🌻19🌻

2.5K 199 11
                                    

***

Rumah yang lebih besar dan hangat, Andromeda.

_19_

"Juna gak mau denger lagi apa pun tentang dia."

Semuanya terdiam ketika Juna mulai melancarkan aksi protesnya. Terutama Jayandra dan Theo yang saling bertatapan.

Akan sulit membuat Juna setuju, tentu Kevin tau itu. Di antara kembaran Mahesa, Juna adalah yang paling keras. Sejak kecil ia terbiasa menjadi anak sulung, berusaha kuat untuk melindungi sang adik, ya walaupun mereka sempat berpisah.

"Kalian harusnya paham, ini gak baik buat Anan. Gimana-"

"Aku gak papa, Jun."

Suara dengusan terdengar cukup jelas. "Oke, lakuin aja semau kalian." Lalu setelah mengatakannya, Juna beranjak pergi dari ruangan tersebut.

Ngomong-ngomong, mereka tengah membicarakan tentang kunjungan ke makam Tania. Kevin tentu yang paling bersemangat, karena sejak kecil ia belum pernah bertemu dengan bundanya.

Tapi tidak untuk Juna. Nampaknya remaja itu masih kesal pada bundanya. Bahkan setelah mendengar apa yang terjadi pada Anan, ia tidak lagi dapat menyembunyikan kekesalannya itu.

"Oke, besok kita berangkat pagi-pagi."

Meski terlihat ragu, Theo mengangguk, menyetujui ucapan Jayandra.

Malam itu, Theo dan Kevin akhirnya pamit untuk pulang setelahnya dengan perasaan yang membingungkan.

Terutama Kevin, yang merasa senang karena akhirnya ia tidak lagi kesepian. Si kembar Mahesa akhirnya menerimanya, terutama Juna yang lebih dulu menolak.

Tapi, ada rasa lain yang mengganjal. Ia rasa, ada sesuatu yang harus diluruskan. Mungkin saja-

Hubungan Juna dan Bunda? Ah itu tidak mungkin.

"Gantengnya papi lagi mikirin apa nih?"

Kevin tersentak, lalu setelahnya meringis. Ia merasa sudah terlalu besar dipanggil dengan sebutan itu.

"Kevin ngerasa bersalah sama Juna."

Suara helaan nafas panjang terdengar sangat jelas di kedua telinga Kevin. Apa papinya merasakan hal yang sama dengannya?

"Oke, ayo kita lurusin."

Matanya menatap Theo yang mulai bicara serius.

"Kamu gak ngelakuin kesalahan apa pun, nak. Kalian masih sangat kecil waktu itu, dan semuanya terjadi begitu aja. Papi yang salah karena terlalu sering buat kamu kesepian dan jarang ada kalo kamu butuh."

Ah, itu adalah ucapan yang sejak lama Kevin ingin dengar langsubg dari papinya. Sungguh, ia benar-benar merasa kesepian selama ini.

Tumbuh dengan kebebasan tidak membuatnya bahagia. Papinya memang memberinya ruang, tapi ia malah semakin merasa terabaikan. Hingga beberapa kali harus tinggal kelas karena beberapa kali di keluarkan dan harus mengulang.

Lalu ketika pertama kali ia bertemu Juna. Ia menemukan tujuan hidupnya, yaitu membalas dendam atas kehidupan tidak menyenangkannya. Sungguh ia malu jika harus mengingat hal itu.

Seorang Kevin, yang dikenal sebagai siswa berandal, kini telah berubah menjadi sosok kakak yang perhatian.

.
.
.

Sesuai janji mereka akhirnya berangkat menuju Kota Semarang pagi-pagi sekali. Bahkan Anan yang duduk di paling belakang masih menyemptkan diri untuk melanjutkan tidurnya. Berbeda sekali dengan Juna terus saja menatap pemandangan di luar jendela.

ANDROMEDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang