Malam ini Levi tidak bisa tidur.
Bukannya kenapa-napa, ia hanya tidak bisa memejamkam mata. Karena setiap kali ia mencobanya, selalu muncul bayangan wajah bocah itu.
Wajah yang memerah hingga ketelinga itu,
Wajah gugup itu,
Ditambah dengan sikap polosnya ketika salah tingkah,
Semuanya benar-benar membuat Levi hampir hilang kendali.
Kalu diperbolehkan, ingin rasanya ia menerkam bocah itu dan menelannya bulat-bulat.
Tapi semua itu tidak dia lakukan, karena kasihan.
Tapi entah kenapa rasa kasihan tidak mengurangi niat untuk selalu mengusilinya.
Pertemuan-pertemuan antara dirinya dengan bocah itu selalu berakhir dengan peristiwa bodoh. Yang parahnya tidak mampu hilang dari benak Levi.
Ketika ia fokus pada pelajaran dikelas, sedang rapat OSIS, maupun saat sedang makan malam dengan Kenny, pamanya, Kilasan-kilasan kejadian itu selalu muncul.
Pernah suatu ketika, saat ia sedang memimpin rapat OSIS untuk membahas festival budaya, Levi yang duduk dikursi kebesarannya tiba-tiba mendengus.
Mendengus! coba bayangkan!
Padahal rapat sedang serius-seriusnya dan tidak ada hal lucu yang terjadi. Petra yang saat itu sedang bertugas membacakan laporan sampai lupa tidak menutup mulutnya. Gunther yang melihat tingkah langka ketua OSIS merinding tidak percaya. Oluo bahkan hampir menyemburkan air mineral yang sedang diminumnya. Semua anggota OSIS yang hadir diruangan itu melongo saking tidak percaya.
Dan ini semua terjadi karena Levi yang tiba-tiba hilang fokus karena mengingat kejadian ketika Eren berusaha membersihkan noda saus mustard dicelananya.
Levi benar-benar tidak habis pikir. Kenapa bocah itu polos sekali, ia bahkan tidak tahu kalau tindakan yang dilakukannya adalah sesuatu yang sangat berbahaya.
Bagaikan membangunkan singa yang tertidur.
Coba bayangkan apa yang terjadi kalau saat itu Levi tidak mampu menahan dirinya! Kan bisa kejadian yang iya-iya!
Levi memang tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Jagankan perasaan romantis seperti itu, perasaan sesimpel tertarik pada orang lain saja tidak pernah.
Ia hanya berbicara seperlunya, tidak pernah basa-basi, dan terkenal dengan kata-katanya yang terkesan kejam.
Itu semua dilakukan karena Levi tidak pernah mencoba sok baik dengan orang lain. Ia selalu mengatakan apa yang ingin ia katakan. Tidak pernah membohongi dirinya sendiri ataupun orang lain agar terkesan baik. Tidak akan pernah berbohong walaupun kenyataan yang diucapkan terkadang kejam, dan susah senyum!
Entah mungkin otot wajah Levi sudah kaku karena tidak pernah digunakan. Karena jarang menemukan orang yang pernah melihatnya tersenyum apalagi tertawa.
Tetapi setelah kehadiran Eren hidup Levi seakan berjalan keluar jalur. Ia merasakan apa yang sebelumnya tidak pernah ia rasakan, melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan, dan bahkan memikirkan sesuatu yang bodoh dan tidak berguna semacam,
'Kenapa wajah bocah itu bisa merah sekali?'
'Memangnya ada manusia sebodoh itu?'
'Tunggu, bagaimana jika aku me*******'
Kalian lihat kan, kehadiran Eren benar-benar merubah segalanya.
Hidup Levi yang dulu monochrome sekarang sedikit berwarna, dicoret-coret oleh kuas bocah itu dengan warna-warna yang menyilaukan mata.
Melirik kesamping, dimana sebuah kanvas dengan ukuran 3x4 berada diatas meja disandarkan pada dinding bersebelahan dengan buku-buku tebalnya. Lagi-lagi kilasan itu muncul, membuatnya tersenyum kecil setelah mengigatnya.
Lihat, bahkan hanya dengan sebuah kanvas saja mampu memberikan sedikit warna pada kamarnya yang suram itu sekaligus hati pemiliknya.
Levi tidak ingat kapan terakhir kali dirinya tersenyum.
Seingatnya setelah kematian ibunya yang ia rasakan hanyalah kekosongan. Dunia terasa hitam putih dimatanya. Ia tidak mampu lagi merasakan perasaan yang biasanya orang lain rasakan. Hidupnya terasa hambar.
Saat itu separuh jiwanya seakan ikut dibawa pergi, meninggalkan raga kosong yang tidak memiliki hati. Kematian ibunya benar-benar menjadi pukulan berat bagi Levi yang bahkan dipaksa untuk tumbuh dewasa.
Tapi itu semua hanyalah kisah masalalu, yang sebaiknya tidak dia ingat-ingat lagi. Menguburnya bersama dengan kenangan lama dan beralih untuk membuka lembaran baru hidupnya.
Hidup penuh warna yang akan segera menghampirinya.
tbc
pengen nulis yg gaje dn ringan" tp knapa akhirnya ttep berat:"(
KAMU SEDANG MEMBACA
zukünftiges Buch
FanficTentang Eren, teman - teman segenknya, ZuBu si buku aneh nan sakti mandraguna, dan (tidak lupa) Si doi tentu saja.