• Kisah dua pemuda yang masih salting •

60 9 0
                                    

Mari lupakan peristiwa yang terjadi sepulang sekolah tadi. Karena kini, Eren Jeager 17 tahun si tokoh utama sedang rebahan dikasur empuknya sambil njerit-njerit gajelas. Bagaimana tidak mengingat hal yang terjadi tadi membuat wajah Eren kembali merona malu. Eren dengan penyakit suka ngomong blak-blakkannya yang tidak terkendali, lagi-lagi membuatnya dalam masalah.

"Kau benar-benar bodoh Eren! Bagaimana kalau Levi senpai jadi ilfeel denganmu?! Bodoh! Bodoh!Bodoh! Apa yang harus kulakukan besok? Hahhhhhh... aku tidak ingin pergi kesekolah lagiii"

Rutuknya sambil mengkurep tidak jelas dengan bantal hijau toska berada dalam pelukan, meredam suara teriakannya. Untung mama carla yang sedang masak dilantai bawah tidak mendengar teriakan-teriakan gaje tersebut. Coba kalau dengar? bisa disambit pakai centong sayur kesayangan mamanya karena telah menimbulkan kegaduhan dan mengganggu kenyamanan saentero kompleks.

"Yaaa Kamisama, tolonglah hambamu yang tampan ini. Apa yang harus kulakukan? Tidak, tidak ini semua karena Isabelle senpai! Ya, senpai yang harus bertanggung jawab! Ohhh tidak tapi aku masih maluuuuu"

"Katanya aku hanya perlu melukis apa yang kurasakan, Jadi aku melukis Levi senpai! Kan Levi senpai sendiri yang menyuruhku melukis untuk membuktikan kemampuanku, jadi aku melukisnya! Yaa benar... benar... Tidak ada yg salah kan?!" Katanya sambil menengok pada poster karakter anime favoritnya, 'Kapten Ri Vaille' yang tertempel anteng di dinding kamar.

"Benar kan?! Kapten Ri Vaille juga pasti setuju, Aku melukisnya bukan karena Levi senpai tampan. Eh tapi dia memang tampan sih, Bukan...Bukan!!! Walaupun senpai memang tampan, aku melukisnya bukan karena dia tampan, tapi karena dia yang menyuruhku melukis! Benar! Aku tidak salah! Kau pun setuju denganku kan Kapten?!"

"...."-poster Kapten Ri Vaille

Oh ayolah, otak Eren sepertinya menjadi miring karena kejadian tadi. Bahkan sebuah poster yang tidak berdaya menjadi sasaran curhatanya. Oke daripada terus-terusan melihat Eren dengan segala tingkah absurdnya mari kita kembali pada beberapa jam yang lalu.

Tadi...

Jadi yang sebenarnya terjadi setelah Eren keceplosan mengatakan kalau Levi tampan adalah

Eren kabur...

Ya, akhirnya kemampuan khusus Eren ketika kepepet kembali. Eren, peraih medali emas cabang lomba lari melawan Doberman di chapter sebelumnya bangkit lagi! Yuhuuuuuuu*tebar confeti

Eren kabur dari ruang OSIS tanpa menunggu respon yang Levi berikan. Bahkan sebelum Levi mencerna apa yang ia katakan Eren sudah ngacir duluan. Dengan wajah gelagapan yang masih memerah ia membungkuk cepat, mengatakan permisi kepada Levi yang masih bengong dan berlari menuju pintu. Membuka dengan tidak santainya, mengakibatkan Hanji dan Erwin yang mau masuk ruang OSIS kaget dan terheran-heran. Untung latah Erwin gak kumat.

"Oii Eren! Apa ya-"

"GYAAAAA!!! Ha...hanji san, Maafkan aku! Maafkan aku! Maafkan Akuuuuuu..."  katanya setelah membungkuk dan ngacir disepanjang koridor. Untung koridornya sudah sepi, coba kalau ada orang, Eren bisa dikira gila kan.

Hanji dan Erwin yang masih bingung mencerna situasi yang  terjadi masuk kedalam ruangan. Disana terlihat Levi yang masih stay pada posisi, duduk dikursi kebesarannya tidak bereaksi sedikitpun. Masih bengong.

Hanji dengan suara toanya berjalan mendekati Levi,

"Oiiii Cebol, Apa yang terjadi? Kenapa titan manisku lari seperti itu?"

Levi yang sudah mendapatkan kesadarannya kembali hanya menghela nafas kasar lalu mengambil kacamata bacanya yang tanpa ia sadari melorot hingga kepuncak hidung lalu meletakkanya pelan.

zukünftiges BuchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang