Takdir yang ditulis

637 67 17
                                    

Setelah membaca chapter ini, aku saranin biar feel kalian dengerin lagu diatas sampai habis ya. Terimakasih

"Kenapa belum tidur?"

Sudah jam 1 dini hari, tadinya andre ingin mengecek atau mengganti seprai bantal arse namun si tuan muda ternyata tidak terlelap sedikitpun.

Sementara disamping arse ada aichie yang tertidur dengan buku-bukunya. Arse menyenderkan tubuhnya ke headboard kasur juga beberapa bantal.

Arse tidak kunjung menjawab pertanyaan andre. Andre sangat khawatir mengetahui panas tubuh arse tidak turun sama sekali. Langsung saja andre membawakan kompresan dan mengompres arse.

"Persendian ku sedikit nyeri.." ucap arse dengan suara yang serak, juga matanya yang mulai kelihatan sayu.

"Sejak kapan?" Tanya andre sambil mulai menelpon dokter yang siap sedia di paviliun samping mansion.

"Sudah lama." Pada akhirnya arse mengungkapkan satu-persatu rasa sakit yang mulai ia rasakan. Mulai dari pusing yang bukan main, sesak nafas dan nyeri pada dadanya yang menganggu. Keringat dingin terus membasahi.

Dokter dan Erijoe langsung datang waktu itu juga untuk memeriksa keadaan arse. Dokter menyarankan agar arse segera dibawa ke rumah sakit namun arse menolak.

"Gak mau." Katanya.

Erijoe dengan dibantu andre mulai menggantikan pakaian arse ke yang baru. Mengganti piyamanya dengan jenis kaos yang lebih tipis bahannya dan dibalut dengan cardigan hitam.

Erijoe yang paling kelihatan kalut. Tangannya tak pernah melepaskan genggaman arse, ia terus mengecup telapak tangan anaknya itu bahkan ia sampai bisa merasakan tangan arse basah karena air matanya. Namun arse tidak berkomentar apapun, karena mulutnya hanya terbuka untuk meraup oksigen.

Andre pun mulai menyalakan Oxygen concentrator , ini adalah alat yang bekerja menghasilkan oksigen murni dari udara bebas. Agar arse sedikit merasa baikan.

Aichie yang merasakan hawa sekitarnya tidak baik pun terbangun dari tidurnya, ia langsung disambut pemandangan kacau dari ayah dan saudara laki-lakinya ini. Tadinya aichie ingin bertanya namun andre menenangkannya.

Berjam-jam lamanya erijoe dan beberapa orang yang lain menantikan arse di kamarnya sendiri. Namun arse tak kunjung membaik karena suhu tubuhnya tidak menurun juga wajah pucatnya yang semakin kentara.

"ak-aku mmau makan.." ucap arse pelan. Erijoe langsung memanggil deris. Deris bertanya apa yang mau arse makan agar tubuhnya mungkin merasa lebih baik.

"Bubur ayam.."

Segera deris keluar dari kamar, berlari ke dapur dan mulai memasaknya.

Semalaman penuh seisi mansion tidak bisa tidur, perasaan mereka tidak bisa tenang jika belum mendengar kabar membaik dari tuan muda mereka.

"Kamu mau kuliah kan?" Tiba-tiba saja erijoe berucap hal seperti itu disaat arse ingin memejamkan matanya sebentar. Jelas arse tersenyum kecil dan mengangguk.

"Kamu mau kan kerja sama ayah?"

Sekali lagi arse mengangguk dengan lemah.
"Kalau begitu sehabis kamu sembuh ya? Ayah janji kita akan daftar kuliah kamu. Dimana saja, jurusan apa saja terserah kamu."

Senang sekali rasanya hati arse saat apa yang ia inginkan sudah akan disediakan didepan mata.

"Katanya kamu mau rayain ulangtahun mama kan? Bulan depan kamu mau menginap kan dirumahnya? Ayah sudah kasih izin nih." Erijoe terus berbicara yang sebenarnya sangat membuat hati arse senang.

All For You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang