Sebuah perbedaan

385 74 8
                                    

Arse pov

Akhirnya tiba disatu halaman dimana aku akan menggoreskan tinta yang menceritakan tentang mama. Aku selalu menyebut mama di beberapa lembar terakhir.. tapi setahun belakangan aku tidak pernah menyebut sebutan itu lagi.

Nama lengkap mama adalah Aiko Mehri. Seumuran dengan ayah, dan menjalin hubungan dengan ayah sejak mereka SMA. Mama adalah wanita yang mungkin sangat bisa menarik hati bagi ayah. Karena sebelumnya ayah tidak pernah ada niatan untuk menikah.

Iya, seorang Erijoe sejak muda tidak pernah ada niatan untuk menikah. Awalnya semua usaha akan diwariskan kepada erien, tanteku. Namun saat ayah mengenal mama ketika sma. Semuanya berubah. Ayah punya alasan untuk menikah.

Berpacaran 9 tahun harusnya adalah waktu yang sangat lama untuk saling mengenal, memahami dan berusaha menerima satu sama lain, bukan?

Mereka akhirnya memutuskan menikah. Awalnya aku bingung dengan pernikahan mereka. Tapi sekarang aku mengerti.

Setelah menikah, mama dan ayah hidup cukup bahagia. Keuangan mereka sangat stabil, awalnya mereka tidak tinggal di mansion ini. Mereka tinggal disebuah apartemen tengah kota.

Ayah merintis pendidikannya sampai jadi profesor dan memperluas juga cabang usahanya sementara mama membuka cafe dan resto. Sepasang suami istri yang berkarir.

Hingga akhirnya mama melahirkanku dan seketika itu juga keluarga mama datang. Datang? Well.. mungkin kalian bingung dengan kata 'datang' yang aku maksud.

Usiaku menginjak 7 tahun saat itu. Aku kebingungan dengan kehidupan keluargaku sendiri.

Kehidupanku berjalan seperti biasa awalnya. Mama yang penyayang dan ayah yang hangat kepadaku. Tapi entah, suatu hari ditengah malam. Aku mendengar dari dalam kamar.

Suara bentakan dari ayah untuk pertama kali ku dengar, suara mama yang sepertinya menolak sesuatu dan suara nenek juga kakek dari mama yang seperti melawan. Aku ga benar-benar paham apa yang terjadi diluar sana.

Karena andre menutup telinga ku saat itu dan membawaku ke dalam dekapannya.

Andre menyanyikan sebuah lagu, membawaku ke alam mimpi.
Dan saat aku bangun, pagi itu hidupku berubah. Tidak sama lagi.








Ayah berubah, mama pergi tanpa pamit, dan aku yang hanya ditinggal bersama dengan andre. Aku jadi sering sendirian berada di mansion besar ini. Ayah tidak lagi bersikap hangat seperti dulu.

Ayah sering memarahiku hanya karena aku tidak mau minum obat. Ayah menatapku tajam hanya karena aku bermain hujan. Ayah mengunciku di dalam kamar hanya karena aku bermain sampai sore dengan temanku.

Dan ayah... Tidak mau bertemu denganku hanya karena aku mempertanyakan kemana mama?

Semakin aku bertambah umur, semakin ayah membatasi interaksinya denganku. Setiap malam aku berpikir apa salahku? Apa aku sering mimisan jadinya ayah kesal?
Mama kemana?
Sampai akhirnya aku tahu semua akar permasalahan yang terjadi didalam hidupku.
Menyebalkan.

Arse pov end


"Aku sudah kenyang bi." Arse menolak suapan buah apel keenam dari tirah. Tirah pun menyudahi, memberikan segelas air untuk arse.

"Kapan aku bisa pulang?" Tanya arse kepada hans yang sekarang tengah menjaganya. Hans menoleh ke arah arse.

"Belum tahu, nanti siang om akan bicara ke dokternya."

Sejujurnya walaupun ia tidak baik-baik saja, rumah sakit tetaplah tempat yang tidak sudi ia habiskan dengan waktu yang lama. Karena ia tidak bisa bebas seperti dirumah, dia harus tepat waktu makan, minum obat dan tidur. Menyebalkan.

All For You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang