° angan tak sampai

1.3K 183 77
                                    

"Aku ingin berdua denganmu diantara daun gugur" ♪

sekelibat bayang didalam kepala haruto terputar.

kali ini, berisi imajinasinya sendiri perihal akan seberapa bahagianya mereka jikala berakhir ditakdirkan sama sama saling mencintai?

haruto tidak punya jawaban. yang jelas, kenyataan terindah memang seringkali hanya ada pada batas perandaian.

"lo liat reina ga?, kok kamarnya udah kosong sih? gue udah ngomong mau nganter dia ke bandara, hari ini"

haruto yang datang dari arah tangga lantai dua, mendengar suara jeongwoo yang tiba tiba bertanya.

matanya, mendapati jeongwoo yang tengah sibuk dengan rasa tidak tenangnya sendiri. -berjalan bolak balik, sembari jemari tangannya yang memainkan kunci mobil dengan gusar. haruto duga, sepertinya jeongwoo tengah kehilangan sesuatu?

"kamu, cari apa woo?,"

haruto berujar seraya ia meletakan eunseo dikursinya. menoleh kearah pemuda yang masih gelisah, lalu menaikan sebelah alisnya bertanya.

"reina, ga ada dikamarnya, dia ada ketemu sama lo gak? mungkin pergi kemana gitu?,"

haruto menggeleng, "tapi kok.."

"reina udah pulang dari tadi pagi, woo."

jeongwoo langsung membuka matanya agak lebar, ia menaikan sebelah alis sambil bertanya lagi pada haruto.

"udah pulang?, kok ga ada ngasih tau gue?,"

haruto mengernyit bingung. "lho, aku fikir dia udah bilang sama kamu, kalau bakal pulang sendiri.."

jeongwoo yang mendengar berangsur berdecak. lalu mendengus kasar. matanya beralih bersitatap dengan haruto yang menatapnya untuk memberi gestur agar bergabung di meja makan. "sini ikut,"

jeongwoo yang pada dasarnya juga belum sarapan sih, nurut-nurut aja. mumpung ada yang mau buatin sarapan, kan jarang-jarang tuh. biasa juga cuma makan roti minimarket aja tiap pagi.

"sarapan dulu, mau? tapi aku cuma buat sereal aja, gapapa kan?,"

anggukan kepalanya jeongwoo berikan. ia menerima semangkuk besar berisi susu rendah kalori juga sereal bintang madu kesukaannya dengan malas. haruto yang melihatnya hanya tersenyum sekilas.

jeongwoo kalau sedang marah,  justru, jadi terlihat lebih menawan. haruto tidak bisa berbohong pada raut wajah dingin yang serius itu, membawa kesan maskulin yang begitu kuat saat dipandang.

"nah, ini susu punya eunseo nih, bunda udah buatin spesial! buat kakak,"

haruto memberikan sebotol susu yang mengisi penuh dot ukuran sedang milik eunseo. jeongwoo diam diam memperhatikan dari samping. posisi mereka sekarang tengah duduk di tiga kursi berbeda, dengan eunseo sebagai penengah diantara haruto yang memegangi botol susu dari kanan, juga jeongwoo yang sibuk memakan serealnya sambil mencuri curi pandang.

"eunseo~"

"tuh, dipanggil tuh nak,"

eunseo langsung melepas mulutnya dari botol susu yang haruto pegang. matanya mengikuti arah telunjuk sang bunda mengarah pada jeongwoo yang kini tiba tiba terdiam dan berhenti dari kegiatan memakan serealnya.

"eh? halo.."

eunseo tidak menjawab dan langsung kembali berbalik untuk menyedot susunya lagi. haruto yang melihatnya, sontak tertawa melihat perilaku cuek anaknya yang mengabaikan jeongwoo.

tangan jeongwoo yang disodorkan pada bayi delapan bulan itu mengantung, tanpa sempat mendapat tepukan disana ; jeongwoo sempat bermaksud mengajak anak itu ber-tos ria tadinya.

[ii.] sorai ; jeongharu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang