Setahun setelahnya...
Seharian ini hujan terus jatuh. Mengguyurkan, membasahi dan membanjiri jalanan. Membuat orang-orang membatalkan sebagian jadwalnya karena malas melawan arus.
Atau sekedar rasa malas untuk bangun dari tempat tidur dan memilih memeluk selimut nan hangat, kalah dengan kantuk.
Aichie contohnya. Memilih bolos dari segala mapel kuliahnya hari ini dan asik bergelut dalam selimut sambil memainkan hpnya. Teman-temannya protes mengapa mahasiswa paling berkompeten memilih bolos hanya karena hujan.
Tidak baik, makanya jangan ditiru. Namun besok sepertinya adalah tanggal yang dimaklumi.
Sudah 10 musik menemani kesendirian aichie di kamarnya. Sudah dua gelas teh yang dibuat oleh tirah ia habiskan. Piyama semalam belum ia lepaskan sama sekali.
Kriet...
Pintu kamarnya kembali terbuka dan kali ini yang datang adalah Arien. Iya.. entah dari kapan, arien selalu rutin datang berkunjung kesini. Kadang bersama dengan erien kadang hanya seorang diri.
"Apa pantas gadis jam segini masih menempel dengan kasur? Bau badanmu.. kasur berantakanmu, ai ternyata kamu bisa juga jorok."
Tapi aichie tidak mendengarkan sama sekali omongan arien. Namun matanya melirik gerak-gerik arien, agak menyebalkan bagi aichie dengan kehadiran arien yang tak diundang ini.
"HEY!!! lebih baik cepat bangun dan tampil cantik sebelum aku yang melempar ember penuh air ke wajahmu!"
Lihat? Menyebalkan bukan?
Tidak mau mendengar ucapan arien terus-menerus, aichie bangun dan langsung masuk ke toilet dan membanting pintunya. Karena merasa kesal tentu saja.
Arien melirik ke sebuah bingkai didekat nakas, dimana isi bingkai itu adalah sebuah foto... Arse.
"Aku masih ingat jika dia adikmu. Jika dia bukan adikmu maka aku sudah menyeretnya ke bathtub tak peduli jika ia menjerit." Ucapnya pada foto arse.Lalu arien keluar dari kamar aichie, turun ke ruang kumpul keluarga. Menyapa doni yang sepertinya sedang bekerja ditemani oleh Damian disampingnya. Pria-pria membosankan, batin arien.
"Dia sudah bangun?" Tanya damian pada arien, arien cuma balas dengan anggukan kepala. Lalu memanggil maid untuk membuatkannya minuman yang hangat.
"Jika aku aichie, aku pasti sudah melemparkan wajahmu dengan bantal." Kata doni mengkomentari tapi arien tidak peduli dan jika aichie seperti itu arien akan melempar wajah aichie terlebih dahulu dengan ember penuh air.
Tidak lama aichie datang dengan penampilan yang lebih rapih dan bersih. Hanya memakai dress baby blue sederhana dan riasan tipis. Rambutnya sudah terlihat panjang dan entah kenapa tubuh aichie sekarang terlihat lebih kurus.
Ia mengambil duduk disampingnya arien.
"Om doni.. aku tidak masalah jika kau mengomeli diriku karena tidak mandi pagi dan bermalas-malasan daripada si sarkas ini." Sindir aichie langsung menunjuk arien. Doni terkikik menahan geli melihat wajah arien yang ditekuk.
"Dimana ayah?" tanya aichie karena melihat ada om doni itu artinya ayahnya ada dirumah sekarang.
"Sedang bertelepon dengan seseorang.." jawab damian sekenanya.
.
.
.
.Keesokannya tepat dengan hari kematian arse setahun yang lalu. Mansion sedang melaksanakan doa bersama untuk arse. Biasanya setelah berdoa, tirah dan pembantu yang lain akan memasak dengan porsi sangat banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
All For You✓
Teen Fiction"mengapa dahulu Tak kuucapkan aku mencintaimu sejuta kali sehari.." "Aku tak perlu bahasa apa pun Untuk mengungkap aku cinta kamu Aku tak pernah beristirahat Untuk mencintai kamu sesuai janjiku.." Dua penggal lirik itu, mewakili kisah ini. Tentang...