jeongwoo diam tanpa bicara apa-apa.
tatapan matanya menatap bolak balik ke arah pintu masuk rumah, juga haruto yang sibuk menangis tanpa suara di depannya.-masih dengan bahu jeongwoo yang terus terusan haruto pukul berkali kali, berangsur cepat, dan semakin kuat. jeongwoo sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan yang haruto lontarkan beberapa saat yang lalu.
sampai pukulannya berangsur lemah, dan berhenti. haruto menunduk, dan berakhir mengepalkan tangannya sendiri. tangisnya kini berubah sesegukan.
"nak raka.."
jeongwoo menoleh ke arah sumber suara. dan haruto yang masih terseguk-seguk sontak mendiamkan tangisnya sendiri.
ia melihat melaui sudut matanya, sebelum memandang lekat lekat jeongwoo yang menoleh dan tersenyum tipis ke arah seorang wanita paruh baya. seolah menjawab suaranya yang haruto tau tidak terdengar seperti sang mama.
"jeongwoo.."
haruto mengusap air mata di pipinya sendiri. lalu mereka bersitatap sebentar, sampai seketika mendekat untuk berangsur memeluk jeongwoo yang ada di hadapannya. tetapi apa yang dilakukan pemuda ini, justru membayarnya kontan dengan penolakan.
mentah mentah, jeongwoo tanpa aba aba melepaskan peluknya, lalu dia berjalan menghampiri perempuan paruh baya tadi di ambang pintu masuk.
haruto tersenyum penuh kepahitan di lidahnya. ia menelan salivanya berat, sebelum membalikan badan dan melihat bagaimana cara jeongwoo memperlakukan keluarga seorang perempuan bernama reina, yang mendapat pelukan tak ter-elakan dari jeongwoo-nya.
intinya. jeongwoo lah yang membalas peluk perempuan itu langsung. tanpa diminta, dan tanpa meminta.
haruto melihat semuanya. mereka jelas saling memeluk menukar rindu yang sudah lama sekali tidak disampaikan satu sama lain.
dari sudut pandang tempatnya berdiri sekarang, haruto hanya tersenyum. ia mendudukan diri diatas sebuah kursi panjang dengan pandangan yang tidak beralih.
diam diam hanya bisa menunduk, dan menelan rasa kecewanya lebih dalam. mencoba menyembunyikan rasa irinya, atas apa yang di dapati reina dari jeongwoo.
"kami pulang dulu ya nak raka, maaf nggak bisa singgah lama-lama. kapan kapan, ayo main lagi ke bali,"
"nanti, kalau nak raka mampir ke ke bali lagi. jangan sungkan-sungkan buat main kerumah. rumah kami, senantiasa terbuka untuk nak raka."
jeongwoo mengangguk pelan, disertai senyuman. lalu ia mengantar keluarga reina sampai kearah garasi besar di dekat pintu masuk. menunggu, dan memastikan semuanya sudah masuk kedalam mobil. sebelum kemudian langsung mengeryit ketika reina hanya membukakan pintu untuk ibunya, tanpa ikut masuk kedalam.
-jeongwoo hanya melihat reina menurunkan kopernya sendiri, sebelum akhirnya mobil mereka benar benar pergi meninggalkan garasi.
"lho, reina gak ikut, ka?," ini mama jeongwoo yang datang menghampiri, dan melihat reina tidak ikut masuk ke mobil orang tuanya yang sudah berjalan sampai di gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii.] sorai ; jeongharu ✓
Fanfiction:: sequel arunika ❝biar aku yang mengemban cinta. [ bxb! ; mpreg! ; some mature chap! ; semi-baku-non ; missgendering! ; angst ] + ©wootanabaes, xi