Sangkar Emas

584 99 15
                                    

Setiap pagi, sebelum sang tuan muda bangun. Andre sudah menyiapkan keperluan arse, mulai dari membukakan tirai dan jendela kamar, Menyiapkan segelas air di nakas karena pasti saat bangun arse akan minum, dan lalu deris akan ke dapur untuk membawakan makanan.

Biasanya arse akan selalu bangun pagi tanpa dibangunkan, namun kini karena arse sudah tidak bersekolah atau lebih tepatnya tidak tahu apakah ia akan sekolah atau tidak karena sang ayah belum mengatakan rencana apapun ke depannya. Jadi arse sedang bermalas-malasan di kamarnya.

Memakan kue-kue pemberian deris dan menonton tv, belum mandi dan kasurnya masih berantakan. Padahal andre sudah gemas ingin menarik arse ke kamar mandi dan membereskan kasur itu.

Tapi ya, mana bisa mereka menolak kemauan arse. Sudah dibilang, arse itu bagaikan tidak dipedulikan. Dia bebas melakukan apapun sesuka hatinya asal tidak membahayakan nyawa. Itu sudah seperti peraturan tak tertulis dirumah ini.

"Aku masih bisa sekolah ga sih om?" Tanya arse pada hans yang sedang membaca sesuatu di layar hpnya, saat arse bertanya dia segera menyingkirkan hpnya.

"Tentu tuan, tidak mungkin tuan besar membiarkan anda putus sekolah."

"Lalu kapan?aku ga suka jadi pengangguran begini."

Mendengar ucapan dari arse yang terkesan lucu itu membuat keempat penjaganya menahan gemas. Jawaban polos.

"Nanti secepatnya saya akan berdiskusi dengan ayah tuan."

Lalu arse hanya mengangguk. Lalu melanjutkan acara makannya. "Kamu ga mau turun dan sarapan dibawah, tuan arse?" Tanya deris pelan, deris sebenarnya tidak mau bertanya ini. Tapi deris penasaran dengan reaksi arse.

Mereka berempat tahu, arse selalu sarapan sendirian di ruang makan. Tapi kini tidak karena mereka sadar, arse menghindari pertemuan antara dia dan dua saudara barunya.

"Males basa-basi, nanti yang ada mereka bingung sama sifatku." Jawabnya masih sambil mengunyah keripik kentang tanpa bumbu itu.








*****


Sekretaris pribadi Erijoe, Namanya Doni. Pria dengan selera yang selalu perfect, sangat bisa diandalkan dan paling dekat dengan erijoe sendiri.

Pemuda itu mengawasi dari dekat bagaimana interaksi erijoe dengan dua anak angkatnya, Doni sebenarnya sudah tidak terkejut dengan perbedaan yang ada.

Erijoe nampak selalu tersenyum dan sangat hangat jika bersama dengan dua anak angkatnya, bahkan kini meja makan yang biasanya hanya diisi oleh arse yang makan sendirian sekarang diisi oleh tiga manusia yang sarapan dan berbincang hangat tentang pesta tadi malam.

Sama seperti andre, doni sudah lama bekerja sebagai orang kepercayaan erijoe. Tapi sampai saat ini dia tidak paham bagaimana cara berpikir dan isi hati dari tuannya itu.

"Apa dia tidak mau turun?" Tanya erijoe tetiba kepada doni. Doni paham, semua orang paham. Jika erijoe tidak pernah secara lantang menyebutkan Arserean dengan namanya tapi selalu dengan kata ganti, dia.

"Andre bilang tadi jika tuan muda arse akan melewatkan sarapan bersama." Jawab doni sesaat setelah membaca pesan chatting dari andre.

"Baiklah, dia akan bebas hari ini. Dan sampaikan pada Hans, aku mau bicara dengannya nanti siang."

"Baik tuan."

Lalu dua anak muda yang tadinya sarapan dengan riang kini terdiam dan mengunyah makanan mereka dengan tenang.




Sebenarnya doni senang dengan kehadiran dua anak angkat itu, mansion sepi ini jadi penuh suara dan seperti ada warna baru. Mereka adalah sepasang kakak adik kandung yang menurut Doni sangat baik dari kelakuan dan cara bicara mereka.

All For You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang