PART 18 [JALAN KELUAR PUN BERDURI 1]

15 9 0
                                    

Kornel menceritakan secara singkat terkait rencananya dengan Mario, tentu saja rencana ini juga berkaitan dengan nyawa Mario

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kornel menceritakan secara singkat terkait rencananya dengan Mario, tentu saja rencana ini juga berkaitan dengan nyawa Mario. Aurel yang telah mendengar cerita itu tersentak kaget. Mereka berdua pun dengan cepat bergegas menuju rumah Mario untuk mencegah suatu hal yang tidak diinginkan.

Aurel dan Kornel berlari sekuat tenaga menuju rumah tua itu, pintunya sudah terbuka lebar.

"Pak Mario tidak akan sebodoh ini membiarkan pintu terbuka."

Mereka berdua terdiam di muka pintu melihat apa yang terjadi. Mario sudah terbaring lemas, lantai pun sudah dipenuhi oleh kubangan darah.

Aurel dengan sigap mencari kain di seluruh laci, lemari, dan meja sekitar ruangan itu. Dia menopang tubuh Mario yang terkapar, lalu menahan pendarahannya dengan kain itu. Kornel melihat-lihat sekitar ruangan ini dan tidak menemukan suatu hal yang janggal.

"HAHAHA!" Suara tertawa yang tak asing terdengar dari depan rumah tua itu. Tampaklah Noel dan ketiga pengawalnya.

"Ternyata memang kalian awal mula masalahnya," ucap Noel sambil memegang pisau di tangannya.


# # # # # # # # # #


Paman Noel berdiri di muka pintu bersama ketiga pengawalnya yang siap untuk menyerang kami. Aku melihat benda di sekitarku.

"Bangku?"

"Tangkap mereka berdua!" Perintah Paman Noel. Ketiga orang itu langsung menyerbu kami.

Aku berdiri di depan Aurel dan Pak Mario, memegang sebuah bangku kayu dan menghantamnya secara horizontal yang membuat ketiganya menjaga jarak dariku.

"Tinggalkan dia," bisikku. Aurel menggeleng, dia tidak mau meninggalkan Pak Mario dalam kondisi itu.

"Percayalah padaku, kumohon..."

Seorang dari sebelah kanan mulai melayangkan tinju, aku menahannya dengan bangku dan menghantamnya tepat di bagian kepala. Dua orang lainnya menyerang secara bersamaan dari arah yang berbeda. Aku menggunakan bangkuku sebagai penghadang, dan mendorong mereka berdua menjauh dari Aurel, "Sekarang! Larilah keluar!"

Aku mendorong bangkuku sekuat tenaga, kedua orang itupun terjatuh. Melihat Paman Noel berdiri di muka pintu, aku mengambil sapu dan mencopot batangnya dari ujungnya. Dia terlihat ketakutan, jelas pisau itu tidak bisa menggapaiku dengan tongkat yang panjang ini.

Aku dan Aurel berhasil lari dari ruangan itu. Paman Noel sedang sibuk memarahi anak buahnya yang terjatuh. Mereka segera menyusul kami, "Ayo Rel, mereka udah mau dateng!"

Kami berdua bersembunyi di sebuah pagar kayu, beberapa meter dari rumah Pak Mario. Aurel terlihat kelelahan, "Daya tahan perempuan ini benar-benar parah." 

"Tenang, Rel. Aku akan melindungimu."

Mereka semakin dekat, keberadaan kami nyaris ketauan. "Kamu masih sanggup untuk lari, kan?"

Aurel mengangguk. Aku melihat sekitar, menunggu momen untuk kami dapat berlari.

"Sekarang!"

Aku menarik lengan Aurel untuk berlari. Paman Noel dan kedua pengawalnya sedang membelakangi kami, Ini adalah kesempatan emas untuk lari. 

Tanpa sadar aku berlari terlalu kencang yang membuat langkah Aurel tidak sanggup untuk mengimbangiku. 

BRUK— Aku menyadari bahwa Aurel telah terjatuh di belakangku.

Mendengar suara itu, mereka dengan spontan menoleh ke arah kami.

"Maaf Rel." Tanpa pikir panjang, aku langsung mengangkat Aurel ke punggungku.

Di depan terdapat persimpangan jalan, "Kiri? Kanan? KANAN!"

Aku berlari ke arah kanan, menyusuri jalan-jalan sempit untuk menghilangkan jejak. Aku benar-benar tidak tau daerah ini. Kami terus berlari menyusuri jalan yang ada tanpa arah dan tujuan.

"Rel, telpon polisi dan ambulans sekarang!" Teriakku sambil berlari kencang.

Aurel pun memulai panggilannya dan memberitahukan posisi kami. Setelah berputar cukup lama, kami berhasil mengecoh Paman Noel dan para pengawalnya. Syukurlah di sini banyak sekali jalan sempit yang berguna bagi kami untuk melarikan diri.

"Nel?" Panggil Aurel.

Aku menengok sambil mengatur pola napasku yang begitu cepat.

"Ini bukannya Rumah Pak Mario?"


BERSAMBUNG


#FUNFACT SECTION#

1. Kornel dan Mario membuat strategi dengan mempertaruhkan nyawa Mario. Akan tetapi, rencana ini baru dapat berjalan ketika Noel mulai bergerak. Sebenarnya Kornel diwajibkan untuk selalu mengecek keadaan Mario karena itu juga adalah bagian dari rencana, tetapi keadaan di luar dugaan seperti kematian Marko membuatnya lupa akan hal tersebut.

2. Rencana yang dijalankan Kornel dan Mario adalah plan B, karena Aurel telah menolak untuk bekerja sama. Meskipun pada akhirnya Aurel tetap membantu Kornel untuk menyelesaikan kasus Ayahnya.

Jalan Keluar pun Berduri [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang