Berdoa untuk keselamatan diri termasuk keselamatan telinganya yang sebentar lagi akan habis di tangan seorang Na Jaemin -itulah kegiatan yang tengah Jeno lakukan sekarang. Mulutnya gencar berdoa sebanyak mungkin sementara ia terus berusaha fokus menyetir secepat mungkin untuk bisa tiba di tujuan. Tak peduli jika dua pria yang berada bersamanya sedang berdoa pula demi keselamatan mereka bertiga karena lecet sedikit saja maka nyawa taruhannya.
Belum sempat Yuta - salah satu pria dalam mobil yang Jeno kendarai selesai berucap amin, tiba-tiba saja ia terlempar ke depan membentur dashboard mobil. Berusaha untuk menahan diri tak mengumpati anak majikannya, Yuta memilih untuk melihat alasan mengapa Jeno mengambil langkah untuk berhenti mendadak.
Menoleh ke arah Johnny di barisan belakang, Yuta malah mendapati rekan kerjanya tersebut tengah mengelus dada menenangkan diri. Tak jauh berbeda darinya, Johnny juga hampir menyumpahi Jeno jika saja ia tak segera sadar untuk kembali mengawasi gerak-gerik aneh anak majikannya. Berbeda dengan dua pengawalnya, Jeno malah bersyukur dengan kemampuan mobilnya. Hampir saja ia tadi menabrak kucing yang menyebrang, itu sebabnya ia melakukan gerakan menghindar dengan cepat ya meskipun berakhir hampir menabrak orang.
Hampir menabrak orang.
"Jen, ini bukan wilayah kampus." Bukan Yuta tapi Johnny yang berucap. Pria tinggi itu yakin jika sekarang nyawanya dan Yuta sedang diujung tanduk apalagi melihat bagaimana anak majikannya malah turun dari mobil.
Kedua mata Jeno menangkap seorang laki-laki terduduk tak jauh dari mobilnya dengan beberapa buku berhambur. Dapat ia dengar ringisan laki-laki tersebut membuatnya tersadar dan segera menghampiri sang korban. Memastikan tidak ada darah yang menggenang atau sejenisnya, Jeno memilih untuk berjongkok di dekat korbannya.
Eh ini anak kecil? Aduh.
Papa, Jeno menabrak anak kecil. Bagaimana ini papa?
"Hai," Jeno mengumpati dirinya sendiri begitu mendapati kata 'Hai' meluncur dari bibirnya. Mereka bukan sedang dalam kondisi baik dan bisa-bisanya ia melontarkan kata sapaan seperti itu. Anak laki-laki tersebut terdiam lalu melihat ke arah Jeno, merasa heran dengan apa yang baru saja ia dengar.
"Hai?"
Mengatup dua tangannya di hadapan, Jeno memohon ampun atas kesalahannya. "Ah, maafkan aku. Benar-benar maafkan aku."
"Eh? Iya iya. Sudah turunkan tanganmu dan tolong bantu berdiri ya?" Senyum yang begitu membutakan mata hati Jeno. Anak laki-laki itu punya suara yang menyenangkan ditambah wajah yang sangat ayu. Ayolah ini masih di tengah jalan dan ia tengah diburu waktu namun Jeno yakin ia masih punya kesempatan barang sedikit saja untuk mengagumi bentuk rupawan di hadapannya sekarang.
Memilih untuk menyembunyikan rona wajahnya yang memerah, Jeno membantu si korban memapahnya menuju mobilnya. Di sana sudah ada Yuta dan Johnny yang menunggunya was-was, takut jika terjadi pertempuran atau sejenisnya namun yang mereka dapati malah anak majikannya sedang kasmaran -sepertinya?
"Kamu mau membawaku kemana?" tanya sang korban ketika ia merasakan Jeno membantunya duduk di dalam mobil.
"Berobat. Johnny hyung tolong antarkan kami ke rumah sakit terdekat ya." Johnny cuma mengangguk pasrah dengan senyum aneh di wajahnya sedangkan Yuta masih berusaha memahami keadaan yang terjadi. Anak majikannya, Lee Jeno memang bukan anak yang sok jagoan atau keras seperti anak mafia lainnya. Ia malah terkesan lembut dan baik hati, ramah pada semua orang. Tapi untuk kasus kecelakaan seperti ini, Jeno bukanlah orang yang se-dermawan itu untuk membantu korban terluka apalagi sampai memapahnya dan membawa ke rumah sakit.
Anak majikannya ini sedang terkena syndrom cinta pandangan pertama nih?
...
"Berikan alasan yang jelas ya Lee Jeno kalau tidak mau Yogurt jadi taruhannya." Wajah Jaemin memang terlihat santai tapi perkataanya barusan benar-benar menyeramkan. Pasalnya Jaemin tak pernah main-main dengan ancaman yang ia lontarkan. Tempo hari ia harus membantu Yangyang -cintanya Jaemin yang menangis karena mendapati Jaemin sedang berkelahi. Itu semua karena lawannya Jaemin sengaja menantang pemuda Na dengan mengganggu Yangyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MA. FI. A
FanfictionMenjadi putra semata wayang dari ketua Mafia tak lantas membuat Jeno menjadi sosok bertangan dingin. Lee Jeno adalah seorang laki-laki yang penakut dan gemar bermain kucing. Ia juga nekat pulang malam sampai mengajak anak lawan ayahnya untuk membolo...