Allo~
Cause I have some spare time nowday, I might be 'in time' update forward (till I get busy again hoho), so please enjoy reading, and if you find any mistake, plot hole, etc, don't mind to warn me! ^^Happy reading! ❤
***
Suasana dalam mobil terasa begitu senyap meskipun ada dua orang yang duduk bersebelahan disana. Sesekali Resyakilla mencuri pandang kearah laki-laki yang fokus menyetir disampingnya. Ia ingin mengajaknya mengobrol, tapi belum tau topik yang tepat untuk menolong mood nya yang kemungkinan ada ditepi jurang kemurkaan.
“Mas tadi sampai dirumah jam berapa?
Akhirnya setelah menimbang, lebih baik Resyakilla mencari topik aman saja.
“Jam setengah tujuh an.” Balasnya singkat.
Resyakilla melirik jam tangannya, masih jam delapan lewat tiga puluh menit. Hanya satu jam dia dikampus tadi, mungkin tidak sampai, mengingat jalanan malam yang lumayan padat. Waktunya habis di jalan.
“Gimana kerjaannya? Lancar?”
“Hmm...” balas Jonathan lagi-lagi seolah enggan untuk memberikan jawaban lebih.
Laki-laki ini, kalau sudah badmood jangan ditanya. Saat goodmood saja irit bicara, ngomongnya singkat padat, apalagi kalau badmood.
Pernah dulu Resyakilla bersikap terlalu friendly jatuhnya malah di marahi karena terlalu berisik. Dua tahun bersama, membuat sedikit banyak Resyakilla paham dengan tabiatnya.
“Mas udah makan?”
Kali ini Resyakilla tidak mendengar jawaban datang dari Jonathan.
Oh, jadi Jonathan belum makan. Tidak ada jawaban berarti tidak. Jangan bilang tadi Jonathan sengaja pulang lebih awal karena ingin makan malam bersama?
Resyakilla menggigit kukunya cemas mendadak.
Ia ingat sekali dulu saat pertama masuk ke Nirvana Castle, ia diperlakukan bagaikan putri, makan di meja yang panjang dan luas, tapi selalu makan sendiri. Akhirnya saat Jonathan pulang, Resyakilla merengek meminta agar ditemani makan karena ia benci makan sendirian.
Sejak saat itu, Jonathan hampir tidak pernah melewatkan makan bersama baik saat sarapan ataupun makan malam—selain ada keperluan mendesak yang penting.
“Mas sorry, hari ini Eca yang salah.”
Resyakilla tidak bisa membendung emosinya, hanya mengatakan itu saja sudah membuat air matanya merebak dipelupuk, Resyakilla menahan isakannya. Ia paling tidak bisa untuk di diamkan semacam ini.
Mendengar isakan Resyakilla, Jonathan langsung meminggirkan mobilnya.
“Eca tau Eca salah, ngelanggar aturan Mas. Tapi Eca nggak maksud gitu. Eca cuma pengen refreshing suntuk dirumah sendiri.”
Resyakilla menumpahkan isi hatinya. Meskipun sebenarnya dia tidak mau dicap sebagai anak cengeng karena mengatakan ini saja sambil menangis, tapi ia tidak tau dari mana datangnya rasa emosional ini. Tiba-tiba saja dia jadi mellow begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire Marriage Partner
ЧиклитResyakilla tau kalau suaminya itu pendiam, emotionless, kaku, moody, galak, tidak bisa disentuh. Segala aspek yang dimiliki suaminya berkebalikan dengan laki-laki idamannya. Tapi disisi lain, suaminya juga merupakan manusia yang disiplin, bertanggun...