Ikatan yang lebih kuat

409 76 16
                                    

Mama menyentuh pundak arse, wajah mama terlihat sangat khawatir. Tak tinggal diam, suaminya pun menelpon seorang supir agar segera datang ke posisi mereka.

Tapi arse menepis tangan sang mama yang mengusap peluh keringatnya.

"AKU SUDAH BILANG, PERGILAH!!!" bentak arse menepis kencang tangan mama yang masih memeriksanya. Mama sebenarnya sangat sedih diperlukan seperti itu oleh anaknya. Namun ini bukan waktu yang tepat untuk merasa sedih.

Suami mama mendekatinya, mencoba menatap wajahnya namun arse sebisa mungkin tidak mau bertatapan dengan kedua orang ini.

Tidak lama akhirnya datang sebuah mobil, arse mendesah lega saat tahu itu mobilnya. Dari dalam andre langsung keluar dan mendekati arse. Tapi andre tidak bisa menyembunyikan wajah shoknya saat melihat mantan nyonyanya ada disini.

Zeri juga langsung memapah arse masuk ke dalam mobil, tadinya andre ingin segera pergi. Namun sang wanita yang sering ia sebut dengan nyonya itu menarik lengannya.

"Saya ingin ikut!"

Andre merasa dilema.

.
.
.
.

Tubuh arse ditaruh pelan-pelan di brankar, lalu dibawa masuk ke dalam ugd. Saat itu keadaan arse dalam setengah sadar.

Selagi menunggu, andre mengeluarkan ponselnya dan berniat menghubungi erijoe tapi tiba-tiba tangannya kembali ditahan oleh mama arse.

"Sebentar saja, jangan hubungi Erijoe. Aku ingin bertemu anakku."

"Maafkan aku Nyonya Aiko, anda tidak berhak meminta seperti itu. Jika terjadi sesuatu dengan tuan arse, tanggungjawab ku menghubungi tuan Erijoe."

Aiko mengepalkan tangannya. Percuma, dia tahu bagaimana setianya andre kepada Erijoe. Tak akan bisa walaupun ia memohon dan bersimpuh sekalipun.
Andre menghubungi Erijoe saat itu juga.

"Bagaimana bisa arse sendirian? Apa kalian tidak menjaganya dari dekat? Sedang apa dia di pusat perbelanjaan sendirian?becus cara kerja kalian?" Pertanyaan beruntun keluar dari mulut suami aiko.

Zeri maju perlahan, sebagai seseorang yang paling bertanggungjawab atas keamanan arse. Tentu saja zeri agak senewen dengan pertanyaan dari mulut suami aiko.

"Lantas? Mau apa? Mau protes kami tidak becus menjaga tuan muda kami? Aku yang sudah menjamin keselamatannya sejak dia masih berumur 2 tahun. Apa pantas kau yang orang asing berucap seperti tadi?"

Aiko menahan kedua pria itu agar setidaknya tidak membuat keributan didepan ruang UGD. Lalu seorang dokter keluar dari ruangan dan menemui mereka.










......

Saat membuka mata, hal pertama yang arse lihat adalah doni beserta dengan zeri. Ah kenapa harus doni sih? Kalian kan sudah tahu, bagaimana interaksi antara arse dengan doni. Ditambah setahun ini memang, arse dan doni sering terlibat percekcokan yang berakhir arse selalu marah dengannya. Ya biasanya kan selalu doni yang marah.

"Kalau kamu cari andre, dia sedang bicara dengan tuan erijoe. Tunggu sebentar, damian dan aichie akan segera kesini."

Benar saja, tidak lama damian dan aichie datang ke kamar rawatnya. Ditangannya membawakan sebuah paperbag.
"Hai?sudah siuman. Kakak bawain makanan nih, makan ya?" Tawar damian dengan wajah sumringahnya.

Entah harus seperti apa arse menanggapi. Bukankah sudah jelas arse sangat membatasi antara dirinya dengan damian dan aichie. Tapi kedua kakak beradik itu selalu melewati batasnya. Selalu ingin mendobrak pertahanan arse.

All For You✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang