orang bilang, hal paling sederhana yang pasti dimiliki seseorang yang mencintai, ialah penerimaan maaf yang tiada batasnya.
tidak peduli mau seberapa hancur hatimu dibuatnya, seberapa kecewa percayamu dikhianatinya, cinta akan tetap ada meskipun yang terlihat hanya menunjukan seolah sang pemilik rasa ini samasekali tidak mampu bicara untuk menunjukan perasaannya.
satu yang bisa kamu rasa, cinta itu tidak banyak kata.
meski batin pemilik rasa-nya menjadi begitu familiar dengan gemuruh di relung dada.
cinta itu, juga tidak banyak maunya.
meski dada pemiliknya terbiasa sesak menahan angan.
pada dasarnya, cinta hanyalah cinta. kamu hanya akan ingin seseorang yang menjadi penyebabnya bahagia.
meski pada kenyatannya aku tidak akan pernah rela.
rela, berdoa untuk bahagiamu yang jelas-jelas bukan takdir bersambut atas perasaan yang tersimpan untukmu.
aku pun tidak pernah rela -melihat kamu yang merasa bahwa denganku bukanlah sebuah titik akhir untuk akhir yang bahagia.
'tak!'
jeongwoo menghela nafasnya pelan, seusai ia habis membaca halaman-halaman yang dituliskan haruto di buku diary miliknya.
ia mengusap-usap permukaan buku berwarna dove yang sudah mulai usang.
ada beberapa penyok di setiap sudutnya, juga banyaknya goresan, disertai noda cat warna warni yang terciprat.
sebenarnya, dia tidak mendapatkan hak untuk membaca buku ini secara cuma-cuma.
haruto yang memberikannya sendiri padanya tadi pagi, dikala ia -untuk pertama kalinya setelah beberapa saat tidak bertemu haruto- datang kerumahnya dengan alibi rindu dengan park eunseo.
pagi tadi, haruto menyapanya dengan senyum tipis menawan di pipinya yang chubby. jeongwoo hampir dibuat terperangah -rasanya baru selang sebentar dia tidak bertemu, tapi kok semakin cantik saja? pikirnya.
saat tiba, mereka sedikit berbincang.
jeongwoo hanya memperhatikan bagaimana haruto dengan telaten merapikan rambutnya yang sudah sangat panjang untuk dicepol kecil kebelakang, menyisakan sedikit anak rambut juga sepasang juntaian rambut yang sengaja disisakan di dekat kedua sisi telinganya.
cantik, dan dia hanya bisa diam mengagumi bagaimana setiap jari jemari yang rapuh itu meracik bahan masakan, sampai semua lauk pauknya tiba diatas meja.
jeongwoo tidak membantu banyak, tapi dia tanpa bicara berinisiatif mencucikan piring-piring dan segala bekas perlatan memasak dan makan yang kotor untuk segera dibersihkan.
membiarkan haruto memiliki kesempatan untuk membuka album mini berisi foto" milik eunseo juga beberapa sonogram milik putra mereka, park junha.
jeongwoo ketika selesai, tidak sengaja memergoki haruto tersenyum tipis dengan tatap sendunya yang teduh membalik setiap halaman album foto dalam pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii.] sorai ; jeongharu ✓
Fiksi Penggemar:: sequel arunika ❝biar aku yang mengemban cinta. [ bxb! ; mpreg! ; some mature chap! ; semi-baku-non ; missgendering! ; angst ] + ©wootanabaes, xi