GALENDRA |33

131 4 0
                                    

"Tuan, apa-apaan dengan tindakanmu? Kau telah berjanji untuk menyuntikan dana pada perusahaanku yang hampir gulung tikar." Di tengah suasana sunyi bersuhu rendah yang menyenangkan bagi sang Tuan, tiba-tiba datang orang yang tak tahu bagaimana caranya bertamu dengan benar.

Dengan tenang, lelaki dengan batang nikotin terselip pada bibirnya itu memutar kursi kebesarannya. Menghadap pada pria setengah baya yang memandangnya dengan sorot yang penuh akan amarah.

"Janji? Bagian mana dari ucapan saya yang anda sebut janji?" Ujarnya dengan tenang diselingi dengan asap yang mengepul dari hidung dan mulutnya, netranya menangkap sekretarisnya yang berulang kali membungkuk dan berusaha membawa tamu itu pergi dari ruangan boss-nya.

"Keluarlah, Naura. Dia urusan saya." Ujarnya pada sang sekretaris.

"Duduklah Tuan, mari bicarakan ini dengan tenang. Anda mau sebotol wine?" Sungguh sikap yang terlalu tenang untuk menghadapi lawan yang terselimut amarah.

"Tak perlu berbasa-basi busuk, Galen!" Ujarnya menghilangkan panggilan Tuan yang tadi sempat Ia gunakan.

"Baiklah-baiklah." yang dipanggil terkekeh dibuatnya. "Jadi apa tadi? Janji? Saya tak ingat pernah berucap janji pada anda?"

"Sudahkah anda baca dengan benar kontrak yang anda tanda tangani tempo hari? Disana tertulis Galen Ralph Bharaspati akan tetap memenuhi semua dana yang perusahaan anda butuhkan jika--" Galen menghentikan ucapannya sejenak, Ia kembali menghisap putung yang tadi Ia letakan di atas asbak. "Jika anda kelola dengan benar perusahaan anda sehingga saya menerima setoran laba sebagai bayaran saya. Jika hal itu tidak anda lakukan seluruh aset anda sepenuhnya jatuh ditangan saya."

Sang lawan bicara dikalahkan dengan telak. Benar. Ia tak membaca keseluruhan deretan kalimat yang tertulis pada kontrak kerja dari pemuda di depannya. Kala itu yang Ia fikirkan hanyalah perusahaannya tidak akan gulung tikar jika pemuda ini membantu pendanaannya.

"Saya sudah berbaik hati mau menyuntikan dana pada perusahaan anda, tapi uang saya justru anda gunakan untuk membeli banyak penghuni rumah bordil. Padahal putri anda sedang berjuang dengan sakit bawaan yang bisa kapan saja merengut nyawanya." Yang ditatap berasa kecil mendengar untaikan kata yang keluar dari mulut pemuda ini.

"Sesuai perjanjian, aset anda saya ambil alih. Sekarang pergilah dari ruangan saya." Dengan baik hati, Galen membukakan pintu untuk tamunya sedikit terkejut sebab sekretarisnya berdiri di hadapan pintu dengan beberapa file di tangannya.

"Dan jangan khawatir, biaya pengobatan putri anda adalah tanggungjawab saya. Diluar sudah saya siapkan satu mobil untuk anda. Pergi dari sini, jangan pernah anda tampakan diri anda dihadapan putri anda jika anda tak ingin mati di tangan saya." Pesannya sekali lagi yang berhasil membuat sang lawan berdiri nan berjalan padanya bak membawa api.

"Atas dasar apa kau menjauhkan ayah dari putrinya, sialan? Kau tidak berhak mencampuri-"

"Sudah cukup tindakan kekerasan dan asusila yang anda lakuka pada putri anda hingga meninggalkan trauma pada dia." Potong Galen sekali lagi. Dengan sedikit kasar Ia mendorong lelaki setengah baya itu keluar dari ruangannya.

Sebenarnya sejauh apa pemuda serigala ini mengetahui tentang dirinya? Kejadian Ia memperkosa putrinya ini sudah sangat rapat Ia sembunyikan dari mana Ia mengetahuinya? Ah pasti dari jalang kecil itu. Akan ia pastikan jalang itu menerima hadiah yang setimpal untuk ini.

"Jangan nekat mendatangi putri anda, saya tidak bodoh untuk meninggalkan dia sendirian sementara Ia memiliki ayah yang berotak binatang dihidupnya." Galen berucap tenang namun mampu membuat suasana sekitar menyempit.

Netranya beralih pada sang sekretaris, "Apa yang kamu bawa?"

"Beberapa file dari beberapa pimpinan direksi Louis Company yang harus anda periksa." Ujar sang sekretaris sembari melirik pemilik-- ah ralat mantan pemilik perusahaan yang tadi Ia bicarakan.

GALENDRA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang