jeongwoo mendudukan dirinya di kursi balkon hotel yang tidak jauh dari malioboro, haruto barusan mengingatkannya untuk beristirahat sembari mengambil eunseo yang sudah tertidur dari pangkuannya.
tetapi ia spontan menggangguk saja, asap ber aroma buah anggur itu menguar saat jeongwoo meletakan pod nya diatas meja.
"kamu tidur duluan aja, aku mau disini dulu sebentar," entah kenapa tiba-tiba saja ingatannya menerawang jauh ke masa lalunya.
haruto mengangguk sembari ia menepuk-nepuk punggung kecil eunseo dalam dekapan. "kamu mau aku buatin kopi?,"
"boleh, tolong buatin latte aja, sama susu nya agak banyakin sedikit,"
15 menit kemudian ia mendapatkan secangkir latte hangat yang dihidangkan haruto dimeja kecil disampingnya "makasi," haruto tersenyum tipis, mengangguk pelan. helai rambutnya terjatuh dan ia reflek menyingkapnya kebelakang telinga-dan, semua itu tak luput dari pandangan jeongwoo yang tidak berpaling sedetik pun dari atensinya.
"jangan kemaleman, kalau udah selesai langsung istirahat,"
jeongwoo tersenyum dan mengangguk, "iya sayang," yang dibalas haruto dengan rotasi matanya, juga pipi memanas yang bersemu merah, jeongwoo yang melihatnya terang-terangan tertawa kecil sebelum haruto pergi meninggalkan jeongwoo sendiri di balkon kamar itu yang mengulum senyum tertahan.
ia menggeleng akan perasaannya sendiri, padahal dia juga yang buat dan lihat haruto salting, tapi kenapa malah dia jadi ikutan salting sih?
"ada-ada aja,"
diambilnya lagi pod yang tadi diletakkannya diatas meja itu, jeongwoo menyesap asapnya sebentar sembari matanya menerawang jauh, memandang wajah malam jogjakarta didepannya.
sebetulnya...
kali pertama yang membuat mereka akhirnya saling kenal itu, kapan ya?
apa waktu masa-masa mlps itu? sewaktu jeongwoo iseng nawarin bantuan ke haruto waktu itu?
atau, waktu mereka mulai dekat setelahnya?
tapi, sebetulnya habis kenalan dan nolongin haruto waktu itu jeongwoo ingat persis mereka juga ngga langsung dekat.
disesapnya kopi yang tadi haruto sajikan itu dengan dahi berkerut, sepertinya ada banyak sekali kebetulan yang tanpa disengaja seolah memang mempertemukan mereka kan?
mau dibilang seberapa keras awalnya mereka memutuskan untuk tidak mengenal lebih jauh, selalu ada saja kejadian-kejadian yang tidak luput dari eksistensinya dan haruto, disana.
diwaktu ketika ia kecewa akan pernyataan haruto, diwaktu kesalahpahaman itu terjadi dan jeongwoo yang tidak lebih dari laki-laki yang kesulitan memahami perasaannya sendiri, banyak kejadian tidak mengenakan yang terjadi.
dan dengan segala tetek bengek macam kenangan yang keduanya pernah sengaja dan tidak sengaja rencanakan, semuanya tidak pernah benar-benar berakhir.
maksudnya, seperti akan selalu ada saja episode-episode yang lain, seperti selaku ia yang tadinya kekeuh menjadi denial yang membuat semuanya sempat terlihat kalau keegoisan itu akan menjadi momok besar yang memisahkan keduanya.
tapi ternyata tidak juga.
tidak sesederhana haruto yang menginginkankannya, lalu jeongwoo yang tidak pernah mendambakan hadirnya itu berhasil memisahkan keduanya.
kendati faktanya begitu, tuhan akan selalu punya banyak cara untuk menyatukan dua hati manusia, kan?
dilain tempat, haruto yang sejujurnya belum bisa tidur terduduk melamun diatas tempat tidurnya, matanya menoleh menatap eunseo yang tertidur lelap dengan tangannya yang menepuk-nepuk punggung kecil sang putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii.] sorai ; jeongharu ✓
Fanfiction:: sequel arunika ❝biar aku yang mengemban cinta. [ bxb! ; mpreg! ; some mature chap! ; semi-baku-non ; missgendering! ; angst ] + ©wootanabaes, xi