Shani hanya mendengus mendengar jawaban adiknya.

Benar saja, Tak lama kemudian terdengar bel berbunyi dan satu wajah anak ABG berseragam putih abu-abu ditutupi jaket denim warna navy muncul.

"Selamat Pagi Kak Gre, Ci Shani."

"Pagi Ara. Sini duduk." Jawab Shani. Sedangkan Gracia hanya manggut-manggut sambil terus makan.

"Sarapan dulu. Santai aja, jangan kayak Chika kek orang kesurupan kalau makan." Sindir Shani.

"Ini juga biar Ara ga nunggu lama kali kak."

"Makasih Ci, Ara udah sarapan kok tadi sebelum kesini." Jawab Ara sopan.

"Oh gitu. Ya udah dek kamu buruan makannya. Kasian Ara nanti nunggu lama."

Chika yang mendengar hanya mendelik malas menatap Shani.

"Makan cepet salah, makan pelan lebih salah lagi. Yang bener cuma Cici." Gumam Chika pelan.

"Kamu ngomong apa dek?" Tanya Shani menatap tajam adiknya.

"Siapa yang ngomong Ci. Aku kumur-kumur dari tadi." Dengan cepat Chika menghabiskan makannya. Tak lupa minum obatnya juga.

"Chika sama Ara berangkat ya. Ayo Ra kita kemon." Ucap Chika yang berdiri sambil menggendong tas sekolahnya.

"Iya. Nanti mau jemput apa bareng Ara lagi?" Tanya Gracia.

"Aaaaa BARU INGET!" Teriak Chika yang otomatis membuat semua yang ada disitu kaget.

"Kebiasaan teriak kek kuli pasar." Gumam Ara.

Sedangkan Gracia dan Shani hanya memejamkan mata menahan kesal. Kalau bukan adiknya, mungkin bakal ada piring melayang kena kepala.

"Ijin pulang sore. Mau rapat bahas pensi. Soalnya waktunya udah mepet. Udah ketunda lama juga karena aku sakit kemarin." Jelas Chika pada kedua kakaknya.

"Sampai jam berapa?" Tanya Gracia.

"Emmm enaknya jam berapa Ra?" Yang ditanya malah melempar pertanyaan pada orang lain.

"Ga akan lebih dari jam 4 kok Kak Gre. Nanti Chika biar Ara antar pulang lagi."

"Oke. Udah sana hati-hati." Jawab Gracia yang juga sudah siap-siap akan berangkat.

"Siap Komandan. Gas Ra!" Dengan cepat Chika menarik tangan Ara bahkan sebelum Ara sempat berpamitan pada kedua kakaknya.

"Tuh anak abis ketempelan sesuatu deh kayaknya. Heboh bener daritadi." Gumam Shani.

Hari ini Ara mengendarai motor matic-nya. Itu juga atas permintaan Chika. Katanya biar cepet bisa sulap salip kalau macet. Padahal dalam hati Chika, biar bisa duduk deketan sambil peluk sih. Modus-modus dikit gapapalah ya.

Nagai Hikari (Love, Lost, Sacrifice) - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang