Rela

512 65 18
                                    

Kalau tau begini pada akhirnya. Kalau akan seperti ini jadinya. Aiko adalah pihak dengan rasa penyesalan paling besar. Tak habis-habisnya ia kecewa dengan dirinya sendiri.

Ibu seperti apa dirinya. Disaat-saat paling berat dan disaat-saat terakhir tak ada untuk menemani anaknya.

Dengan tangan gemetar ia membuka hp nya, membuka nomor lama arse dimana masih tertutup blocknya. Dia kembali menggulir pesan-pesan milik arse yang sering ia abaikan. Dia kembali baca satu-persatu dan menangis.

Ma... Hidupku hancur. Semua orang menuduhku, apa yang ayah lakukan untuk ku?
Ma tolong aku, aku takut sendiri dan yang lain tak peduli.



Apa pesanku tak mama baca? Atau ini cuma sebatas sampah yang tak ada arti?

Mama tau aku lelah, dan mama pura-pura tidak tahu.

Mama hari-hari ku penuh kebosanan dan buruk, andai mama datang dan membawaku. Kemanapun aku akan ikut mama.

Ma, ulangtahun ku ke 16! Sepi, ga suka, ga ada mama atau ayah disini.

Mama marah ga sih sama aku dan ayah?

Maaf ma.

Aku sayang mama.

Aku rindu mama.

Aku benci kenapa mama meninggalkan aku.

Sepertinya aku harus mengubur mimpiku untuk bisa hidup bersama mama, semua sudah tidak penting lagi.

Mama menghancurkan harap itu.

Salahnya aku mengharapkan hal yang tak mungkin pada mama.








Aiko menjerit, hatinya begitu sakit seolah ada yang menusuk-nusuk. Seolah setiap kata yang tertera itu, disetiap rasa sakit yang dulu arse rasa kini bisa aiko rasakan.

Itu baru beberapa pesan, belum semua pesannya. Tangis yang tak kunjung usai itu kini telah menenggelamkannya.










Arse di makamkan di Indonesia, di pemakaman yang sama dengan nenek dan kakeknya. Di makamnya itu selalu dipenuhi dengan bunga-bunga, karena para pekerja Erwino senantiasa berkunjung dan mengucapkan beberapa doa pengantar untuk arse.

Aichie dengan dress hitam selutut dan coat abu-abu, lengkap dengan baret. Setiap sebulan sekali ia berencana akan mendatangi makam arse. kali ini ia tidak datang sendiri, dia datang bersama dengan doni.

"Sebenarnya saya sudah menghubungi beberapa teman arse, mereka sudah disini nona ai." Kata doni sambil menepuk pundak aichie dan begitu aichie menoleh di arah sana ada sekitar 5-7 teman arse saat di Andersen.

Yang paling aichie kenal adalah Teresa dan Gevian yang ada disana. Sambil menggendong anaknya, teresa berjalan lebih dulu mendekat. Saat sampai didepan makam arse, teresa masih belum percaya.

"p-pa..." tunjuk baby rofie kepada nisan makam arse. Sementara teresa mulai meneteskan air mata dan berjongkok disamping makam itu. Diikuti Jian disampingnya.

Zidane mendekati aichie. Menunduk sambil mengucapkan rasa bela sungkawanya. "Aku sangat sedih mendengar kabar ini, semoga kita bisa melewati ini semua." Ucapnya. Biar bagaimanapun zidane pernah menjadi partner arse dikelas. Zidane juga yang selalu membantu arse di Andersen.

"Kenapa dia tidak menghubungi ku sekalipun?" Tanya teresa kepada aichie. Aichie bisa melihat jelas perasaan campur aduk dari sorot mata teresa dan memerah.

Marah, sedih, kecewa yang menghantam tiba-tiba. Teresa benar-benar diuji kembali.

"Saat sekarat pun dia tidak menghubungi mamanya, apa sangat masuk akal jika dia menghubungi mu?" Aichie malah melempar pertanyaan sekaligus jawaban kepada teresa.

All For You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang