Happy reading ❤
Jonathan mengamati balkon lantai 3 yang terlihat dari bawah tempat ia dan teman-temannya kumpul. Disana terlihat 3 orang manusia yang tampak khusyu dengan laptop masing-masing. Sesekali ia akan melihat mereka berbincang sambil tertawa, mulai bertanya-tanya tentang apa kiranya yang mereka bicarakan.
“Eitss, ngelamun aja bro. Lihatin apa sih?” Zuha mengikuti arah pandang Jonathan meskipun Jonathan kini sudah berpaling. Ia menemukan sekelompok kecil lain yang ada dirumah itu.
“Siapa?” itu tanya Zuha, pandangannya tidak begitu jelas karena terik matahari sore.
“Lukas lagi kerkel.”
“Lukas? Kenapa dia kerkel disini?” tanya Zuha lagi. Ia menamatkan pandangannya, lalu berseru, “lah itu kan Eca.”
“Ya sekelompok.”
“Satunya?”
“Temennya mereka lah. Kenapa?”
Zuha langsung memasang wajah siaga saat Jonathan bertanya padanya dengan nada yang sedikit menindas. Serem!
“Kalem bro...” Ucap Zuha sambil menepuk pelan pundak Jonathan.
“Kalian berantem lagi?” tanya Retha menghampiri keduanya sambil menusukkan aneka sayur dan daging pada tusuk sate.
“Dikira kita ini masih bocil!” Dumel Zuha tidak terima.
“Ya emang agak mirip sih sifatnya. Umurnya aja yang udah banyak.” Celetuk Retha lagi yang diikuti dengusan kesal Zuha.
Retha berpaling pada Jonathan yang kini membantu menyiapkan perapian. Tangannya sibuk membersihkan tatakan saat Retha bertanya, “Eca kemana, kok nggak kelihatan?”
“Tuh...” sahut Zuha menunjukkan dahunya pada kelompok kecil yang ada di balkon.
“Siapa aja kok bertiga?”
Zuha menaikkan pundaknya. “Tanya aja sendiri.”
“Bukannya biasanya Eca nggak ngajakin siapa-siapa ya kalo dirumah?” tanya Retha lagi.
Retha bekerja sebagai bawahan langsung Jonathan, jadi ia memang cukup sering bekerja dirumah bersama Jonathan—kalau Jonathan sedang malas ke kantor. Ia juga cukup akrab dengan istri kecil bos sekaligus temannya itu.
Jonathan hanya mendengar pertanyaan itu dan membiarkannya menghilang begitu saja di udara tanpa bermaksud untuk menjawabnya. Ia juga sempat terkejut pagi tadi saat Eca tiba-tiba izin padanya untuk mengajak temannya kerkel dirumah.
Selesai dengan pembakaran, Jonathan melepas sarung tangannya. Ia membantu Kana yang terlihat masih sibuk mencuci bahan masakan yang lain. Sedang Zuha membantu Retha menusuk-nusuk bahan makanan.
Kafa dan Adam kembali membawa arang untuk membakar, kini keduanya bertugas sebagai tukang bakar-bakar. Hari mulai senja, makanan yang sudah matang ditata dimeja.
“Eca nggak dipanggil Jo? Ajakin turun sekalian makan-makan?”
Jonathan yang meneguk sodanya menatap kearah kumpulan anak-anak itu. Mereka terlihat sedang meregangkan badannya. Saat melihat, tanpa sengaja pandangan mereka jatuh satu sama lain. Jonathan bisa melihat Resyakilla melambaikan tangan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire Marriage Partner
Genç Kız EdebiyatıResyakilla tau kalau suaminya itu pendiam, emotionless, kaku, moody, galak, tidak bisa disentuh. Segala aspek yang dimiliki suaminya berkebalikan dengan laki-laki idamannya. Tapi disisi lain, suaminya juga merupakan manusia yang disiplin, bertanggun...