Bagaikan burung tak bernyawa

464 93 15
                                    

Taman mansion adalah tempat yang paling jarang arse kunjungi. Karena pemandangannya hanya ada taman-taman hias dan ya beberapa pohon kecil.

Arse masih ingat dia pernah jatuh dari pohon mangga itu, kakinya patah dan mamanya memarahinya habis-habisan dan dia dilarang datang ke taman lagi.

Tapi sekarang ia hanya duduk di tengah rumput, mendengar musik dari headsetnya. Sambil memandang langit biru disana. Bosan adalah jawaban yang tepat untuk keadaan arse saat ini. Namun mau bagaimana lagi? Dia tinggal dalam sangkar emas.

"Bosan.." ucap arse yang didengar langsung oleh dua penjaganya saat ini yaitu hans dan andre yang duduk dibelakangnya.

"Mau melakukan sesuatu? Kita bisa bermain bola pingpong,tenis meja, ah atau mencoba menonton film baru?" Ujar andre menyebutkan hal apa yang sekiranya bisa mereka lakukan.

"Aku mau ke Taman Angkasa."

Ada wajah penuh harap yang arse tunjukkan pada dua penjaganya, kalau disuguhi hal begini siapa yang mampu menolak sih?
"Kita harus izin ke tuan besar, sebentar lagi dia pulang." Ujar hans.

"Om hans tau, ayah ga akan izinin."

"Tapi kita tidak bisa keluar tanpa izin darinya."

Arse menggenggam tangan hans dan andre, "ayolah om, ayah sungguh ga peduli aku mau kemana. Dia pasti cuma bereaksi seperti biasa." Masih, arse masih membujuk dua orang ini.








"Tuan arse ingin keluar berjalan-jalan. Apa diziinkan?" Tanya hans pada erijoe yang baru saja pulang bekerja dengan aichie disampingnya.

"Jalan-jalan? Yah, ai mau ikut boleh ya?please." Bujuk aichie. Sepertinya karena aichie yang meminta jadi erijoe mengizinkannya. Namun baru saja hans ingin pamit, erijoe menahan dengan suaranya.

"Jangan biarkan dia datang kesana, hans."

Hans mengangguk.
Tapi hans tidak pernah mengatakan sebuah janji...

.
.
.
.
.

Keadaan di dalam mobil sekarang sangat terasa canggung, terutama aichie. Dia tidak bisa diam seperti ini selama perjalanan apalagi disampingnya ada seseorang yang waktu itu tidak sengaja melempar bola ke arah hidungnya.

"Kita mau kemana?" Tanya aichie akhirnya membuka obrolan yang semoga saja direspon oleh arse.

"Mana aku tahu." Jawab arse yang masih setia memandang keluar jendela.

"Loh gimana sih? Masa jalan-jalan gatau tujuan."

Arse menoleh ke arah aichie. "Dengar, aku punya tujuanku sendiri. Kamu boleh ikut bukan berarti kamu mengikutiku. Setelah sampai disana, Kamu bebas kemanapun asal jangan ikut aku. Kita bertemu lagi tiga jam dari sekarang."

Aichie melongo, dia pikir dia bisa dan punya waktu jalan bersama dengan arse. Ingin mencoba mengenalnya namun inimah sama aja dia hanya menumpang kendaraan. 

"Kenapa sih? Risih ya sama aku sampai ga mau jalan sama-sama ditempat umum gini." Ucap aichie dengan wajah memelas dan menundukkan kepala. Berharap mampu mencuri perhatian si arse.

"Siapa suruh ikut? Aku cuma pergi sebentar. Ga ada manfaatnya kamu dekat denganku ai."

Tapi aichie mengangkat kepalanya lalu tersenyum tipis. "Wah, akhirnya kamu manggil nama aku walau setengah doang."

Tapi akhirnya arse hanya mendiamkan ocehan aichie disepanjang jalan hingga akhirnya mereka sampai disebuah tempat bernama Taman Angkasa. Tempat dimana banyak orang berpiknik, kumpulan cafe, kumpulan restoran dan toko-toko aksesoris berada. Tempat hitsnya gitu.

All For You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang