"Tidak mau minta maaf?"
Jaemin terdiam menunduk. Bukannya ia tidak mau minta maaf, hanya saja lidahnya kelu untuk berucap. Sadar atas apa yang telah ia lakukan, kesalahan cukup fatal dan tentu saja berat untuk dimaafkan.
"Benar-benar tidak mau minta maaf?" Kali ini Yangyang bertanya sekali lagi demi meyakinkan dirinya jika ia akan mendapatkan permintaan maaf dari sang pujaan.
Jaemin menggeleng, ia mau minta maaf tapi tidak dengan tatapan nyalang tanpa kasih yang tengah Yangyang berikan padanya. "Mau minta maaf, tapi-"
"Tapi apa?! Mau memberikan alasan apalagi? Matamu tidak sehat, lupa, atau bagaimana sih?!" Kan. Jaemin jadi bingung sendiri. Dia mau minta maaf tapi kalau Yangyang tidak mau menerima alasannya, ya agak sulit sih.
"Say-"
"No love. Say your sorry then enlightening me." Kebiasaan Yangyang jika sudah marah maka bahasanya berubah jadi internasional -untung tidak keluar Deutschnya.
Meneguk ludah demi menyegarkan tenggorokan agar bisa berbicara sempurna, Jaemin mulai menjelaskan alibinya.
"Jadi hmm aku cinta sama ikanmu yang warnanya biru putih itu. Aku pernah lihat kalau mau membersihkan akuarium sebaiknya pindahkan ikan-ikannya ke tempat yang lain baru dibersihkan. Aku pindahkan dengan benar, sungguh. Satu persatu dan sudah aku hitung semuanya ada 20 ekor. Lalu ketika aku membuang airnya ternyata lenganku mengenai wadah tempat 20 ikan tadi dan ya..."
Penjelasan Jaemin berhenti ketika ia mendapati kedua mata Yangyang mengalirkan air mata, "Maaf love. Sungguh aku tidak sengaja. Aku panik tanpa sengaja menyalakan keran air yang membuat mereka semakin mas.."
"Sudah berhenti. Aku seperti mendengar tindakan kriminal." Perlahan Jaemin mendekat ke arah Yangyang, membawa kekasihnya dalam pelukan. Dua puluh ekor ikan tadi adalah cinta kasihnya Yangyang, seluruh nafas dan hidupnya si cantik tersimpan di sana. Itu sebabnya sulit bagi Jaemin untuk meminta pengampunan sang terkasih.
"Jahat, Na Jaemin jahat." Jaemin hanya bergumam mengiyakan perkataan Yangyang yang teredam peluknya.
"Ada induk yang hamil Jaemin di sana. Mereka semua hilang sekarang." Iya, Jaemin lagi-lagi hanya bergumam setuju sambil mengelus punggung kekasihnya agar tenang dari tangisnya.
"Maafkan aku Yang. Sungguh. Silahkan hukum aku sesukamu, aku tidak akan protes." Jaemin merasakan Yangyang mengangkat wajah dari dadanya, menatapnya sendu dengan wajah yang memerah akibat menangis.
"No kiss, no hug, no cuddle, no netflix and chill."
"Ok, no kiss, hug, cuddle, and chill."
"Satu bulan atau sampai aku rindu dan memaafkanmu." Jaemin mau menangis mendengar hukumannya tapi bagaimana lagi.
"Jaemin," Tatapan Yangyang benar-benar menbuat Jaemin tidak tega untuk menolak apalagi protes menawar masa hukumannya.
"Iya sayang, satu bulan aku menahan hawa nafsu."
...
"Jadi itu alasan Jaemin menginap di rumahmu?" Tanya Renjun pada Jeno yang sedang asik bermain bersama Cherry.
"Iya. Aku pusing. Bukan karena tidak menerimanya ya tapi karena tidak bisa mencium Yangyang, dia jadi usil kepada Yogurt. Kemarin Yogurt ngambek. Dia pergi ke kamar papa dan tidur di sana padahal biasanya Yogurt paling anti masuk kamar papa karena sepi dan tidak banyak mainan." Renjun tak bisa menahan senyumnya kala mendengar Jeno-nya mengeluh. Memang sudah hampir seminggu Jaemin menginap di rumah Jeno dan selama itu pula Jeno selalu mengeluhkan tingkah Jaemin padanya.
Yang Jaemin seperti anak kecil,
Yang Jaemin nakal,
Yang Jaemin seperti betina mau kawin,
Dan banyak yang Jaemin yang Jaemin lainnya.Renjun sendiri sudah mencoba membujuk Yangyang untuk memberikan kelonggaran pada kekasihnya tapi jawaban si mungil membuatnya mengurungkan niat, "Masih untung aku tidak minta putus. Jangan bahas orang itu ya Ren, aku masih benar-benar kesal dan sakit hati."
"Kalau aku jadi Yangyang, Jaemin akan aku putusin sih. Ikan itu bagi Yangyang seperti Yogurt bagiku atau Cherry untukmu. Sebelum punya kekasih, hewan-hewan tadi yang menjadi teman kita, tempat berbagi dan berkeluh kesah lalu harus hilang karena kecerobohan seseorang. Tapi, aku juga tidak akan langsung minta putus pada Jaemin sebelum dia mengganti semua ikan-ikanku sebagai bentuk pertanggungjawaban hehe." Renjun mencubit gemas pipi Jeno yang tertawa.
Cherry mengulet heboh di pangkuan Jeno meminta untuk turun. Tampaknya kucing itu mengerti jika majikannya ingin bermanja ria dengan sang calon majikan baru.
Renjun melabuhkan kepalanya bersandar pada bahu Jeno yang juga menjadikan kepalanya sebagai tumpuan. Sesekali ia merasakan bagaimana jari-jari Jeno memainkan bilah jarinya yang mungil.
"Jarimu kecil, aku suka."
"Kalau jariku besar akan menyeramkan Jen."
"Jadi kekasihku ya. Ok iya."
Renjun mengangkat kepalanya kaget, "Kamu nembak aku?" Tanyanya memastikan jika telinganya tak salah dengar.
Wajah sumringah Jeno menjadi jawabannya, "Iya."
Sekarang gantian Jeno yang kaget mendapati Renjun tengah mencium bibirnya.
Akhirnya Jeno merelakan kamarnya dikuasai Jaemin sedangkan ia tengah bergelung manja bersama sang pujaan hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
MA. FI. A
FanfictionMenjadi putra semata wayang dari ketua Mafia tak lantas membuat Jeno menjadi sosok bertangan dingin. Lee Jeno adalah seorang laki-laki yang penakut dan gemar bermain kucing. Ia juga nekat pulang malam sampai mengajak anak lawan ayahnya untuk membolo...