Bagian 31

21.4K 2K 57
                                    

Bagian 31


•°•°•

Malam hari, suasana restoran yang baru saja diresmikan terlihat cukup ramai dengan celotehan teman-teman Ressa, ada Ronal dan Amira serta Rain. Yoga dan Ren yang juga ikut hadir, mereka kedua orang tua Dirga.

Acara potong Pita dan pembagian tumpeng baru saja berlangsung, untuk potong pita dan Potongan tumpeng pertama, Morana serahkan pada Ronal. Biar bagaimanapun, semuanya tidak akan terjadi tanpa dukungan dari keluarga dan tentu saja peran penting dari Ronal.

Morana duduk menatap layar ponselnya, ia baru saja memotret potongan tumpeng yang diletakkan di dalam piring kecil, lengkap dengan lauk pauknya. Gadis itu mengirim hasil jepretannya ke Elang, namun tak ada balasan karena pria itu sedang berada di luar kota, dan tentu saja sibuk dengan proyek yang ia pelajari.

Entahlah, semakin lama, waktu mereka bertemu semakin singkat, bahkan minggu kemarin mereka hanya berpapasan di sekolah, dan saling bertukar kabar lewat ponsel.

Kayak backstreet.

"Melamun mulu, dipanggil yang lain. Mau foto bareng," kata Gladis menyadarkan lamunan Morana.

"Biasa, yang. Elang lagi sibuk," goda Nicolas membuat Morana mendengus.

"Na, ayo." Dirga datang, menarik Morana untuk berdiri, mereka berfoto ria, banyak pose yang mereka lakukan, kata Bagas buat kenang-kenangan.

"Mi, Moran pulang duluan, ya?" kata Morana, ia sedikit merasa tidak nyaman.

"Kenapa? Kamu sakit?"

Menggeleng cepat, Morana tidak ingin membuat Amira khawatir, wanita itu sedang asik mengobrol dengan Ren.

"Bukan," kata Morana, ia bingung harus mengatakan alasan apa.

"Ya udah, kamu pulang diantar Ressa, ya?" kata Amira.

"Nggak usah, Moran bisa sendiri," tolak Morana.

"Kalau gitu bareng Dirga," ujar Ren lalu memanggil Dirga sebelum Morana menolak.

"Kenapa, Mah?" tanya Dirga.

"Antar adik kamu, dia mau pulang,"

"Cepat banget, kamu sakit?" tanya Dirga menempelkan tangannya di kening Morana, "Nggak panas," kata Dirga.

"Moran nggak sakit," ujar Morana menjauhkan tangan Dirga.

"Udah, sana pulang. Nyetirnya jangan ngebut," pesan Amira.

Dua orang beda gender itu mengangguk patuh, menyalimi mereka bergantian lalu keluar dari bangunan tiga tingkat yang terlihat mewah, namun masih memiliki kesan kekeluargaan yang kental.

"Mau pulang langsung?" tanya Dirga.

"Kak Dirga mau mampir kemana?" Morana balik bertanya.

"Di dekat sini ada pasar malam, mau mampir nggak?" tawar Dirga.

Morana berpikir sebentar, lalu mengangguk semangat. Gadis itu mengirim pesan pada Elang kalau ia keluar bersama Dirga, ia hanya tidak ingin pria itu salah paham dan mendapatkan kabar dari orang lain, kalau ia keluar dengan pria lain.

MORANA DUVESSA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang