° monolog rasa

486 48 8
                                    

Jeongwoo dan haruto tiba di hotel pada saat jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi, karena mereka menempuh perjalanan dari pukul 5 sore sebelum akhirnya tiba di jogjakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongwoo dan haruto tiba di hotel pada saat jam menunjukkan pukul setengah tiga pagi, karena mereka menempuh perjalanan dari pukul 5 sore sebelum akhirnya tiba di jogjakarta.

aktifitas yang dilakukan keduanya setelah tiba di kamar hotel pun hanya aktivitas biasa yang keduanya lakukan sebelum istirahat. haruto sigap mengganti pakaian pakaian eunseo, sebelum setelahnya ia dan jeongwoo bergantian menjaga putri mereka selagi haruto bersih-bersih diri lebih dulu.

"kamu mandi gih, air anget showernya jangan lupa nyalain, biar ilang pegelnya"

jeongwoo berangsur beranjak dari sisi kasur tempat dimana ia duduk sembari menepuk-nepuk pantat berlapis pampers milik sang anak, jeongwoo mengangguk dan meraih handuk yang haruto berikan.

sementara, ketika langkah kaki jeongwoo menjauh pergi untuk membersihkan diri, haruto menatap lamat putrinya sembari ia mengusap lembut pipi halus eunseo dengan sayang.

"sayangnya bunda capek ya? nyenyak banget nak bobonya, tumben kamu ngga gangguin bunda, eunseo pinter ya, ngerti bundanya lagi capek, makanya bobonya anteng," seutas senyum lembut terulas di bibirnya, haruto mengecup dahi eunseo penuh sayang. ia usap-usap juga dahi sempit beserta anak rambut yang mulai lebat itu tumbuh di kepala putrinya.

rasanya seperti baru kemarin ia melihat eunseo kecilnya menangis saat baru saja lahir, haruto jadi sangsi sendiri takut-takut ketika sebentar saja dia tidak memperhatikan eunseo, tiba-tiba saja putrinya itu sudah besar.

baru membayangkannya saja mata haruto sudah berembun seperti ini. tangannya ia angkat untuk mengusap setiap sudut mata kanan dan kiri, tidak mau kalau sampai air matanya itu jatuh turun mengenai wajah putrinya.

"maafin bunda ya nak.."

putrinya baru hanya berusia satu tahun dua bulan lalu, tetapi rasa-rasanya haruto sudah seperti akan melepas putrinya menginjak usia dewasa saja.

masalahnya ia jadi tidak tega sendiri kalau mengingat ingat putrinya harus jadi seorang kakak, dengan segala keadaan yang mau tidak mau pasti berubah dan akan menekannya untuk menjadi lebih dewasa lebih awal.

meskipun rasa cinta dan kasihnya tidak akan pernah berkurang, meskipun ketika bulan depan nanti junha lahir ke dunia, haruto hanya takut ia salah dalam membagi kasih sayangnya.

bisa saja mungkin akan berlebih ke junha, dan hal itu membuat putrinya cemburu.

terlebih biar bagaimanapun juga adik laki-laki putrinya itu tetap saja butuh lebih banyak perhatian, mengingat ia berusia jauh lebih muda dari eunseo.

kepalanya sampai berdenyut memikirkan semuanya, haruto jadi pusing sendiri saat membayangkan bagaimana kehidupannya nanti setelah anak keduanya lahir.

sebenarnya dengan begini pun secara tidak langsung dia mencoba menghiraukan keberadaan jeongwoo yang mungkin saja, mungkin mau turut mengulurkan tangan selaku ayah biologis mereka dalam proses membesarkan.

[ii.] sorai ; jeongharu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang