2# Keadaan di luar rencana!

5.6K 343 4
                                    

Resyakilla benar-benar lupa diri sesampainya di kampus. Halaman luas fakultas yang biasanya hanya diterangi lampu jalan remang-remang malam ini terlihat lebih meriah. Kelap kelip lampu led, lampu sorot, berbagai macam lampion yang terpasang, belum lagi bau yang tercium terasa sangat lezat yang datang dari berbagai kedai makanan yang ada disana. Suara berasal dari sound music panggung terdengar menggelegar ditelinga.

“Luke, katanya lo janjian sama Janice tadi?” Resyakilla mengingatkan Lukas tentang sepupunya yang katanya ingin mendatangi festival. Janice adalah sepupu Lukas yang berati juga keponakan Jonathan.

Lukas yang berdiri disampingnya masih fokus memeriksa ponselnya. “Sial, nggak ada sinyal nih! Gue telepon Janice dulu bentar, lo jangan hilang. Jangan kemana-mana!”

Resyakilla mengedarkan pandangannya ke sekeliling mengamati hiruk piruk keramaian di Fakultas Ekonomi. Sepertinya bukan hanya mahasiswa fakultasnya saja yang ada disini, ia melihat beberapa mahasiswa fakultas lain yang melintas. Memang acara festival fakultas ekonomi santer terdengar kepopulerannya. Resyakilla jadi tidak menyesal malam ini bisa ikut melihat acara ini.

“Eca!!!”

Resyakilla dikagetkan dari belakang, ia menoleh mendapati sahabatnya, Mika yang tersenyum lebar dihadapannya.

“Ngagetin aja! Gimana kalau jantung gue copot, emang lo bisa pasangin lagi?!”

“Ya mana bisa. Kalau suruh itungin laba untung biaya pengobatan sih gue masih bisa.” kilahnya.

Resyakilla akhirnya mencubit pipi Mika, membuat gadis itu mengeluh kesakitan.

“Aww! Sakitt, bego!”

“Salah sendiri siapa yang ngagetin!”

“Udah nyerah!!! Sakitt!!!”

Resyakilla tersenyum puas, ia melepaskan tangannya dari wajah Mika. Mika langsung melakukan senam wajah singkat.

“Lo emang sadis banget sih gila! Gimana kalau wajah gue yang cantik ini jadi banyak kerutan trus jelek?! Mau tanggungjawab apa?!”

“Ya mana bisa gue, emang dikira peri, simsalabim jadi cantik, simsalabim jadi jelek? Kalau mau cantik ya ke klinik sana, operasi plastik!”

Mika langsung memiting kepala Resyakilla, ia tidak melepaskannya bahkan saat Resyakilla memohon kesakitan padanya. Setelah sesaat, barulah dilepaskan.

“Gila, lo emang gila!”

“Iya, lo yang lebih gila karena temenan sama orang gila!” ejek Mika.

“Eh tumbenan lo kesini, sama siapa?” tanya Mika heran karena sahabatnya ini jarang sekali memunculkan wajahnya diacara seperti ini.

Meskipun banyak acara yang digelar BEM, tapi Resyakilla hampir selalu absen dalam partisipasi. Beda lagi kalau masalah kuliah pagi. Mika kadang bertanya pada Resyakilla, mungkinkah dia dipingit dirumah? Atau rentan terkena sawan kalau keluar malam-malam?

“Lukas dong, emang mau sama siapa lagi?”

“Kemana itu anak? Enak aja! Dia panitia bisa-bisanya lepas tangan pas lagi acara. Mau gue smackdown kalau ketemu!”

“Ngumpet kali, dipojokan sana.”

Mika memasang wajah marah-marah bin kesalnya. Resyakilla cukup sadar tentang kedekatan Lukas dan Mika. Meskipun mereka banyak bertengkar, tapi Resyakilla yakin kalau mereka berbagi rasa yang sama. Love-hate relationship. Mungkin hanya mereka berdua yang tidak sadar kalau mereka mungkin saling tertarik satu sama lain. Padahal orang lain bisa dengan jelas melihatnya.

Billionaire Marriage PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang