⚠️ sebelumnya aku mau ngasih peringatan karena mungkin di chapter kali ini bakal ada beberapa adegan yang membuat tidak nyaman atau yang tidak pantas di tiru ⚠️
.....
"Rupanya aku salah sejak awal.." gumam arse, karena saat ini arse sedang melihat dari lantas dua asrama ke lantai dasar dimana satu asrama dibuat layaknya club.
Disampingnya arse ada zidane dengan segelas alkohol ditangannya. Zidane tersenyum kepada arse. "Tujuanku mengajak mu kesini, hanya sekedar agar tahu. Andersen tidak sesempurna itu."
Zidane menenggak alkoholnya, lalu tangannya menarik tubuh arse agar lebih dekat dengannya. Zidane berbicara dengan suara yang begitu rendah namun terdengar jelas di telinga arse.
"Dia Morgan, saudara kembar gw. Di Andersen dia juga seorang ketua kelas, tapi diluar.. dia adalah seorang bartender pemarah yang suka kasar dengan beberapa pelanggannya yang kurang ajar."
Lalu zidane menunjuk ke satu orang lagi yang sedang merokok di pojok ruangan ditemani orang yang mendekat begitu dekat.
"Ronald Frank, Mucikari semacamnya. Mencari perempuan yang butuh uang dan diperkerjakan. Ah.. tapi sejauh ini ronald cukup setia sebagai teman."
Lalu zidane kembali menunjuk satu wanita yang sedang duduk diatas pangkuan salah seorang pria dan bercanda ria menonton film yang diputar.
"Tatjana Lesmana, hm.. ga ada yang bahaya dari dia. Hanya saja dia seorang kakak yang baik untuk adik-adiknya." Ujar zidane dengan arti yang lain.
Arse menghempas tangan zidane kencang.
"Hanya sedikit yang aku jelaskan, nanti kamu juga akan tahu sendiri." Kata zidane kembali menenggak alkoholnya, arse sudah menghitung itu adalah gelas ke sepuluh zidane."Kamu ga mau mencobanya?"
Arse menggeleng jelas, dia tidak boleh meminum alkohol bahkan meski ia mau.
"Apa disini ada sex bebas?" Pertanyaan itu keluar langsung dari bibir arse yang membuat zidane menoleh padanya.
"Menurutmu saja, siapa wajah-wajah yang menikmati having sex disini."
"Termasuk dirimu sendiri?"
Zidane terkekeh. "Aku tidak mau sembarang meniduri gadis, akan sangat merepotkan jika itu sampai terjadi. Kamu? Sudah kan? Dengan teresa.."
Arse terdiam, beberapa kali pun ia menyangkal. Semua sudah menganggap dia yang memperkosa teresa. Ah.. arse mulai lelah membantah.
"Tapi aku penasaran se, jika benar lalu kenapa jian berbaik hati padamu? Jian sendiri yang bilang ia akan menghajar pelaku jahat dari sepupunya itu."
Arse hanya diam saja. Dia belum berpapasan dengan jian sedari tadi. Baru sampai saja ia sudah ditarik oleh zidane kesini dan menyaksikannya minum-minum.
Disini bukan mereka yang menonton film di monitor, tapi film yang menonton mereka.
"Bagaimana bisa kegiatan ini dilakukan di asrama tanpa ketahuan?" Tanya arse pada zidane yang sepertinya sudah selesai minum dan mulai hilang sadar.
"Ah.. itu berkat ketua asrama kita. Dia terlalu pandai mengambil kepercayaan petugas asrama."
Ketua asrama?
"Kau menikmati tempat ini?"
Arse menoleh ke sebelah kanan dimana sudah ada jian yang berdiri disamping sofanya.
Arse tidak menjawab, dia tidak menikmati apapun di pesta ini. Dia terlalu kikuk untuk kembali berbaur. Apalagi pertemenan disini agak... Yah gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
All For You✓
Tienerfictie"mengapa dahulu Tak kuucapkan aku mencintaimu sejuta kali sehari.." "Aku tak perlu bahasa apa pun Untuk mengungkap aku cinta kamu Aku tak pernah beristirahat Untuk mencintai kamu sesuai janjiku.." Dua penggal lirik itu, mewakili kisah ini. Tentang...