Pagi ini alam nampak sangat bahagia, sang raja siang sudah mulai memancarkan cahaya. Mengajak semua manusia untuk bangun dari peristirahatannya. Sebercah sinar merambat menimbulkan efek hangat pada kulit. Semua insan mulai bersiap hendak memulai kembali aktifitas.
Seperti hal nya Calla, gadis mungil ini membuka mata dengan begitu semangat meski semalam ia tak cukup istirahat. Hidup sendiri dengan segala peliknya kota tinggalnya, mengharuskan Ia harus mulai berfikir luas. Jika hanya berdiam diri mengandalkan uang di tabungan yang semakin lama bisa saja habis, Ia akan mati kelaparan.
Dengan tekad kuat, sang gadis mencari pekerjaan paruh waktu. Selepas sekolah Ia akan mulai mengais selembar dua lembar pundi rupiah tentu tetap tak melupakan kewajiban sebagai siswa. Dengan keahlian memasaknya, Ia berhasil diterima di tempat makan yang sudah cukup besar namanya. Dengan cabang yang sudah menyebar luas di kalangan masyarakat, tentu membuat Calla harus menyembunyikan status pelajarnya atas saran manager. Karena manager bisa terkena denda jika memperkerjakan anak di bawah umur.
Tak berhenti mengucap kata syukur kepada Tuhan, Calla juga tak lupa mengucap terima kasih banyak kepada sang Manager tempatnya kerja karena sudah menerimanya. Meski awal sempat di tolak karena status pelajar yang dimilikinya, Calla berhasil menaklukan hati sang manager dengan rasa masakan buatannya. Diterima dengan jabatan station chef di dapur dengan shift malam karena siang Ia harus menjalankan tugas seorang siswa sudah membuat Calla bahagia namun tentu dengan segala konsekuensi yang harus Calla terima.
Semalam adalah jam kerja untuk pertama kali baginya, cukup melelahkan karena semalam resto di booking untuk acara keluarga besar. Tentu membutuhkan makanan dengan menu yang beragam. Manager pun berkata padanya, ini awal yang bagus bagi pemula seperti Calla karena makanan buatannya di sukai pelanggan.
Pagi ini Calla telah bersiap dengan seragam sekolahnya. Tubuh mungil itu berkutat dengan air dan susu bubuk tidak lupa sepotong sandwich untuk sarapannya.
Selesai meneguk segelas susu dan membersihkan bekasnya Calla keluar rumah dengan membawa tas punggung berwarna pastel miliknya. Hanya itu rutinitas paginya.
Mengunci pintu dan pagar, setelah ini tujuannya akan ke -
"Astagfirullah!" Calla mengurungkan tujuannya karena Ia di kejutkan dengan pemuda tampan dengan tubuh tegap yang sudah bersandar di kap mobil hitam bertuliskan range rover.
"Sejak kapan Kakak disini?" Tanya Calla masih mengelus dadanya.
Sang pemuda menatap jam tangan yang melingkar di lengannya, "10 menit yang lalu." Ujarnya dengan suara berat khas nya.
"Ngapain kesini? Bukannya langsung berangkat. Jam setengah tujuh nanti kan Kak Galen ada bimbel buat ujian." Omel Calla pada pemuda yang dipanggil Galen tersebut.
"Masih lama sekarang masih jam enam." Ujarnya santai bak tanpa beban apapun.
"Udah kelas akhir jangan males-malesan gih sana berangkat, Calla juga mau-"
"Masuk!" Galen membukakan pintu penumpang untuk gadis yang sedari tadi mengomelinya.
"Kalau gak mau Gue telat ikut bimbel ya cepet masuk. Gue kesini bukan mau jadi penjaga gerbang Lo."
Tanpa berucap Calla masuk tentu dengan bibir yang sudah mem-pout karena kesal.
"Apa-apaan? Siapa juga yang suruh kesini? Dia nya sendiri juga." Gerutunya.
"Gue denger." Ujar Galen tenang sambil menjalankan mobilnya membuat Calla mendelik sinis.
Tak ada percakapan yang tercipta, hanya keheningan yang membungkus suasana mobil mewah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALENDRA [COMPLETED]
General Fiction[Follow terlebih dahulu untuk membaca] Tampang rupawan nan sempurna bak sesosok dewa mempuat setiap wanita yang melihatnya terpikat, dia Galen Ralph Bharaspati. Tak ada yang tahu siapa dia sebenarnya, Dia selalu berhasil menutupi apa saja tentang d...